Kartu Teluk Bintuni Smart dan UNIMUTU, Jurus Pemerintah Dongkrak Pendidikan Papua
Wamendiktisaintek Fauzan bersama pemerintah daerah Teluk Bintuni meluncurkan Kartu Teluk Bintuni Smart dan melakukan pembanguanan kampus. (Diktisaintek)
00:08
16 Juni 2025

Kartu Teluk Bintuni Smart dan UNIMUTU, Jurus Pemerintah Dongkrak Pendidikan Papua

– Akses pendidikan tinggi di Papua masih menjadi tantangan besar. Berdasarkan data Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah XIV, angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi di tanah Papua baru mencapai 11 persen.

Angka ini terpaut jauh dari rata-rata nasional yang menyentuh 35 persen. Artinya, sekitar 89 persen anak muda Papua belum menjangkau jenjang pendidikan tinggi.

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Fauzan mengakui ketimpangan ini. Menurutnya, kendala geografis, keterbatasan ekonomi, dan minimnya infrastruktur menjadi faktor utama rendahnya akses pendidikan.

Situasi ini sangat terasa di wilayah Teluk Bintuni, Papua Barat. Banyak anak muda dari tujuh suku di sana terpaksa mengubur impian kuliah karena mahalnya biaya dan sulitnya akses logistik.

Sebagai respons konkret, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) bersama pemerintah daerah meluncurkan dua program strategis. Yakni, pembangunan Universitas Muhammadiyah Teluk Bintuni (UNIMUTU) dan peluncuran Kartu Teluk Bintuni Smart.

“Sudah saatnya kita berhenti beralasan bahwa Teluk Bintuni adalah daerah terpencil. Justru dari keterpencilan itu harus tumbuh semangat untuk mandiri, semangat untuk maju,” ujar Fauzan, Minggu (15/6).

Kartu Teluk Bintuni Smart merupakan program afirmatif yang menyasar anak-anak asli Papua. Fasilitas ini mencakup pembiayaan kuliah, biaya hidup, dan bantuan perumahan, agar siswa bisa fokus sepenuhnya pada proses belajar.

Sementara itu, kampus UNIMUTU diharapkan dapat meningkatkan APK di Papua secara signifikan. Kampus ini menjadi perguruan tinggi ke-127 di tanah Papua dan tergabung dalam jaringan lebih dari 160 kampus Muhammadiyah di Indonesia.

Fauzan menegaskan pentingnya pembangunan Papua yang bersifat inklusif. Ia menekankan bahwa pendidikan dan pengembangan SDM harus menjadi prioritas, terutama di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).

“Sejalan dengan tujuan tersebut, kolaborasi dengan pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni telah membuka jalan. Fasilitas telah disiapkan. Kini saatnya lembaga pendidikan, tokoh masyarakat, dan seluruh rakyat Indonesia untuk ikut ambil bagian dalam misi besar ini,” jelasnya.

Kepala LLDikti Wilayah XIV, Suriel Mofu, menyampaikan bahwa UNIMUTU akan mendapat dukungan penuh dalam hal pembinaan mutu. Termasuk akses terhadap program KIP Kuliah setelah akreditasi institusi rampung.

Ia juga berharap UNIMUTU bisa menjadi pusat pencerahan dan pemberdayaan lokal. Mengingat, dari sekitar 93 ribu lulusan sarjana yang dihasilkan Papua dalam tujuh tahun terakhir, sebagian besar belum kembali ke kampung halaman untuk mengabdi.

 

 

Editor: Dhimas Ginanjar

Tag:  #kartu #teluk #bintuni #smart #unimutu #jurus #pemerintah #dongkrak #pendidikan #papua

KOMENTAR