



Melihat dari Dekat Teknologi Pertahanan Terkini, Drone Menjadi Idola di Tengah Perang Global
Pameran dua tahunan Indo Defence Expo & Forum yang berpusat di JIExpo Kemaoyran, Jakarta berakhir Sabtu (14/6). Dalam ajang dua tahunan itu, masyarakat disuguhkan tampilan persenjataan dan perlengkapan tempur yang modern. Mulai dari senapan, pesawat tanpa awak atau drone, mobil, dan lainnya. Berikut diantaranya.
---
DALAM pertempuran modern seperti sekarang, persenjataan tanpa awak seperti drone menjadi primadona. Misalnya yang paling hangat, serangan Israel ke Teheran, ibu kota Iran, menggunakan drone yang kabarnya diselendupkan terlebih dahulu. Serangan itu berbalas dengan pengiriman 100 buah drone dari Iran ke Israel.
Begitupun dalam peperangan antara Ukraina dengan Rusia yang sudah berlangsung sejak 2022 lalu. Pertempuran tidak hanya terjadi di darat, tetapi juga di udara lewat drone. Baik Ukraina maupun Rusia sama-sama saling serang menggunakan drone.
Drone yang digunakan kedua negara dikenal dengan sebutan kamikaze. Yaitu drone yang tugasnya adalah bunuh diri. Drone tersebut dilengkapi dengan senjata yang kemudian meledak saat menabrak target atau sasaran. Drone kamikaze milik Rusia ada yang bernama Shahed-136.
Di ajang Indo Defence Expo & Forum, keberadaan sejumlah drone atau pesawat tanpa awak menyita perhatian pengunjung. Di antara yang terlihat mencolok adalah Drone Baykar Bayraktar TB3 buatan Turki. Drone tersebut masuk kategori pesawat tempur tanpa awak dengan ketinggian menengah dan jarak jauh.
Drone yang didominasi warna putih itu, berbasis di kapal induk milik Turki. Keunggulan dari Drone Baykar Bayraktar TB3 itu adalah mampu lepas landas dan mendarat di landasan jarak pendek. Sebelumnya Indonesia dengan Turki sudah menjalin kerja sama untuk alutsista, di antaranya mendatangkan drone tersebut ke Indonesia sebagai penguatan pertahanan merah putih.
Berbagai produsen alutsista dalam negeri dan luar negeri memamerkan produk di Indo Defence 2024 pada 11-14 Juni 2025. (Syahrul Yunizar/JawaPos.com).
Dari paparan spesifikasinya, drone Baykar Bayraktar TB3 memiliki misi utama untuk menjalankan pengintaian. Meskipun begitu, drone tersebut juga memiliki amunisi yang ditempatkan di bagian bawah sayapnya. Spesifikasi utama drone ini adalah bentang sayapnya 14 meter. Kemudian panjangnya 8,35 meter. Drone tersebut mempunyai kapasitas muatan seberat 280 Kg, berat lepas landas total 1.600 kg, serta daya tahan di udara selama sektiar 21 jam.
Sebagai tuan rumah, Indonesia tidak mau kalah menunjukkan peralatan militer modern. Diantaranya ditunjukkan oleh PT Pindad, perusahaan pelat merah yang berfokus pada perlengkapan militer. Dalam pameran kali ini, Pindad diantaranya mamerkan sejumlah senapan terbaru mereka. Selain itu juga ada tank serta beberapa kendaraan militer.
Untuk senapan, di antaranya ada SM2-V2. Senapan ini adalah varian dari SM2 yang dimodifikasi untuk kebutuhan khusus seperti coaxial gun. Yaitu, kebutuhan senapan yang ditempatkan di Meriam atau lainnya. Bagian popor dari senaman dihilangkan. Jarak efektif senjata ini adalah 1.000 meter atau 1 km. Varian ini mampu memuntahkan peluru sebanyak 700 sampai 1.200 dalam satu menitnya.
Produk Pindad lainnya yang jadi sorotan dalam pameran itu adalah Tank Harimau APC. Pindad bekerja sama dengan FNSS dari Turki untuk memproduksnya mulai tahun ini. Kemudian target pengiriman perdana mereka di 2026 nant. Tank ini masuk dalam kategori 60 ton. Mampu mengangkut 13 personel, termasuk pengemudi, penembak, dan komandan. Diantara keunggulan tank tersebut adalah dilengkapi perlindungan balistik dan ranjau.
Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad Prima Kharisma mengatakan mengatakan dalam pameran kali ini mereka tidak hanya melakukan pameran statis. Tetapi juga menghadirkan sejumlah sesi peragaan atau live demo.
Di antaranya adalah live demo Maung V3 Tangguh yang dikendarai oleh personel Detasemen Kawal Khusus (Walsus) Kementerian Pertahanan. Pertunjukan yang disajikan adalah operasi tempur di zona merah, pengintaian, serta kemampuan menyerbu dalam kondisi sunyi.
’’Kami hadir di ajang Indo Defence 2025 dengan menampilkan produk pertahanan terbaru,’’ katanya. Kehadiran tersebut menegaskan komitmen Pindad untuk menghadirkan produk pertahanan yang berkelanjutan, kompetitif, dan inovatif. Tujuannya adalah untuk mewujudkan kemandirian atau swasembada di bidang industri pertahanan. Dia mengklaim produk dan inovainya siap mendukung TNI dan Polri untuk berbagai misi dan beragam medan.
Sementara itu Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabas mengatakan penyelenggaran Indo Defence Expo & Forum itu mempunyai peran strategis. Diantaranya adalah untuk membangun koneksi industri pertahanan tanah air di pasar global. ’’Karena menjadi ajang pertemuan antara produsen dan calon pembeli dari penjuru dunia,’’ tuturnya kemarin (14/6).
Selain itu untuk Indonesia sendiri, pameran tersebut menjadi media untuk memamerkan kepada dunia perkembangan industri pertahanan dalam negeri. Perusahaan-perusahaan yang jadi peserta pameran bisa melakukan kerjasama B2B untuk kepentingan ke depan.
Lalu manfaat yang ketiga adalah industri pertahanan di Indonesia bisa melihat langsung bagaimana perkembangan teknologi di luar negeri. ’’Termasuk mempelajari isu-isu apa saja yang jadi perhatian industri teknologi global,’’ katanya. Dari informasi tersebut, bisa jadi landasan untuk memperkuat industri pertahanan di tanah air.
Sebelumnya ajang Indo Defence Expo & Forum dibuka oleh Presiden Prabowo Subianto pada Rabu (11/6) lalu. Dia mengatakan pameran itu digelar untuk memberi kesempatan industri pertahanan dalam negeri dan negara-negara sahabat untuk saling belajar. ’’Mengikuti perkembangan teknologi dan sains, khususnya di bidang pertahanan,’’ kata Prabowo.
Selama empat hari, total ada 1.180 peserta yang mengikuti pameran. Para peserta tersebut berasal dari 42 negara sahabat. Perinciannya adalah ada 659 perusahaan dari luar negeri dan 521 perusahaan dari dalam negeri. (wan)
Tag: #melihat #dari #dekat #teknologi #pertahanan #terkini #drone #menjadi #idola #tengah #perang #global