![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![Bima Arya Ngantor Naik KRL, Jawab Tantangan Pejabat Naik Transportasi Publik](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/06/kompas/bima-arya-ngantor-naik-krl-jawab-tantangan-pejabat-naik-transportasi-publik-1146642.jpg)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
Bima Arya Ngantor Naik KRL, Jawab Tantangan Pejabat Naik Transportasi Publik
- Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menjawab tantangan publik untuk menggunakan transportasi umum ke tempat kerjanya.
Momen tersebut dia unggah di akun media sosial Instagram pribadi miliknya, Rabu (5/2/2025).
Hingga Kamis (6/2/2025) pukul 17.40 WIB, video yang diunggah Bima telah ditonton 658.000 kali, dan mendapat 1.737 komentar dari warganet.
Pada video tersebut, Bima menunjukan dirinya naik KRL dari rumahnya di Bogor ke Kantor Kemendagri di Jakarta.
Mulanya, ia menumpang taksi online untuk menuju Stasiun Bogor.
"Banyak yang usul supaya pejabat itu naik transportasi publik ke kantor, saya mau coba kalau dari Bogor sampai kantor itu berapa lama, naik grab dari rumah, nyambung pakai kereta," kata Bima, dalam video tersebut.
Turun dari taksi online, ia berjalan kaki untuk masuk ke peron stasiun. Di dalam stasiun, ia menyapa dan bersalaman dengan petugas keamanan.
Meski seorang pejabat, tidak terlihat adanya pengamanan khusus untuk Bima. Bima hanya ditemani seorang staf berkemeja putih.
Ia kemudian masuk ke dalam KRL yang tersedia di stasiun tersebut. Seolah telah terbiasa, Bima berjalan santai menelusuri satu gerbong ke gerbong lainnya, sebelum memilih berdiri di salah satu sudut.
"06.28 kereta jalan," ujar Bima, sambil menunjukan jam tangannya.
Awalnya, penumpang di KRL yang ditumpanginya saat itu masih cukup longgar. Namun, setelah melalui beberapa stasiun, kondisi gerbong KRL menjadi penuh.
Bima yang tak dapat tempat duduk di kala itu berdiri bersama sejumlah penumpang lainnya. Beberapa penumpang KRL ternyata mengenali mantan wali kota Bogor itu.
Mereka lantas berswafoto bersama Bima. Nampak politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu meladeni dan sesekali berbincang dengan para roker atau angker, julukan untuk penumpang transportasi massal tersebut.
Untuk menuju kantornya, Bima turun di Stasiun Juanda, di Jakarta Pusat.
"07.47 sampai Stasiun Juanda," ujar Bima.
Setelah turun KRL, Bima masih harus berjalan kaki melewati jembatan penyeberangan dan trotoar sebelum akhirnya sampai di kantornya pada pukul 07.59.
"Sekitar 2 jam sampai kantor dari Bogor. Bisa lebih cepat kalau ke stasiunnya nyampainya lebih cepat," kata dia.
Warganet menulis beragam komentar atas upaya Bima menjajal transportasi publik.
Akun @dhikar*** menulis, "Tinggal konten pulang kerjanya pak , jam 16.00 ke atas lah," tulis dia sambil memberikan emot senyum.
@denisahpu*** menulis, "Setuju sih ini. Biar merasakan masyarakat yang dihadapi tiap hari".
Komentar itu direspons oleh Bima dengan jawaban, "siaap".
https://www.instagram.com/reel/DFr7qdsy9p0/?utm_source=ig_web_copy_link&igsh=MzRlODBiNWFlZA==
Sementara di bagian caption, Bima menulis, "Tes waktu tempuh naik KRL dari rumah di Bogor ke Kantor Kemendagri di Jakarta.
Kalau waktunya pas, naik KRL oke!!! Turun di Stasiun Juanda, tinggal jalan kaki sekitar 1 KM ke kantor.
Total waktu tempuh sekitar 1 jam 50 menit. Pengeluaran: taksi online Rp 31.500, commuterline Rp 6.000.
Respect untuk Roker/Anker yang tiap hari naik KRL ????"
Heman dan efisien
Bima menilai, penggunaan transportasi umum bagi pejabat tidak menjadi soal selagi waktunya memungkinkan, serta jika dinilai lebih hemat dan efisien.
Dirinya meyakini banyak pejabat yang sebelumnya juga merupakan pengguna transportasi umum.
"Buat teman-teman yang memang dari dulu juga, saya yakin banyak ya pejabat yang punya sejarah jadi anker (anak kereta) atau jadi roker (rombongan kereta), itu pasti sudah biasa," terang Bima, seperti dikutip dari rilis Puspen Kemendagri, pada Kamis (6/2/2025).
Bima mengaku sering menggunakan transportasi umum dari kediamannya di Kota Bogor ke Jakarta, saat masih menjadi pengajar di salah satu kampus.
"Kadang naik bus, nyambung Metro Mini, kadang naik kereta, enggak masalah begitu," ujar dia.
Begitu pula saat dirinya masih menjabat sebagai Wali Kota Bogor. Saat ada kegiatan di Jakarta, Bima juga sesekali memilih transportasi umum.
Bima menjelaskan bahwa penggunaan transportasi umum bagi pejabat lebih mempertimbangkan faktor waktu.
Apabila agenda dari satu tempat ke tempat lain mepet, menggunakan transportasi umum menjadi kurang efisien.
"Tapi, kalau pagi-pagi punya spare waktu, jam sembilan baru mulai giat (kegiatan), rasanya mungkin ke kantor naik transportasi publik," ujar dia.
Selain itu, penggunaan transportasi umum juga bergantung pada lokasi tempat tinggal masing-masing pejabat dengan tempat tujuan. Apabila jalur transportasi umum yang tersedia sudah nyaman dan terintegrasi dengan berbagai moda transportasi, maka hal itu tidak menjadi masalah.
"Jadi menurut saya kasuistik dan sangat dilihat di mana domisili dan juga waktunya memungkinkan seperti apa," terang dia.
Bima mengungkapkan, dirinya juga sempat menjawab tantangan menggunakan transportasi umum dengan menaiki Kereta Rel Listrik (KRL) dari Kota Bogor ke Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Jakarta pada Rabu (5/2/2025).
Momen itu dimanfaatkannya untuk sekaligus menghitung waktu tempuh dari rumahnya ke kantor bila menggunakan transportasi umum.
"Karena belum pernah tuh [menghitung waktu tempuh] sampai Kantor Kemendagri itu berapa lama," ujar dia.
Tag: #bima #arya #ngantor #naik #jawab #tantangan #pejabat #naik #transportasi #publik