Akhirnya Kades Kohod Muncul Usai Satu Bulan Menghilang
Kades Kohod, Arsin bin Asip muncul ke publik dengan menggelar konferensi pers di kediamannya dengan didampingi dua pengacaranya, Jumat (14/2/2025).(KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN)
06:38
15 Februari 2025

Akhirnya Kades Kohod Muncul Usai Satu Bulan Menghilang

- Kepala Desa (Kades) Kohod, Arsin bin Asip, muncul pertama kali di hadapan publik setelah menghilang selama satu bulan.

Ia muncul saat konferensi pers di halaman rumahnya di Jalan Kalibaru Kohod, Desa Kohod, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Jumat (14/2/2025).

Adapun, Arsin terakhir kali muncul di hadapan publik pada Jumat (24/1/2025), tepatnya saat Nusron datang untuk melihat langsung lahan laut yang memiliki SHGB dan SHM.

Ketika itu, dia muncul dengan lima pengawalnya tanpa memberikan pernyataan apapun.

Nusron juga mengatakan, sempat terjadi perdebatan dengan Arsin perihal lahan laut yang memiliki SHGB dan SHM.

Setelah itu, Arsin sama sekali tidak muncul di hadapan publik untuk mengklarifikasi pemberitaan tentang dirinya.

Bungkam karena batuk

Saat konferensi pers, Arsin tidak menjawab pertanyaan wartawan karena sedang batuk.

Pertanyaan diungkapkan melalui kuasa hukumnya, Yunihar.

“Kondisinya (Arsin) kurang sehat, tentu ini karena proses yang beliau harus ikuti," ungkap Yunihar, Jumat.

Pengamatan Kompas.com, Arsin muncul dengan mengenakan pakaian kemeja koko lengan pendek berwarna putih, sarung hitam dengan motif batik, dan peci hitam.

Perawakannya tampak lusuh dibandingkan saat terakhir kali tampil di depan publik setelah satu bulan menghilang.

Saat tampil di depan publik, Arsin tidak banyak bicara.

Ia langsung memisahkan diri dan bergabung dengan teman-temannya untuk berbincang.

Selama berbincang, beberapa kali terdengar suara batuk dari Arsin.

Suara itu terus-terusan terdengar sampai konferensi pers berakhir.

Bahkan, Arsin juga terlihat minum selama konferensi untuk meredakan rasa gatal di tenggorokannya.

Bantah kabur

Saat konferensi, Yunihar membantah kliennya melarikan diri ke luar negeri setelah mencuatnya kasus pagar laut di Tangerang.

"Bahwa tidak benar klien kami (Arsin) kabur ke luar negeri, ataupun menghilang," ujar Yunihar saat konferensi pers di Desa Kohod, Jumat.

Arsin disebut tetap berada di wilayah Desa Kohod setelah kasus pagar laut di Tangerang mencuat ke publik.

"Faktanya klien kami (Arsin) selalu berada dan tinggal di Desa Kohod sebagaimana tempat tinggalnya saat ini," kata Yunihar.

Namun, Yunihar mengakui bahwa setelah kasus pagar laut di Tangerang, Arsin tidak lagi muncul di hadapan publik. Hal ini dilakukan demi menjaga kondusivitas warga.

"Klien kami ini menjaga kondusivitas masyarakat di Desa Kohod yang saat ini terdiri dari dua faksi, faksi pendukung dan faksi yang menolak," ucap dia.

Tak enak badan

Setelah konferensi pers, Kompas.com menghampiri dan bersalaman dengan Arsin untuk memperkenalkan diri, suaranya terdengar serak.

"Siang Pak Arsin, saya dari Kompas.com," ucap tim Kompas.com sambil berjabat tangan.

"Iya halo mbak, duduk dulu mba," jawab Arsin.

Kompas.com juga mencoba untuk berbincang dengan Arsin dan mengakui dirinya sedang tidak enak badan.

"Saya lagi kurang sehat, kemarin pas pemeriksaan di Bareskrim, sempat dikasih obat di sana," ujar Arsin.

Arsin juga mengaku berat badannya saat ini turun sampai 10 kilogram.

"Ada sampai 10 kiloan, tapi memang bukan karena pas selama kasus ini, dari sebelumnya memang sudah turun berat badan karena capek," terang dia.

Arsin membantah berat badannya turun setelah diterpa kasus dugaan pemalsuan sertifikat perairan tempat berdirinya pagar laut.

Ia mengatakan bobot badannya turun sebelum kasus pagar laut Tangerang menyeruak ke publik.

"Tapi memang bukan karena pas selama kasus ini. Dari sebelumnya memang sudah turun berat badan, karena capek," ujar dia.

Beberapa kali Arsin terlihat batuk dan bersuara serak.

“Saya lagi kurang sehat, kemarin pas pemeriksaan di Bareskrim, sempat dikasih obat di sana," kata Arsin.

Namun, Arsin mengaku tidak memiliki riwayat penyakit, hanya demam dan batuk biasa.

"Alhamdulillah enggak ada, hanya demam sama batuk," kata Arsin.

Kemudian, Arsin langsung memotong obrolan tersebut dan masuk ke bagian dalam rumah untuk bertemu dengan kuasa hukumnya.

Diperiksa polisi

Arsin telah diperiksa sebagai saksi oleh polisi terkait kasus dugaan pemalsuan surat izin proyek pagar laut di Tangerang.

Polisi menyebut pemalsuan surat izin berupa sertifikat hak guna bangunan (SHGB) dan sertifikat hak milik (SHM) pagar laut sudah terjadi sejak 2021 sampai saat ini.

Dalam kasus ini, Bareskrim Mabes Polri telah memeriksa 44 saksi, baik dari warga desa setempat, kementerian, maupun instansi.

Setelah pemeriksaan, Yunihar menyebut Arsin sebagai korban dalam kasus pagar laut Tangerang ini.

Menurut dia, Arsin dikelabui oleh pihak ketiga yang berinisial SP dan C dalam penerbitan sertifikat di lahan dekat pagar laut Tangerang.

"Faktanya klien kami sebagai Kepala Desa Kohod juga sebagai korban akibat kurangnya pengetahuan dalam birokrasi dan terlalu percaya pada pihak ketiga yang berinisial SP dan C," kata Yunihar.

Pada pertengahan 2022, SP dan C datang ke Desa Kohod dan menawarkan kepada Arsin bantuan untuk mengurus peningkatan atas hak tanah berupa tanah garapan milik sejumlah warga menjadi sertifikat.

"Klien kami tidak mengetahui secara detail dan tidak terlibat pada penerbitan SHM maupun SHGB, klien kami menduga itu semua dilakukan dan diurus oleh pihak ketiga tadi yang dimaksud," ucap dia.

Yunihar melanjutkan, kepala desa dan perangkat di bawahnya wajib membantu pengurusan tersebut.

Arsin pun disebut melayani kedua orang itu seperti biasa.

"Sekdes itu betul melayani. Kemudian dokumen-dokumen yang diserahkan itu, ada beberapa yang dimasukkan ke dalam nomor pembukuan surat. Tapi surat itu semua dibuat oleh pihak sana (SP dan C), dimasukkan di dalam permohonan surat. Setelah surat itu selesai, dikembalikan ke sana," papar Yunihar.

Saat ditanya apakah SP dan C ini mewakili perusahaan atau pegawai Kementerian ATR/BPN, Yunihar menampiknya.

Sebelumnya, Polri mengungkapkan, kepala desa dan sekretaris desa Kohod telah mengakui sejumlah barang digunakan untuk membuat surat izin palsu di lahan pagar laut Tangerang.

“Dan, ini sudah kita dapatkan dari keterangan kepala desa maupun sekdes yang juga mengakui bahwa alat-alat itulah yang digunakan (untuk membuat surat palsu),” ujar Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro, saat ditemui di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Rabu (12/2/2025).

Barang-barang yang disita oleh penyidik setelah menggeledah Kantor Kelurahan Kohod dan rumah Kepala Desa Kohod, Arsin, pada Senin (10/2/2025) malam, antara lain, satu buah printer, satu unit layar monitor, dan keyboard, serta stempel sekretariat Desa Kohod.

Editor: Rachel Farahdiba Regar

Tag:  #akhirnya #kades #kohod #muncul #usai #satu #bulan #menghilang

KOMENTAR