![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![Cerita ASN Usai Pemangkasan Anggaran, Sejumlah Lampu Kantor Dipadamkan](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/07/kompas/cerita-asn-usai-pemangkasan-anggaran-sejumlah-lampu-kantor-dipadamkan-1157077.jpg)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
Cerita ASN Usai Pemangkasan Anggaran, Sejumlah Lampu Kantor Dipadamkan
- Salah seorang aparatur sipil negara (ASN) di Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menceritakan perubahan yang terjadi di kantornya usai adanya pemangkasan anggaran.
Kepada Kompas.com, Nia (bukan nama sebenarnya) memaparkan bahwa sejumlah lampu di kantornya kini dipadamkan setelah adanya aturan efisiensi anggaran.
"Kalau yang tampak sih di tempat saya itu ya kayak biasa sih mungkin beberapa itu sudah diefisiensikan. Tadinya yang (ruangan) terang-terang itu, beberapa lampu dimatikan," ujarnya saat bercerita kepada Kompas.com, Kamis (6/2/2025) malam.
Selain lampu kantor yang kini dipadamkan, Nia mengatakan beberapa tanaman yang sebelumnya mejeng di kantor Kementerian PU juga tak lagi terlihat.
"Terus tanaman-tanaman itu tuh sudah mulai kayak dirapihin gitu. Enggak kayak dulu misalnya lorong arah ruangan itu ramai dengan tanaman," ucapnya.
Nia mengatakan, perubahan itu yang dilihatnya secara kasat mata. Ia pun tidak mengetahui secara pasti apakah ini merupakan dampak pemangkasan anggaran.
"Ini apa yang saya lihat aja ya. Sepertinya sekarang sudah tidak ada (tanaman). Saya enggak tahu apakah itu berhubungan dengan efisiensi atau enggak," kata dia.
Namun, Nia dan rekan ASN lainnya berkelakar bahwa lampu yang lebih padam dan tanaman yang menghilang memang merupakan dampak efisiensi anggaran sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
"Kalau di lantai saya ya, saya belum ke lantai-lantai atas sih. Ya cuma jadi bukan bercandaan 'ini mah efisiensi nih ya'," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, anggaran Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yang semula Rp 110,95 triliun dipangkas 73,35 persen dan hanya tinggal Rp 29,57 triliun pada 2025.
Menteri PU Dody Hanggodo merinci program-program yang hilang akibat efisiensi anggaran tersebut. Di sektor sumber daya air, anggaran dikurangi Rp 27,72 triliun.
Program-program yang dihilangkan antara lain pembangunan 14 unit bendungan, satu bangunan pengarah Rukoh (Aceh), serta revitalisasi danau dan situ.
"(Kedua), pembangunan 9.550 hektar dan rehabilitasi 29.000 hektar jaringan irigasi. (Ketiga) pembangunan prasarana air baku (kap 1,25 m3/detik). (Keempat) pembangunan pengendali banjir (19 km), pengaman pantai (4,5 km), pengendali lahar dan sedimen," kata Dody dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (6/2/2025).
Di bidang bina marga, dilakukan efisiensi sebesar Rp 24,83 triliun. Program-program yang hilang antara lain pembangunan jalan sepanjang 57 kilometer serta peningkatan kapasitas dan preservasi peningkatan jalan 1.120 km.
Kemudian, pembangunan dan duplikasi jembatan sepanjang 5.841 meter, jembatan gantung, dan preservasi jembatan sepanjang 126.000 meter.
Program yang dihilangkan selanjutnya adalah pembangunan flyover atau underpass dan terowongan sepanjang 94 meter.
Di bidang cipta karya, dilakukan efisiensi Rp 7,75 triliun. Di bidang prasarana strategis, telah dilakukan efisiensi sebesar Rp 20,69 triliun.
Meski anggaran dipangkas, Dody memastikan program pembangunan tetap berjalan meski anggaran kementeriannya untuk 2025 dipangkas 80 persen dari total Rp 110,95 triliun.
"Yang paling penting sekarang adalah bagaimana Kementerian PUPR bisa mendukung swasembada pangan. Irigasi dan jalan daerah satu paket, itu yang utama. Program-program ke depan tetap berjalan secara bertahap," ujar Dody.
Tag: #cerita #usai #pemangkasan #anggaran #sejumlah #lampu #kantor #dipadamkan