Kenapa Masyarakat Masih Takut Skrining Kesehatan Gratis? Guru Besar FKUI Beri Solusinya!
Kenapa Masyarakat Masih Takut Skrining Kesehatan Gratis? Guru Besar FKUI Beri Solusinya! (Suara.com/Fakhri)
16:12
10 Februari 2025

Kenapa Masyarakat Masih Takut Skrining Kesehatan Gratis? Guru Besar FKUI Beri Solusinya!

Melakukan pemeriksaan kesehatan kendati tidak sedang sakit belum menjadi kebiasaan bagi kebanyakan masyarakat Indonesia. Selain kendala biaya, alasan lain biasanya karena takut menerima hasil buruk terkait kondisi kesehatan. Padahal, pemeriksaan kesehatan berkala merupakan langkah penting untuk mencegah penyakit serius. 

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama menganjurkan masyarakat untuk memanfaatkan program cek kesehatan gratis yang baru saja diluncurkan oleh pemerintah.

Namun, untuk mematahkan rasa takut yang mungkin dialami masyarakat, dia menyebutkan kalau tenaga kesehatan perlu lakukan edukasi secara terus-menerus untuk beri pemahaman bahwa kesehatan termasuk aset berharga. 

"Perlu terus-menerus penyuluhan kesehatan agar kita semua menyadari bahwa kesehatan adalah aset yang amat berharga. Kalau mobil atau motor saja diperlihara dan setiap sekian ribu km di cek ke bengkel, maka apalagi tubuh kita sendiri," kata Tjandra kepada saat dihubungi pada Senin (10/2/2025).

Penampakan warga Tangerang Selatan yang ikut pemeriksaan kesehatan gratis di Puskesmas. (Suara.com/Lilis Varwati)Penampakan warga Tangerang Selatan yang ikut pemeriksaan kesehatan gratis di Puskesmas. (Suara.com/Lilis Varwati)

Pendekatan ini dapat jadi cara untuk mengubah pola pikir masyarakat yang masih enggan melakukan pemeriksaan kesehatan karena takut menemukan penyakit. Dengan pemahaman yang lebih baik, mereka diharapkan menyadari bahwa deteksi dini justru dapat menyelamatkan nyawa.

Edukasi kesehatan juga tidak hanya penting setelah pemeriksaan, tetapi juga sebelum proses berlangsung. Prof. Tjandra menekankan bahwa tenaga kesehatan perlu terlebih dahulu mengetahui riwayat kesehatan pasien sebelum melakukan pemeriksaan. Setelah tes selesai, hasilnya harus dijelaskan secara spesifik kepada masing-masing individu.
 
"Anjuran kesehatan akan tergantung dari hasil test kesehatan masing-masing orang, sangat spesifik. Inilah gunanya pemeriksaan kesehatan berkala agar kita tahu masalah kesehatan kita secara spesifik," ucapnya.

Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (Skrining Ulang Tahun) diluncurkan oleh Penjabat Gubernur Sulsel, Fadjry Djufry, di Puskesmas Tamalate Makassar, Senin (10/2/2025) [Suara.com/Humas Pemprov Sulsel]Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (Skrining Ulang Tahun) diluncurkan oleh Penjabat Gubernur Sulsel, Fadjry Djufry, di Puskesmas Tamalate Makassar, Senin (10/2/2025) [Suara.com/Humas Pemprov Sulsel]

Program cek kesehatan gratis ini dimulai serentak secara nasional di 10 ribu puskesmas seluruh Indonesia. Ada sekitar belasan jenis tes yang diberikan melalui program tersebut bagi seluruh masyarakat, mulai dari bayi baru lahir hingga lansia. 

Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kemenkes, Asnawi Abdullah mengungkapkan bahwa harga pengecekan kesehatan lewat program tersebut mencapai jutaan rupiah per orang. Karena itu, dia meminta masyarakat agar tidak melewatkan program gratis dari pemerintah itu. 

"Memang cukup bervariasi antara satu orang dengan orang yang lain, dan diperkirakan range-nya itu sekitar Rp1.600.000 sampai Rp2.000.000. Jadi sayang sekali kalau hadiah ini tidak dimanfaatkan dengan baik oleh seluruh bangsa kita," kata Asnawi usai meninjau pelaksanaan cek kesehatan gratis di Puskesmas Ciater, Tangerang Selatan, Senin. 

Adapun tujuan dari program cek kesehatan itu, lanjut Asnawi, untuk mendeteksi faktor resiko penyakit yang dialami masyarakat. Harapannya, seseorang yang memang telah memiliki risiko penyakit tertentu bisa pendapatkan pengobatan lebih cepat. Sehingga, harapan kesembuhannya juga lebih besar.

Editor: Agung Sandy Lesmana

Tag:  #kenapa #masyarakat #masih #takut #skrining #kesehatan #gratis #guru #besar #fkui #beri #solusinya

KOMENTAR