Punya Tanggung Jawab Besar, Ketum PBNU Ingatkan Amil Tak Sekadar Memungut Zakat Sebanyak-Banyaknya
- Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menyoroti keberadaan amil zakat. Dia mengatakan amil zakat memiliki tanggung jawab yang besar kepada Allah. Jadi tidak sebatas bagaimana bisa mengumpulkan zakat sebanyak-banyaknya.
Arahan tersebut dia sampaikan dalam pembukaan Rakornas NU Care-LAZISNU yang digelar di Jakarta pada 6-7 September. "NU tidak membentuk LAZISNU sebenarnya tidak berdosa. Karena tidak wajib," katanya. Pria yang akrab disapa Gus Yahya itu mengatakan, pengurus NU sendiri yang mencari-cari kerjaan dengan membentuk LAZISNU.
Untuk itu karena NU sudah menentukan kebijakan membentuk lembaga amil yaitu LAZISNU maka harus dijalankan semua tanggung jawabnya. "Harus dipikul sendiri," katanya. Gus Yahya mengatakan menjalankan tugas sebagai amil, berarti bakal menghadapi bahaya hisab dari Allah kelak.
"Kita harus berhati-hati soal amil," katanya. Dalam bekerja amil sejatinya tidak perlu ngoyo-ngoyo. Tidak perlu menghimpun zakat sebanyak-banyaknya, jika tujuannya hanya untuk gaya-gayaan saja. Karena menurut Gus Yahya, yang terpenting bagi amil adalah urusan penyalurannya.
Dia mengatakan LAZISNU atau amil zakat harus punya program atau skema penyaluran yang baik. Dengan demikian masyarakat bisa menaruh kepercayaan. Sehingga secara sukarena membayar zakat lewat amil yang bersangkutan. Tanpa perlu bagi amil melakukan bujuk rayu kepada masyarakat, supaya membayar zakat ke dirinya.
Sementara itu dalam kegiatan tersebut, dipaparkan selama periode 2023 organisasi NU Care-LAZISNU berhasil menghimpun dana zakat, infak, dan sedekah mencapai Rp 2,342 triliun. Dana tersebut disalurkan untuk lima pilar yang sudah ditetapkan. Selain itu juga disalurkan untuk bantuan kemanusiaan Palestina.
Raihan penghimpunan tersebut disampaikan Ketua LAZISNU PBNU Habib Ali Hasan Al Bahar dalam Rakernas NU Care-LAZISNU yang digelar di Jakarta pada 6-7 September. Rakernas itu mengambil tema Unlocking the Potential of Amil Zakat in the Digital Era. Harapannya LAZISNU dapat mengoptimalkan potensi para amil di era saat ini secara koheren dari hulu ke hilir.
Dalam kesempatan itu Habib Ali mengatakan sepanjang tahun 2023 NU Care-LAZISNU menghimpun dana senilai Rp2,342 triliun. Kemudian berhasil mendistribusikan bantuan sebesar Rp2,327 Triliun. "Keberhasilan ini tentunya tak lepas dari dukungan seluruh elemen masyarakat, amil, nahdliyin, dan para mitra NU Care-LAZISNU," kata Habib Ali dalam keterangannya Sabtu (7/9).
Di juga menyampaikan tahun ini Indonesia kembali dinobatkan sebagai negara paling dermawan di dunia. "LAZISNU, sebagai salah satu lembaga filantropi Islam, berkomitmen untuk menjadi lembaga yang amanah dan profesional, serta terus memperluas jangkauan manfaat ZIS," ujarnya.
Habib Ali menambahkan, Rakernas tersebut menjadi momentum penting untuk mengoptimalkan fungsi ZIS sebagai solusi pengentasan kemiskinan. Kemudian untuk pemberdayaan ekonomi, serta penanganan masalah sosial dan kemanusiaan. "Dengan pengelolaan yang baik, ZIS dapat menjadi instrumen kuat dalam memperbaiki kesejahteraan umat," tegasnya.
Rakernas dihadiri oleh perwakilan cabang dari berbagai daerah di Indonesia dan beberapa cabang dari luar negeri. "Ini menjadi bukti bahwa jaringan LAZISNU terus tumbuh dan berkembang secara global, sehingga kita perlu terus menguatkan tata kelola yang baik bagi lembaga, agar dapat memanfaatkan potensi secara maksimal dan menyeluruh," jelasnya.
Tag: #punya #tanggung #jawab #besar #ketum #pbnu #ingatkan #amil #sekadar #memungut #zakat #sebanyak #banyaknya