



Tekad Prabowo Tuntaskan ''Giant Sea Wall'' yang Digagas Sejak Era Soeharto...
- Presiden Prabowo Subianto nampaknya bertekad menuntaskan pembangunan tanggul laut raksasa (giant sea wall) setelah direncanakan sejak 30 tahun lalu di era Presiden ke-2 RI Soeharto.
Tekad ini ditekankannya dalam sambutannya di acara penutupan Konferensi Internasional Infrastruktur Tahun 2025 di Jakarta Pusat, Kamis (12/6/2025).
Ia menganggap, tanggul laut adalah infrastruktur vital yang perlu diselesaikan.
Setidaknya, pembangunan harus dimulai di eranya, meski nanti bukan dirinya yang meresmikan karena pembangunannya membutuhkan waktu puluhan tahun.
"Saya ingin garisbawahi salah satu proyek infrastruktur yang sangat strategis, yang sangat vital bagi kita. Merupakan suatu mega proyek tapi harus kita laksanakan adalah giant sea wall, tanggul laut Pantai Utara Jawa," kata Prabowo, dalam sambutannya, Kamis.
Direncanakan sejak 1995
Pembangunan tanggul laut raksasa di Pantai Utara Jawa sudah masuk perencanaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada tahun 1995 di era Presiden Soeharto.
Pembangunannya sebagai respons terhadap ancaman nyata dari peningkatan muka air laut dan penurunan muka tanah di pantai utara Jawa.
Sejak saat itu, konsultan lokal dan internasional, termasuk firma Belanda, sudah menyusun rencana awal dan masterplan.
Namun, hingga kini, implementasinya tidak pernah berjalan.
Prabowo ingin pembangunan tanggul laut raksasa ini tidak lagi ditunda-tunda, menyusul ancaman yang mengadang di depan.
"Proyek ini berada dalam perencanaan Bappenas sejak tahun 95. Bayangkan. Sejak tahun 95. Thirty years ago, kalau tidak salah 30 tahun lalu. Tapi, kita tidak berkecil hati, sekarang tidak ada lagi penundaan," ucap Prabowo.
Kepala Negara menekankan akan mengerjakan proyek tersebut sesegera mungkin.
"Sudah tidak perlu lagi banyak bicara, kita akan kerjakan itu segera," beber dia.
Butuh dana 80 miliar dollar
Karena proyek besar, Prabowo menghitung pembangunannya membutuhkan dana senilai 80 miliar dollar AS.
Pendanaan itu juga menghitung panjang tanggul laut yang tidak main-main, yakni mencapai lebih dari 500 kilometer dari Banten hingga ke Gresik, Jawa Timur.
"Perkiraan biaya yang dibutuhkan 80 miliar dollar. Dan waktu perkiraan untuk di Teluk Jakarta saja kemungkinan 8 sampai 10 tahun. Kalau sampai ke Jawa Timur mungkin membutuhkan waktu 20 tahun. 15-20 tahun," ungkap Prabowo.
Prabowo menekankan, lamanya pembangunan karena jaraknya yang sangat panjang tidak perlu dipermasalahkan.
"Tidak ada masalah, ada pepatah kuno ‘perjalanan 1.000 kilometer dimulai oleh satu langkah’ kita akan segera mulai itu," ujar dia.
Minta DKI dan investor asing patungan
Besarnya dana pengerjaan membuat Prabowo berpikir menerapkan sistem urunan atau patungan.
Ia meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk urunan, menanggung biaya pembangunan tanggul laut di Teluk Jakarta.
Pembangunan tanggul laut untuk wilayah Teluk Jakarta itu menurut perkiraannya memakan biaya 8-10 miliar dollar AS, dari total kebutuhan 80 miliar dollar AS.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta pun sudah berjanji mendukung proyek ini lantaran memiliki kapasitas fiskal yang sangat besar.
"Kalau 8 sampai 10 miliar dollar (AS) saya kira kita sendiri mampu. Saya sudah ketemu (Gubernur DKI Jakarta) beberapa hari yang lalu dan sudah kirim utusan, tanya gubernur DKI dukung proyek ini atau tidak? Saya dapat jawaban ‘dukung’ Alhamdulillah," beber Prabowo.
Tidak hanya pemerintah provinsi, ia mengingatkan pemerintah pusat untuk ikut urunan.
Begitu pun mengajak investor asing dari China, Jepang, hingga Eropa berinvestasi di proyek besar tersebut.
"Prioritas kita adalah DKI dan Semarang. Semarang, Pekalongan, Brebes, air itu sudah mengancam kehidupan rakyat kita, harus segera. Dan ini suatu yang harus kita laksanakan dan kita terbuka, perusahaan-perusahaan dari Tiongkok, dari Jepang, dari Korea, Eropa, Timur Tengah yang mau ikut silakan," ujar Prabowo.
Bakal bentuk badan otorita
Untuk mengerjakan tekadnya, Kepala Negara menyatakan akan membuat Badan Otorita Tanggul Laut Pantai Utara Jawa dalam waktu dekat.
Namun, pihaknya masih mencari singkatan yang tepat untuk badan otorita itu agar lebih dikenal publik.
"Dalam waktu dekat saya akan bentuk otorita. Badan Otorita Tanggul Laut Pantai Utara Jawa. Orang Indonesia senang dengan singkatan-singkatan. Jadi, kita lagi cari singkatan yang enak. Badan Otoritas, BO. Tanggul Laut Pantura Jawa, TLPJ. Jadi BO TLPJ, kalau disingkat gimana tuh?" seloroh Prabowo.
Biaya pembangunan mahal
Kendala pembangunan tanggul laut tidak banyak berubah, yakni terdapat pada tingginya biaya.
Studi awal memperkirakan proyek pembangunan tanggul laut dari Bekasi hingga Tangerang mencapai Rp 90 triliun.
Perhitungan lebih besar memproyeksikan totalnya mencapai antara 40 miliar dollar AS hingga 60 miliar dollar AS.
Biaya super besar seperti itu menyulitkan dalam hal pendanaan dan prioritas anggaran.
Kendala lainnya, terdapat hambatan teknik dan lingkungan.
Rencana induk memang sudah dibuat, tapi tantangan teknis dan analisis dampak lingkungan, termasuk ekosistem mangrove, terumbu karang, dan dampak sosial bagi nelayan, masih memerlukan kajian mendalam dan penyesuaian.
Kemudian, kurangnya political will. Proyek ini sebelumnya tidak pernah menjadi agenda prioritas nasional.
Pergantian pemimpin mengubah fokus dan anggaran, sehingga membuat momentum hilang.
Jadi atensi Prabowo sejak lama
Tanggul laut raksasa menjadi atensi Prabowo sejak lama karena melihat langsung polemik yang terjadi.
Dirinya kerap melakukan kunjungan ke pemukiman warga di pesisir Pantura sebagai bagian dari kampanye yang dilakukan sejak 2014.
Dari kunjungan itu, ia menemui permasalahan tempat tinggal yang kurang layak akibat naiknya permukaan air laut.
"Anak-anak mereka hidup di tengah lalat, nyamuk, sampah. Ini membuat saya bertanya kepada diri saya, apa yang saya bisa buat untuk segera mengubahnya," tuturnya pada 2023 lalu.
Masalah tanggul laut ini juga terus dia soroti saat menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
Mantan Danjen Kopassus ini meminta kepada Universitas Pertahanan untuk terlibat dalam pembahasan Giant Sea Wall.
Universitas yang berada di bawah Kementerian Pertahanan itu diminta terlibat langsung dalam pengkajian megaproyek tersebut.
"Kita harus kumpulkan otak-otak terbaik bangsa, segera kita percepat pembangunan Giant Sea Wall untuk selamatkan bangsa Indonesia," ucap dia.
Dibahas sejak awal tahun
Saat menduduki kursi presiden, Prabowo sudah mengumpulkan para menterinya untuk membahas masalah tanggul laut.
Pada awal tahun ini, ia memanggil Menteri Koordinator (Menko) Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ke Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
Setelah bertemu Prabowo, AHY menyatakan, tanggul laut raksasa menjadi salah satu atensi Presiden Prabowo Subianto.
Pihaknya tidak ingin menunda-nunda lagi pembangunan tanggul laut raksasa, namun tidak serta merta harus diburu-buru.
Sebab, proyek besar dan kompleks membutuhkan perencanaan yang matang dan terintegrasi dengan baik dengan semua stakeholders.
"Ini (tanggul laut) yang tadi mendapatkan atensi juga dari Pak Presiden, tentunya kita tidak ingin menunda-nunda, karena memang lebih cepat, lebih bagus. Karena berbicara kondisi alam dan iklim dan lain sebagainya kan tidak bisa menunggu. Tapi, kita juga tidak boleh terburu-buru," kata AHY, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (21/1/2025).
AHY akan lebih dulu mempelajari proyek tanggul laut, mengingat uji kelayakan (feasibility study) terakhir dilakukan pada tahun 2020.
Pendanaan pun harus dipetakan, salah satunya dengan mencari sumber-sumber pendanaan untuk proyek itu.
Menurut AHY, uji kelayakan yang sudah hampir lima tahun itu perlu dicek dan ditinjau ulang.
Salah satunya untuk memastikan apakah uji kelayakan sudah sesuai dengan kondisi saat ini dan ekspektasi proyek.
Proyek ini harus berkelanjutan, bisa memitigasi terjadinya banjir rob demi keselamatan masyarakat, termasuk yang tinggal di pesisir pantai utara Jakarta.
"Bukan hanya di utara Jakarta tapi juga di seluruh, artinya di pantai utara Jawa. Maka kita akan teliti benar dan sambil kita telusuri, sambil kita juga mengetahui pihak-pihak yang memiliki ketertarikan untuk berinvestasi di pembangunan tanggul raksasa ini," beber dia.
Tag: #tekad #prabowo #tuntaskan #giant #wall #yang #digagas #sejak #soeharto