27
Sekitar 300 dosen dari Aceh sampai Papua yang tergabung dalam Aliansi Dosen Kemdiktisaintek Seluruh Indonesia (ADAKSI) akan menggelar aksi protes di patung kuda Monas, pada Senin (3/2). (Ryandi Zahdomo/JawaPos.com)
20:08
3 Februari 2025
Anggaran Kementerian Tembus Rp 57 Triliun, tapi hanya 30 Ribu dari 80 Ribu Dosen ASN yang Dapat Tukin 2025
- Ketua Koordinator Nasional (Kornas) Aliansi Dosen Kemdiktisaintek Seluruh Indonesia (ADAKSI) Anggun Gunawan mengkritisi besaran alokasi anggaran tunjangan kinerja (tukin) dosen yang hanya dialokasikan Rp 2,5 triliun pada tahun 2025. Pasalnya, anggaran itu hanya mampu mengcover sekitar 33.957 dosen ASN di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek). "Kementerian mengatakan bahwasanya mereka hanya punya uang Rp 2,5 triliun. Kalau kita hitung, itu hanya bisa meng-cover sekitar 30.000 dosen. Sementara keseluruhan jumlah dosen yang ada itu sekitar 80.000 bapak-ibu semuanya," ujarnya di kawasan Monas, Senin (3/2). Padahal, lanjut Anggun, yang diminta ialah pencairan anggaran tukin bagi seluruh dosen ASN. Sehingga, tidak dilakukan perbedaan perlakuan sesama dosen yang ada. "Jadi, kami ingin Tukin for All, buat semuanya. Bukan hanya separuh, bukan hanya sepertiga," tegasnya. Anggun menilai, sejak awal, sudah terlihat tidak adanya political will atau iktikad baik dari pemerintah untuk membayarkan seluruh tukin para dosen ASN. Hal itu terlihat dari pernyataan Plt. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendikti Saintek Togar M. Simatupang yang menyatakan bahwa Dosen ASN bukanlah pegawai Kementerian sehingga tidak berhak mendapatkan tukin. Pihak Kementerian pun tidak pernah mengajak untuk berunding terkait permasalahan ini. "Jadi, sejak awal kami sudah merasakan ini tidak ada keberpihakan kementerian terhadap kami. Kemudian sampai detik ini kami tidak pernah diundang untuk berdiskusi ataupun juga beraudiensi dengan kementerian," terangnya. Selain itu, sejatinya Kementerian bisa membayarkan Tukin kepada 80 ribu dosen ASN. Sebab, Kemendikti Saintek mendapatkan alokasi APBN sebesar Rp 57 triliun. Sementara anggaran untuk pembayaran tukin kepada 80 ribu Dosen ASN hanya berkisar Rp 8 triliun. "Dan yang kami butuhkan itu hanya sekitar Rp 8 triliun. Jadi, menurut kami kenapa tidak diambilkan saja dari anggaran yang sudah ada," ucapnya. "Dan kami melihat banyak program-program yang sudah diinisiasi oleh Kementerian itu tidak relate dengan posisi Kementerian ini sendiri gitu. Tidak cocok program-programnya. Sehingga menurut kami kenapa tidak dialihkan saja kepada tukin dosen yang merupakan penggerak atau lokomotif utama dalam pendidikan tinggi di Indonesia," sambungnya. Diketahui, sekitar 300 dosen dari Aceh sampai Papua yang tergabung dalam Aliansi Dosen Kemdiktisaintek Seluruh Indonesia (ADAKSI) akan menggelar aksi protes di patung kuda Monas, pada Senin (3/2) ini. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap ketidakjelasan pemberian Tunjangan Kinerja (TUKIN) yang hingga kini belum mendapat kepastian dari pemerintah. Terdapat dua hal yang mereka tuntut kepada Pemerintah. Pertama, pastikan anggaran dan pencairan Tukin tahun 2025 untuk semua dosen ASN Kemdiktisaintek tanpa pembedaan dosen PTN Satker, BLU dan BH serta dosen-dosen DPK atau dosen PNS yang diperbantukan di Perguruan Tinggi Swasta. Dan kedua, mendesak pemerintah membayarkan tukin dosen ASN Kemdiktisaintek sejak tahun 2020.
Editor: Estu Suryowati
Tag: #anggaran #kementeriantembusrp #triliuntapi #hanya #ribu #dari #ribu #dosen #yang #dapat #tukin #2025