Ijazah Doktor Dituduh Palsu, Arsul Sani Bongkar Perjalanan Studinya dari Skotlandia ke Polandia
Hakim Konstitusi Arsul Sani menjelaskan perjalanan panjang studinya hingga mencapai gelar doktor.
Perjalanan studinya itu kini diadukan ke Bareskrim. Ijazah doktor Arsul disebut-sebut palsu.
Arsul pun menjelaskan, sebelum meraih gelar doktor dari Collegium Humanum atau Warsawa Management University pada tahun 2022, ia lebih dahulu mengambil program doktor di Glasgow Caledonian University (GCU).
“Saya memulai studi doktoral saya itu pada awal, mulai kuliahnya, tahun 2011. Saya mengikuti program doktoral yang dinamakan Professional Doctorate Programme di bidang Justice, Policy, and Welfare di Glasgow School for Business and Society Glasgow Caledonian University, Scotland, United Kingdom,” ujar Arsul dalam konferensi pers di Gedung Mahkamah Konstitusi, Senin (17/11/2025).
Selama 2011-2012, Arsul rutin bolak-balik Skotlandia dan Jakarta untuk mengikuti perkuliahan.
Setelah kewajiban untuk mengikuti kelas selesai, Arsul mulai menyusun disertasinya.
Berhubung penelitian disertasi ini tidak perlu dilakukan di kampus, Arsul pun lebih sering berada di Jakarta.
Sibuk politik dan internal PPP
Namun, pada tahun 2013 ke atas, Arsul juga sibuk di dunia politik tanah air.
Saat itu, ia mendaftarkan diri sebagai calon legislatif dari PPP dan lolos ke Senayan pada tahun 2014.
Pada Pemilu 2014, Arsul juga disibukkan dengan internal partai PPP.
Saat itu, ia menjadi tim sukses untuk Joko Widodo dan Ma’ruf Amin.
“Jadi, sebelum pemilu beberapa bulan, empat atau enam bulan sebelumnya, Pak Rommy yang waktu itu posisinya sekjen DPP PPP itu telepon saya yang lagi suka bolak-balik ke Jakarta-Glasgow karena memulai untuk riset dan penulisan disertasi. Beliau minta agar saya juga bisa fokus juga ke pencalegan supaya PPP kursinya tidak hilang,” lanjut Arsul.
Selama menjadi anggota DPR RI, Arsul banyak terlibat di beberapa pembahasan dan panitia khusus (pansus) penyusun rancangan undang-undang, misalnya, RKUHP dan RUU Terorisme.
Selain itu, PPP sendiri bergejolak di tahun 2014.
Saat itu PPP terbelah menjadi kubu Suryadarma Ali, Djan Faridz, dan Romahurmuziy alias Rommy.
Perpecahan internal PPP ini juga menyita perhatian Arsul yang saat itu masih berusaha menyelesaikan disertasinya.
Berhenti kuliah di 2017
Dengan segala dinamikanya, program doktoral yang dimulai pada tahun 2011 terpaksa dihentikan pada tahun 2017.
“Karena dengan kesibukan-kesibukan di DPR itu, maka saya kemudian di tahun 2017 itu memutuskan untuk exit dari program profesional doktoral di Glasgow Caledonian University,” kata Arsul.
Namun, sebelum memutuskan berhenti, Arsul sudah mengumpulkan 180 kredit perkuliahan.
Pencapaian ini dianggap setara dengan gelar master atau S2.
Jadi, dari Glasgow Caledonian University, Arsul mendapatkan gelar Master untuk bidang Justice, Policy, and Welfare.
Lanjut kuliah di 2020
Setelah mendapatkan gelar master, Arsul memutuskan untuk melanjutkan kuliahnya lagi pada tahun 2020.
Kali ini, ia mengambil program doktoral dari sebuah universitas di Warsawa, Polandia, Collegium Humanum atau Warsawa Management University.
Program ini juga memiliki sistem yang mirip dengan Universitas Glasgow sehingga Arsul tidak perlu mengambil seluruh kelas dari awal.
Pada tahun 2020, perkuliahan juga dilaksanakan secara online karena pandemi Covid-19 yang melanda.
Berhubung banyak kelas yang tidak perlu diambil lagi, Arsul pun melakukan penelitian disertasi di Indonesia.
Ia mewawancarai beberapa narasumber untuk menyusun disertasi yang berjudul “Reexamining The Considerations of National Security Interest and Human Rights Protection in Counterterrorism Legal Policy: A Case Study on Indonesia with Focus on Post-Bali Bombings Development.”
Beberapa narasumber yang diwawancarai saat itu adalah Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) 2020-2023, Komjen Pol Boy Rafli Amar, dan Kepala Densus 88 Polri Irjen Pol Marthinus Hukom.
Lulus doktor 2022
Setelah menyelesaikan disertasinya, Arsul dinyatakan lulus pada Juni 2022.
Lalu, beberapa bulan kemudian, tepatnya Maret 2023, ia diwisuda di Warsawa, Polandia.
Arsul yang ditemani istrinya hadir langsung di acara wisuda tersebut.
Dalam wisuda itu hadir juga Duta Besar Indonesia untuk Polandia, Anita Lidya Luhulima.
Mereka sempat berfoto bersama, dan foto ini ditunjukkan oleh Arsul dalam konferensi pers hari ini.
Diadukan ke Bareskrim
Diberitakan, Aliansi Masyarakat Pemerhati Konstitusi hendak melaporkan Hakim Konstitusi Arsul Sani ke Bareskrim Polri terkait dugaan penggunaan ijazah doktor palsu pada Jumat (14/11/2025).
Namun, laporan tersebut belum langsung diterima karena penyidik meminta pelapor untuk kembali pada Senin (17/11/2025).
Koordinator Aliansi, Betran Sulani, menjelaskan pihaknya telah berdiskusi panjang dengan penyidik saat mendatangi Bareskrim pada Jumat.
Namun, nomor laporan polisi (LP) belum diterbitkan.
“Prinsipnya mereka terima, namun belum diterbitkan nomor LP-nya dan diminta untuk balik lagi di hari Senin besok. Kemarin sudah banyak hal yang didiskusikan,” kata Betran kepada Kompas.com, Minggu (16/11/2025).
Ia menambahkan bahwa pihaknya juga berencana mendatangi Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) untuk menyampaikan laporan serupa.
Tag: #ijazah #doktor #dituduh #palsu #arsul #sani #bongkar #perjalanan #studinya #dari #skotlandia #polandia