Gus Dur Pernah ke Israel Tanpa Mundur, Gus Yahya Kenapa Diminta Mundur? Ini Faktanya
Mendiang Presiden Gusdur semasa hidupnya.(Dok.JawaPos.com).
11:32
23 November 2025

Gus Dur Pernah ke Israel Tanpa Mundur, Gus Yahya Kenapa Diminta Mundur? Ini Faktanya

 - Di balik sosoknya yang humoris dan terkenal membela kaum kecil, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur juga dikenal sebagai tokoh yang berani melangkah ke wilayah yang tidak disentuh banyak pemimpin Muslim lain. Salah satu langkah paling kontroversial dalam kiprahnya adalah kunjungan-kunjungannya ke Israel, sebuah keputusan yang hingga kini masih menjadi bahan diskusi.

Kunjungan itu bukan terjadi sekali. Sepanjang kiprahnya sebagai tokoh lintas agama, Gus Dur beberapa kali datang ke Israel yang salah satunya saat menyaksikan perjanjian damai antara Israel dengan Yordania. Langkah tersebut berlangsung jauh sebelum ia menjadi Presiden RI, ketika ia masih memimpin PBNU dan dikenal sebagai tokoh pluralis yang aktif dalam jaringan intelektual internasional.

Langkah ini pun marak dibicarakan kembali setelah ramainya kabar mengenai KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya yang didesak mundur akibat kasus yang sedikit mirip, yakni penyelenggaraan program Akademi Kepemimpinan Nasional NU yang menghadirkan seorang narasumber yang dianggap tidak tepat oleh sebagian ulama. Hal ini lantaran narasumber terkait dengan jaringan zionisme internasional.

Berikut ulasan singkat mengenai kunjungan Gus Dur ke Israel seperti dirangkum dari laman NU Online dan berbagai sumber lainnya!

Awal Kunjungan: Undangan Perjanjian Damai Israel-Yordania

Seperti dilansir dari NU Online, kunjungan Gus Dur yang paling banyak dikenang terjadi pada 1994, ketika ia menerima undangan langsung dari Perdana Menteri Israel, Yitzhak Rabin, untuk hadir dalam prosesi penandatanganan perjanjian damai antara Israel dan Yordania.

Dalam perjalanan itu, Gus Dur merasakan kuatnya keinginan masyarakat Israel untuk hidup damai, tanpa memandang agama maupun asal-usul mereka. Ia berinteraksi dengan warga Yahudi, Arab, Muslim, maupun Kristen, dan semuanya menyampaikan pesan serupa, hanya mereka yang hidup dalam bayang-bayang perang yang sungguh memahami arti kedamaian.

Pada masa itu, kunjungan seorang tokoh Muslim Indonesia ke Israel dianggap tidak lazim, bahkan tabu, karena Indonesia secara resmi tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Namun bagi Gus Dur, dialog lintas batas justru merupakan arena penting untuk merawat perdamaian global, bukan pengakuan politik.

Tidak Mewakili Negara, Tapi Tetap jadi Sorotan

Gus Dur datang bukan atas nama negara. Ia datang sebagai intelektual, ulama, dan aktivis perdamaian. Meski begitu, perannya yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum PBNU membuat langkahnya tetap disorot, dan kritik pun bermunculan dari dalam maupun luar komunitas NU.

Reaksi publik beragam. Sebagian menilai Gus Dur terlalu berani menabrak sensitivitas politik luar negeri Indonesia, sementara yang lain mengapresiasi keberaniannya menjembatani dialog dengan komunitas yang selama ini dipenuhi prasangka. Namun Gus Dur tetap teguh pada prinsipnya, umat beragama harus berbicara satu sama lain, meskipun sejarah dan politik mengatakan sebaliknya.

Ketum PBNU Gus Yahya. (JawaPos)

Tujuan Besar: Mendorong Ruang Dialog Israel-Palestina

Kunjungan itu bukan sekadar momentum intelektual. Gus Dur dipercaya sebagai figur Muslim moderat yang diterima di berbagai komunitas global. Ia berusaha menggunakan jejaring tersebut untuk membuka ruang dialog antara tokoh-tokoh Israel dan Palestina. Gagasan Gus Dur sederhana, Indonesia tidak mungkin bisa berperan dalam perdamaian Palestina dan Israel jika tidak menjalin hubungan diplomatik dengan keduanya. 

Gus Dur selalu menegaskan dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina, dan sikap itu konsisten hingga akhir hayatnya. Kunjungannya ke Israel justru ia lihat sebagai upaya memperluas jalur komunikasi agar isu Palestina mendapatkan dukungan moral lebih kuat dari kalangan Yahudi progresif, seperti bergabungnya dirinya dengan yayasan Shimon Peres.

Editor: Kuswandi

Tag:  #pernah #israel #tanpa #mundur #yahya #kenapa #diminta #mundur #faktanya

KOMENTAR