Musim Hujan Tiba Para Petani di Mojosari Terancam Gagal Panen, Berikut Permasalahannya
Banjir genangi lahan sawah di Mojosari, Petani terancam gagal panen./Radar Mojokerto
10:56
7 Februari 2024

Musim Hujan Tiba Para Petani di Mojosari Terancam Gagal Panen, Berikut Permasalahannya

 Banjir luapan yang melanda Desa Salen, Kecamatan Bangsal dan Desa Jotangan, Mojosari berdampak luas. Puluhan hektare tanaman padi terancam gagal tanam.

Dilansir dari Radar Mojokerto pada Rabu (7/2), Kepala Desa Salen Suyanto Fery Anggirawan menerangkan banjir luapan yang menggenangi sawah seluas 56 hektare belum surut sepenuhnya pada Selasa (6/2).

Kendati saat ini ketinggian air sudah berangsur surut. "Genangan yang di jalan di dusun Salen dan Semanggi hari ini sudah surut. Kalau di sawah, belum surut sepenuhnya," jelasnya kepada Radar Mojokerto.



Diakuinya banjir luapan kali ini membuat para petani khawatir akan panen di sawah. Karena banjir menyasar area persawahan yang notabene lahannya baru digarap dan ditanami padi usia 7 hari.

Praktis, para petani dibayangi gagal tanam jika cuaca terus memburuk. "Sekarang masih terhitung sehari ya. Kalau besok dan lusa masih belum surut, bisa kemungkinan padinya mati. Tentu harus tanam lagi," ujar Suyanto.

Kendati begitu, pihaknya belum melaporkan imbas bencana hidrometerologi ini ke dinas pertanian. Sebab pihaknya masih perlu memastikan perkembangan kondisi di hari berikutnya.



"Semoga nanti dan besok tidak hujan lagi. Kalau begitu terus lama surutnya padi jadi rusak," ujar Kades Salen.

Hal senada diungkapkan Kades Jotangan M Irfak. Sawah seluas 17 hektare di Dusun Gembongan dan Jotangan yang baru ditanami padi usia sepekan terancam rusak.

Tak lain karena diterjang banjir luapan dari aliran Sungai Afvour Gedang.

"Belum kita laporkan masih nunggu 3-5 hari kedepan. Kalau nanti ada yang rusak kita laporkan. Kalau besok sudah surut dan tidak ada yang rusak, berarti masih bisa lanjut," jelas Irfak.



Dijelaskannya area persawahan tidak terjangkau pompa air kapasitas 600 liter/detik yang terpasang untuk mengantisipasi banjir.

Praktis surutnya banjir di area persawahan hanya mengandalkan resapan. "Semoga saja tidak hujan deras lagi. Pompa air cuma untuk genangan di permukiman saja. Jadi sawah-sawah ini surutnya secara alami," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, Nurul Istiqomah mengatakan pemkab akan menyiapkan bantuan bibit padi jika terjadi gagal tanam akibat bencana banjir tersebut.



"Seperti yang sudah-sudah, kalauada yang puso diusulkan penggantian bibit. Ini mempertimbangkan dampak terjadinya bencana alam," jelasnya

Kendati begitu pihaknya masih menunggu hasil pantauan Balai Penyuluh Pertanian di dua kecamatan untuk mengkaji dampak banjir di area pertanian.

Di Desa Salen, Mojosari banjir menggenangi jalan di Dusun Salen dan Semanggi berikut 56 hektare sawah. Ini dikarenakan salah satu titik tanggul seluas 2x2 meter jebol tergerus tingginya debit air.



Di Desa Jotangan, banjir menggenangi jalan desa di Dusun Gembongan dan sawah seluas 17 hektare sejak pukul 02.00 WIB disebabkan sungai Afvour Gedang meluap tak mampu menampung tingginya debit air.

Editor: Hanny Suwin

Tag:  #musim #hujan #tiba #para #petani #mojosari #terancam #gagal #panen #berikut #permasalahannya

KOMENTAR