Indeks Persepsi Korupsi Indonesia 2023 Alami Stagnansi, Fritz Siregar: Lebih Baik Sejak Reformasi
Deputi Sekertaris Jenderal Transparency International Indonesia Wawan Suyatmiko saat memaparkan hasil CPI Indonesia di tahun 2023, Jakarta Pusat, Selasa (30/1/2024). 
15:31
30 Januari 2024

Indeks Persepsi Korupsi Indonesia 2023 Alami Stagnansi, Fritz Siregar: Lebih Baik Sejak Reformasi

- Wakil Komandan Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Fritz Edward Siregar merespon soal Indeks Persepsi Korupsi Indonesia yang alami stagnansi di tahun 2023.

Diketahui Corruption Perceptions Index (CPI) Indonesia di tahun 2023 alami stagnansi di poin 34. Tak hanya itu rangking Indonesia turun ke-115 di dunia

Merespon hal itu, Fritz justru memuji CPI Indonesia telah lebih baik sejak reformasi.

"Kita melihat skor yang tadi ditampilkan masa Pak Jokowi di angka 34 poin. Tetapi kalau grafik tadi ditampilkan pada masa Ibu Megawati paling tinggi 19," kata Fritz di Jakarta Pusat, Selasa (30/1/2024).

Ia melanjutkan pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) CPI Indonesia paling tinggi dari 20 menuju 32 poin.

"Kemudian masuk Pak Jokowi dari 34 naik ke-40, kemudian turun ke-34. Itu menurut CPI yang disampaikan," sambungnya.

Fritz kemudian melihat bahwa ada proses peningkatan CPI. Tetapi ada juga proses stagnasi yang terjadi.

"Artinya dari sudut pandang saya memang masih ada pekerjaan yang perlu kita lakukan. Tetapi kita lebih baik dari zaman saat masa reformasi dimulai. Itu yang harus jadi catatan kita," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya Deputi Sekertaris Jenderal Transparency International Indonesia Wawan Suyatmiko mengungkapkan bahwa Corruption Perceptions Index (CPI) Indonesia di tahun 2023 alami stagnansi.

Bahkan kata Wawan, CPI Indonesia alam penurun peringkat dari 110 ke-115 di dunia.

Adapun data tersebut disampaikan Wawan dalam memaparkan hasil CPI Indonesia di tahun 2023, Jakarta Pusat, Selasa (30/1/2024).

"Indonesia semenjak transparansi internasional berdiri di tahun 1993. Kami di 1995 telah mengeluarkan indeks ini. Dan kami mencoba menarik satu garis hingga tahun 2022," kata Wawan dalam paparannya.

Ia melanjutkan pencapaian tertinggi CPI Indonesia terjadi di tahun 2019. Mencapai angka 40 poin sepanjang sejarah pengukuran CPI.

"Dan dua tahun kemudian turun drastis menjadi 34 di tahun 2022. Ketika kita tarik rata-rata hanya 0,7 saja kenaikan, meskipun positif," sambungnya.

Artinya, kata Wawan perlu usaha yang sangat keras kalau Indonesia punya impian, misalnya ingin samai capaian Malaysia atau Singapura di angka 83.

"Kita membutuhkan usaha lebih keras karena setahun hanya 0,7. Dan kita tahun 2022 di skor 34," jelasnya.

Kemudian Deputi Sekertaris Jenderal Transparency International Indonesia ini menjelaskan bahwa di tahun lalu skor CPI Indonesia masih di angka yang sama.

"Artinya kita berada dalam kondisi yang stagnan secara skor. Di Tahun 2022 kita 34 poin, tahun 2023 juga 34 poin. Sementara itu untuk rankingnya merosot 5 poin dari tadinya rankingnya 110 menjadi 115," tegasnya

Berikut rangking CPI 2023 negara di ASEAN:

1. Singapura 83 poin

2. Malaysia 50 poin

3. Timor Leste 43 poin

4. Vietnam 41 poin

5. Thailand 35 poin

6. Indonesia 34 poin

7. Filipina 34 poin

8. Laos 28 poin

9. Kamboja 22 poin

10. Myanmar 20 poin

Editor: Malvyandie Haryadi

Tag:  #indeks #persepsi #korupsi #indonesia #2023 #alami #stagnansi #fritz #siregar #lebih #baik #sejak #reformasi

KOMENTAR