Antasari Azhar Wafat: Dari Ujung Tombak KPK, Jeruji Besi, Hingga Pesan Terakhir di Rumah
Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar keluar dari Lembaga Pemasyarakatan Klas I Tangerang, Banten, Kamis (10/11). [suara.com/Oke Atmaja]
16:16
9 November 2025

Antasari Azhar Wafat: Dari Ujung Tombak KPK, Jeruji Besi, Hingga Pesan Terakhir di Rumah

Baca 10 detik
  • Mantan Ketua KPK Antasari Azhar meninggal dunia pada Sabtu (8/11/2025) di kediamannya, sesuai dengan permintaan terakhir yang ia sampaikan kepada keluarga
  • Perjalanan kariernya mencakup posisi strategis sebagai jaksa yang menangani kasus Tommy Soeharto dan Ketua KPK yang dikenal dengan gebrakan beraninya
  • Kariernya terhenti setelah divonis 18 tahun penjara atas kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnain, sebelum akhirnya menerima grasi dari Presiden Jokowi dan bebas pada 2017

Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar, salah satu figur paling berpengaruh sekaligus kontroversial dalam sejarah penegakan hukum Indonesia, meninggal dunia pada Sabtu (8/11/2025). Ia mengembuskan napas terakhir di kediamannya, sebuah akhir yang tenang setelah perjalanan hidup yang penuh gejolak, sesuai dengan permintaan terakhirnya.

Keinginan sederhana itu menjadi kenangan mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan. “Dia pengen meninggal di rumah. Bilang, ‘Saya pengen meninggal di rumah’. Dia pengen pulang, katanya,” ungkap menantunya, Ardiansyah, saat ditemui di Masjid Asy-Syarif, BSD, Serpong, Tangerang Selatan, pada Sabtu (8/11/2025) sore.

Antasari wafat setelah sempat dirawat di rumah sakit. Kondisinya sempat dinyatakan membaik dan diizinkan pulang. Namun, takdir berkata lain. Tak lama setelah tiba di rumah, kondisinya menurun drastis. “Beliau sempat kena virus, tapi enggak tahu itu covid atau bukan,” tambah Ardiansyah.

Jenazahnya dishalatkan di Masjid Asy-Syarif, dihadiri oleh keluarga, kerabat, dan sejumlah tokoh penting, termasuk sahabat lamanya, Ketua Komisi Percepatan Reformasi Polri Jimly Asshiddiqie. Isak tangis mengiringi keberangkatan jenazah ke San Diego Hills Memorial Park, Karawang, untuk dimakamkan.

Boyamin Saiman, kuasa hukum sekaligus sahabat karibnya, memohon doa dari masyarakat. “Mohon doa dan dimaafkan kesalahannya. Semoga beliau mendapatkan pahala sebanyak-banyaknya di akhirat,” ucap Boyamin.

Jejak Aktivis dan Jaksa Berani

Lahir di Pangkal Pinang pada 18 Maret 1953, Antasari Azhar adalah anak keempat dari 15 bersaudara. Jiwa aktivisnya sudah terbentuk sejak mengenyam pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, di mana ia aktif sebagai Ketua Senat Mahasiswa dan dikenal sebagai demonstran yang vokal pada era 1978.

Meskipun awalnya bercita-cita menjadi diplomat, jalan hidup membawanya ke korps Adhyaksa. Kariernya sebagai jaksa dimulai pada 1985 dan terus menanjak. Namanya meroket saat menjabat Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, ketika ia dengan berani menangani kasus besar yang melibatkan Tommy Soeharto. Ketegasannya inilah yang mengantarkannya ke puncak karier.

Puncak Kuasa di KPK dan Badai Hukum

Pada 18 Desember 2007, Antasari terpilih menjadi Ketua KPK. Di bawah kepemimpinannya, lembaga antirasuah itu membuat gebrakan-gebrakan besar yang menyasar pejabat-pejabat tinggi negara, menjadikannya figur yang disegani sekaligus ditakuti.

Namun, masa jabatannya terhenti secara tragis. Pada 2009, Antasari ditetapkan sebagai terdakwa dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Nasrudin Zulkarnain. Ia divonis 18 tahun penjara, sebuah putusan yang terus ia lawan dan tegaskan bukan perbuatannya.

Setelah menjalani dua pertiga masa hukuman, Antasari Azhar yang tak pernah berhenti mencari keadilan akhirnya mendapatkan grasi dari Presiden Joko Widodo. Ia bebas bersyarat pada 10 November 2016 dan bebas murni pada 2017, menutup babak kelam dalam hidupnya.

Editor: Bangun Santoso

Tag:  #antasari #azhar #wafat #dari #ujung #tombak #jeruji #besi #hingga #pesan #terakhir #rumah

KOMENTAR