Kenang Pilihan Tak Cawe-cawe pada Pilpres 2014, SBY: TNI, Polri, BIN Saya Minta Netral
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menyambut kedatangan puluhan pengurus DPD dan DPC Demokrat di Cikeas, Bogor, Minggu (23/2/2025).(KOMPAS.com/Tria Sutrisna)
19:10
23 Februari 2025

Kenang Pilihan Tak Cawe-cawe pada Pilpres 2014, SBY: TNI, Polri, BIN Saya Minta Netral

- Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengenang keputusannya untuk bersikap netral pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.

Presiden ke-6 RI itu menegaskan, langkah tersebut diambil demi menjaga stabilitas politik dan keamanan nasional.

"Pada saat ada tanda-tanda akan ada benturan di nasional setelah Pilpres tahun 2014, Pak Jokowi, Pak Jusuf Kalla lawan Pak Prabowo, Pak Hatta, saya dilapori. Ingat 2014 saya netral," ujar SBY saat menemui Ketua DPD Demokrat se-Indonesia di Cikeas, Bogor, Minggu (23/2/2025).

SBY bilang, dirinya kala itu memilih bersikap netral demi menghindari terjadinya perpecahan.

"Saya lebih baik tidak ikut sana-sini, tidak cawe-cawe karena saya tidak ingin (perpecahan). Benturan itu saya ikuti keras dan akan makin keras. Saya dengan bersikap netral akan lebih mudah," ujarnya. 

SBY menuturkan, sebagai presiden saat itu, ia memiliki tanggung jawab untuk memastikan pemilu dan pemerintahan tetap berjalan dengan aman dan damai.

Selain itu, SBY juga merasa bertanggung jawab untuk memastikan seluruh aparat penegak hukum, yakni TNI, Polri dan BIN bersikap netral.

"Tugas saya memastikan, nomor satu, pemilu dan pilpresnya berjalan secara aman dan damai. Itu tanggung jawab saya, tanggung jawab Presiden. Aman dan damai. Yang kedua, juga secara free and fair. Jurdil, tanggung jawab saya. TNI, Polri, BIN, semua saya minta ikut bersikap netral. Sama dengan 2009, saya maju lagi, netral. Seperti itu," jelasnya.

SBY juga mengingat kembali upayanya untuk meredam potensi benturan antara pendukung kedua kubu pada Pilpres 2014.

Dia secara khusus mengundang kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden ke kediamannya di Cikeas untuk membahas langkah-langkah meredakan ketegangan politik.

"Saya undang pertama kali Pak Jokowi dan Pak JK, tolong, please, bapak-bapak, cegah adanya benturan. Mohon dikendalikan pendukung-pendukungnya. Kalau sampai terjadi cacat Indonesia, buruk nama bangsa kita. Alhamdulillah beliau berdua bersedia," ungkapnya.

Tak berhenti di situ, SBY kemudian mengundang pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa untuk memberikan pesan yang sama. Mereka pun akhirnya bersepakat untuk mengatasi polarisasi politik yang terjadi.

"Satu jam kemudian, sekitar jam 10 malam, saya undang Pak Prabowo dan Pak Hatta Rajasa. Sama, please, mohon, dikendalikan pendukungnya. Seperti tadi, apa pun di negeri ini yang mengguncang keamanan dan perdamaian di tanah air kita. Alhamdulillah beliau berdua bersetuju," kata SBY.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah ketua DPD dan DPC Demokrat mendatangi kediaman Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Bogor, pada Minggu (23/2/2025).

Sebelum menemui SBY, puluhan pengurus partai itu juga berkunjung ke kediaman Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada Minggu pagi.

Adapun kunjungan ini dalam rangka silaturahmi sekaligus pernyataan dukungan terhadap SBY dan AHY menjelang Kongres Demokrat yang akan berlangsung pada 24-25 Februari 2025.

Diketahui, AHY didukung untuk kembali menjadi Ketua Umum Demokrat 2025-2023. Sedangkan SBY mendapatkan dukungan agar kembali menjabat sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai.

Editor: Tria Sutrisna

Tag:  #kenang #pilihan #cawe #cawe #pada #pilpres #2014 #polri #saya #minta #netral

KOMENTAR