Prabowo Reshuffle Mendikti, Ray Rangkuti: Bukan Langkah Tegas, Luar Biasa Kalau Copot Kapolri
RESHUFFLE KABINET - Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti pada acara diskusi bertajuk Kala Polisi dan Militer Kembali ke Politik di Jakarta, Rabu (19/2/2025). Ray Rangkuti menilai keputusan Presiden Prabowo Subianto mengganti Mendikti Saintek belum dikatakan sebagai langkah tegas. 
02:11
20 Februari 2025

Prabowo Reshuffle Mendikti, Ray Rangkuti: Bukan Langkah Tegas, Luar Biasa Kalau Copot Kapolri

Direktur Lingkar Madani, Ray Rangkuti menilai keputusan Presiden Prabowo Subianto mengganti Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro belum dikatakan sebagai langkah tegas.

Diketahui, Prabowo menunjuk Brian Yuliarto menggantikan Satryo, Rabu (19/2/2025).

"Tidak bisa disebut langkah tegas (Prabowo) karena ini menterinya kan benar-benar (berlatar belakang) profesional gitu ya, beliau tidak punya partai, tidak punya basis massa, bukan pemimpin ormas, beliau betul-betul cuma akademisi."

"Jadi kalau dicopot pun ya enteng banget nyopotnya, itu secara politik gitu," ungkap Ray dalam talkshow Overview Tribunnews, Rabu (19/2/2025).

Menurut Ray, baru dikatakan langkah luar biasa apabila Prabowo berani mencopot Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

"Kalau Kapolri yang sekarang dicopot, kelihatan tuh macannya," ujar Ray.

Setidaknya ada tiga faktor menurut Ray yang menjadi sebab Satryo diganti.

Pertama terkait konflik Satryo dengan pegawai dan staf Kemendikti Saintek beberapa waktu lalu.

"Faktor kedua adalah soal itu tadi dalam 100 hari ini kok mahasiswa bisa bergerak ya, apakah Mendikti tidak melakukan upaya-upaya untuk katakanlah misalnya meredamnya," ujarnya.

Faktor ketiga, Ray menilai Satryo sebagai akademisi yang mempercayai semangat pendidikan bebas.

"Bahwa pendidikan itu untuk kebebasan gitu, nah tentu itu sangat berbeda dengan cara berpikir Pak Prabowo sebagai militer yang menganggap ya segala sesuatunya itu harus bersifat strukturalis komandois gitu kan."

"Nah itu enggak sejalan tuh dengan basis pendidikan sebagai pembebasan itu," ungkapnya.

Satryo Akui Mengundurkan Diri

Sebelum pelantikan Brian Yuliarto sebagai Mendikti Saintek yang baru, Rabu (19/2/2025), Satryo mengaku telah menyerahkan surat pengunduran dirinya  sebagai Mendikti Saintek.

Surat yang dibuat pada Selasa (18/2/2025) pukul 24.00 WIB itu diserahkan kepada Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi.

Satryo berharap surat itu bisa diteruskan ke Presiden Prabowo Subianto.

"Saya baru saja ke Setneg menyerahkan surat pengunduran diri saya sebagai Mendikti Saintek," kata Satryo, Rabu, di Kantor Kemendikti Saintek, Jakarta.

"Ya, surat itu saya buat tadi malam jam 12 malam. Tadi saya serahkan ke Setneg untuk disampaikan kepada Presiden," imbuh dia.

Satryo mengaku selama empat bulan menjadi Mendikti Saintek, ia telah bekerja secara maksimal dan tulus.

Meski demikian, kata Satryo, jika atasan merasa tak cocok, ia memilih mundur dari kursi jabatan Mendikti Saintek.

"Saya kerja baik, maksimal sudah, tidak ada pamrih. Tulus saya kerja," ujarnya.

"Kalau (atasan) tidak cocok, ya saya lebih baik mundur saja," lanjutnya.

Ia juga mengakui adanya kemungkinan dari kinerja dirinya yang tak sesuai harapan pemerintah.

Karena itu, Satryo kembali menekankan, ia memilih mundur ketimbang harus diberhentikan.

"Karena saya sudah bekerja keras selama empat bulan ini. Namun, karena mungkin tidak sesuai dengan harapan pemerintah, saya lebih baik mundur daripada diberhentikan," pungkas dia.

RESHUFFLE KABINET-Presiden Prabowo Subianto menyaksikan Guru Besar ITB Brian Yuliarto menandatangani berita acara pelantikan menjadi Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (19/2/2025). Presiden Prabowo Subianto melantik Brian Yuliarto sebagai Mendiktisaintek menggantikan Satryo Soemantri Brodjonegoro. TRIBUNNEWS/SETPRES/LAILY RACHEV RESHUFFLE KABINET - Presiden Prabowo Subianto menyaksikan Guru Besar ITB Brian Yuliarto menandatangani berita acara pelantikan menjadi Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (19/2/2025). Presiden Prabowo Subianto melantik Brian Yuliarto sebagai Mendiktisaintek menggantikan Satryo Soemantri Brodjonegoro. (Biro Pers Sekretariat Presiden/LAILY RACHEV)

Sebelumnya, Satryo sempat didemo oleh pegawai Kemendiktisaintek pada 20 Januari 2025.

Saat itu, mereka mengecam dugaan pemecatan pegawai kementerian.

Kemudian, dalam aksi bertajuk 'Indonesia Gelap' pada Senin (17/2/2025), mahasiswa meminta Prabowo mengevaluasi para menteri yang dinilai berkinerja buruk. Salah satunya ialah Satryo.

"Rombak Kabinet Merah Putih, khususnya menteri-menteri yang bermasalah, patut dan layak untuk dipecat adalah Mendikti Saintek," ujar massa aksi.

Diketahui, Brian saat ini menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Institut Teknologi Bandung (ITB) periode 2025-2030.

Ia merupakan lulusan S1 ITB, serta S2 dan S3 Universitas Tokyo.

Sebagai akademisi, Brian merupakan salah satu ilmuwan top tanah air.

Ia menempati peringkat 18 dalam Indonesia Top 10.000 Scientist kategori Subjek Engineering & Technology.

Pemeringkatan ini dilakukan oleh AD Scientific Index yang merupakan sistem pemeringkatan dan analisis tahunan, berdasarkan kinerja ilmiah dan produktivitas dari sebuah universitas dan/atau seorang ilmuwan.

Brian juga mendapat pengakuan internasional sebagai salah satu "World’s Top 2 persen Scientist versi Stanford University pada 2022. 

Ia juga pernah dinobatkan sebagai Peneliti Terbaik oleh ITB pada 2021 dan beberapa kali mendapat penghargaan atas kontribusinya di bidang riset dan inovasi teknologi.

Selain itu, pada November 2024, Brian Yuliarto meraih Habibie Prize 2024 untuk kategori Ilmu Rekayasa.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Pravitri Retno W, Sri Juliati)

Tag:  #prabowo #reshuffle #mendikti #rangkuti #bukan #langkah #tegas #luar #biasa #kalau #copot #kapolri

KOMENTAR