Pidato di Peringatan KAA ke-70, Megawati: Kemerdekaan Palestina Harus Penuh, Tanpa Tawar-Menawar!
- Megawati tegaskan kemerdekaan hakiki Palestina jadi amanat moral Bung Karno dan semangat Dasa Sila Bandung.
- Ia sebut dukungan Palestina bukan isu politik, tapi kemanusiaan universal yang harus diperjuangkan dunia.
- Megawati ajak negara Asia-Afrika bersatu hadapi tantangan baru seperti iklim, ketimpangan, dan digitalisasi.
Presiden Kelima RI sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, kembali menyerukan kemerdekaan hakiki bagi Palestina dan persatuan global negara-negara Asia-Afrika.
Hal itu disampaikannya dalam pidato kuncinya di seminar internasional “Commemorative Seminar of the 70th Anniversary of the 1955 Bandung Asian–African Conference: Bung Karno in a Global History”, di Blitar, Sabtu (1/11/2025).
Megawati menegaskan bahwa semangat Dasa Sila Bandung yang lahir dari KAA 1955 belum sepenuhnya terwujud jika Palestina masih belum merdeka secara utuh.
“Saya selalu bertanya kepada para pemimpin Asia-Afrika, apa yang telah dihasilkan dari Dasa Sila Bandung bagi negerimu? Banyak memang yang sudah merdeka. Tetapi kemerdekaan yang hakiki seperti yang diinginkan Bung Karno, apakah betul telah terlaksana?” ujar Megawati.
Menurutnya, dukungan terhadap Palestina bukanlah isu politis semata, melainkan moral dan kemanusiaan universal yang diwariskan langsung dari Bung Karno.
“Jadi kalau saya ikuti kemarin di PBB, saya selalu mengatakan bahwa yang namanya Palestina Merdeka itu, menurut saya dan sesuai juga dengan keinginan ayah saya harus berdaulat, merdeka penuh. Jadi bukan harus ada tawar-menawar,” katanya.
Pernyataan ini memperkuat posisi Indonesia yang konsisten membela Palestina di berbagai forum internasional, termasuk di PBB dan Global Civilization Dialogue di Beijing yang juga dihadiri Megawati pada Juli 2025.
Megawati menilai bahwa Konferensi Asia-Afrika (KAA) bukan sekadar peristiwa diplomatik historis, melainkan manifesto moral dunia yang masih relevan hingga kini terutama di tengah meningkatnya ketimpangan global, perang, dan krisis kemanusiaan.
“KAA adalah simbol paling kuat dari visi internasional Bung Karno. Dunia harus kembali menghidupkan semangatnya untuk membangun tata dunia yang lebih adil dan berkelanjutan,” ujarnya.
Ia mengingatkan bahwa solidaritas Asia-Afrika tidak boleh berhenti pada wacana politik masa lalu.
Semangat itu, kata dia, harus diterjemahkan menjadi kerja sama konkret menghadapi tantangan baru seperti perubahan iklim, ketimpangan ekonomi, dan neokolonialisme digital.
"Jadi bagi saya, tolonglah, jika kita bisa membuat pikiran kita futuristik ke masa depan, tolonglah, kita harus bersama lagi untuk mewujudkannya. Karena jika tidak kita bersatu, saya tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan," pungkasnya.
Tag: #pidato #peringatan #megawati #kemerdekaan #palestina #harus #penuh #tanpa #tawar #menawar