



Respons Kapolri Jenderal Listyo soal Band Sukatani Disebut sebagai Bukti Polri Terbuka dengan Kritik
"Pak Kapolri selenggarakan lomba stand up comedy, mural dan orasi yang tema nya kritik terhadap institusi polri bahkan pemenangnya diberi hadiah cukup besar dan menjadi sahabat Kapolri, ini salahsatu bukti polri sangat terbuka dengan kritik dan masukan apapun itu," kata Semar dalam keterangannya, Sabtu (22/2/2025).
Semar menduga terkait polemik Band Sukatani ini ada kesalahpahaman, sehingga seakan ada pemeriksaan terkait dengan karya band tersebut yang merilis lagu berisi kritik terhadap polisi.
"Terkait Band Sukatani kemungkinan ada kesalahpahaman dan sudah diluruskan jadi jangan juga di goreng seolah ini persoalan yang harus terus menerus didengungkan khawatirnya ada kepentingan politik yang menungganginya sebagai momentum perlawanan kelompok tertentu karena petingginya ada yang dijadikan tersangka dan sudah ditahan," tambah Semar.
Namun, Semar juga mengingatkan supaya kritik dan saran dilakukan dengan cara-cara yang lebih baik agar tidak terjadi generalisasi institusi atau semua disamaratakan perilakunya.
"Negara kita ini negara hukum dengan budaya timur yang kental dan tidak bisa semua dipukul rata karena di setiap institusi apapun itu pasti ada yang buruk, tetapi juga banyak orang baiknya jadi jangan seolah menggiring opini kalo polisi itu rusak semua nya pasti marah lah yang telah berjuang untuk selalu berbuat baik serta menjaga profesionalitasnya," ujar Semar.
Semar juga menyinggung terkait dengan demo yang dilakukan beberapa pihak menentang penahanan seorang petinggi partai yang menurutnya tidak perlu dilakukan karena proses hukum sedang berjalan.
"Proses hukum terhadap petinggi partai sudah seringkali terjadi bahkan bukan saja sekjen partai tapi ketum partai pun pernah ditangkap karena kasus korupsi jadi Hasto ditangkap itu sebenarnya biasa saja tapi di dramatisir oleh seolah ini persoalan yang besar," tambah pria yang juga aktivis 98.
Semar menyinggung jika desakan untuk memeriksa keluarga Joko Widodo merupakan reaksi spontan setelah Hasto Kristiyanto ditetapkan menjadi tersangka.
"Karena panik, Hasto meminta KPK periksa keluarga Jokowi yang sesungguhnya tanpa dasar. Jokowi sudah respon ya kalau memang ada bukti dan fakta hukum dipersilahkan, tapi kalau cuma omon-omon saja ya itu namanya fitnah keji, ditambah lagi adanya instruksi Ketum PDI Perjuangan untuk menunda ikut retret bagi kepala daerah yang diusung PDIP," kata dia.
"Karena itu, rakyat dapat menilai dan semakin menguatkan bahwa ada yang petugas partai bukan petugas rakyat," tandasnya.
Diketahui, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo angkat bicara terkait polemik lagu band Sukatani yang berjudul 'Bayar Bayar Bayar' yang berujung ditarik dari peredarannya karena diduga mengkritik Polri.
Sigit menegaskan dalam hal ini Korps Bhayangkara tidak anti kritik dan legowo atas segala kritikan yang datang.
"Polri tidak anti kritik, kritik sebagai masukkan untuk evaluasi, dalam menerima kritik tentunya kita harus Legowo dan yang penting ada perbaikan," kata Sigit dalam keterangannya, Jumat (21/2/2025).
Mantan Kabareskrim Polri ini meminta agar semua masukan bisa dijelaskan masalahnya jika memang anggota Polri melakukan kesalahan.
"Prinsipnya Polri terus berbenah untuk melakukan perbaikan, dengan memberikan punishment kepada anggota yang melanggar dan memberikan rewards kepada anggota yang baik dan berprestasi," ungkapnya.
"Dan itu merupakan upaya dan komitmen Polri terus melakukan perbaikan dan evaluasi terhadap terhadap kekurangan dan tentunya itu menjadi upaya yang terus kami lakukan," sambungnya.
Sebelumnya, Band Sukatani tengah menjadi sorotan, seusai mengunggah video berisi permintaan maaf di akun sosial media Instagram miliknya, @sukatani.band.
Grup musik asal Purbalingga ini mengatakan permintaan maaf mereka untuk Kapolri dan Lembaga Kepolisian Republik Indonesia.
Lewat unggahan instagram mereka, personel Sukatani mengatakan bahwa telah mencabut dan menarik lagu tersebut dari peredaran.
Mereka para personel, Muhammad Syifa Al Lufti dengan nama panggung Alectroguy selaku gitaris, dan Novi Citra Indriyati nama panggung Twister Angel selaku vokalis mengatakan bahwa lagu Bayar Bayar Bayar mereka ciptakan untuk oknum polisi yang melanggar aturan.
"Memohon maaf sebesar-besarnya kepada Bapak Kapolri dan Institusi Polri atas lagu ciptaan kami dengan judul lagu Bayar Bayar Bayar yang liriknya 'Bayar Polisi' yang telah kami nyanyikan sehingga viral di beberapa platform media sosial."
Diketahui lagu tersebut telah diupload di platform musik daring, namun lagu tersebut kini tidak bisa diputar.
"Melalui pernyataan ini saya telah mencabut dan menarik lagu ciptaan kami yang berjudul bayar bayar bayar lirik lagu bayar polisi."
"Dengan ini saya mengimbau kepada pengguna akun media sosial yang telah memiliki lagu kami dengan judul bayar bayar bayar agar menghapus dan menarik semua video menggunakan lagu kami dengan judul 'Bayar Bayar Bayar', karena apabila ada risiko di kemudian hari sudah bukan tanggung jawab kami dari Band Sukatani."
"Tolong segera dihapus video yang menggunakan lagu kami."
"Demikian pernyataan yang kami buat ini dengan sebenarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun kami buat secara sadar dan sukarela dan dapat saya pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan Yang Maha Esa," demikian bunyi pernyataan mereka.
Tag: #respons #kapolri #jenderal #listyo #soal #band #sukatani #disebut #sebagai #bukti #polri #terbuka #dengan #kritik