Tepis Harlah Muslimat NU Dipolitisasi, Khofifah: Enggak Ada yang Patut Dicurigai
- Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) dan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2022-2027 Khofifah Indar Parawansa membantah Harlah Muslimat NU ke-78 dipolitisasi.
Adapun Harlah itu diadakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) hingga Sabtu (20/1/2024). Di sana terdapat sekitar 150.000 warga Muslimat NU hadir dan memenuhi stadion.
Khofifah menyatakan, tidak ada alat peraga kampanye (APK) yang ditampilkan dalam Harlah NU.
"Kalau orang mau menduga siapa yang bisa menutup dugaan-dugaan itu? Apa yang ada di dalam prosesi ini, apa ada simbol-simbol? Apa ada logo-logo atau ada apa yang patut diduga?" kata Khofifah usai acara tersebut, Sabtu.
Khofifah menyampaikan, saat tausiyah disampaikan oleh Rois Aam PBNU, Miftachul Akhyar pun tidak ada ajakan untuk mendukung pasangan-pasangan calon tertentu yang turut berkontestasi dalam Pilpres.
Tausiyah, kata Khofifah, murni tentang ajaran agama untuk dipraktikkan sehari-hari.
"Tausiah NU, saya rasa ndak ada sesuatu yang patut dicurigai. Kecuali yang hatinya memang sudah curiga," ucap dia.
Lebih lanjut, Khofifah memberikan alasan mengapa Harlah Muslimat NU ke-78 kali ini maju dari tanggal hari lahir Muslimat NU seharusnya.
Padahal, Muslimat NU resmi berdiri pada 29 Maret 1946.
Namun Khofifah menyampaikan, Harlah NU biasanya mengacu pada penanggalan hijriah, yang jatuh setiap tanggal 26 Rabiul Akhir. Bila tanggalnya disesuaikan dengan kalender Masehi, maka tanggal harlah setiap tahun masehi akan berbeda-beda.
Mengacu pada penanggalan hijriah, tanggal 26 Rabu Akhir sudah lewat. Namun, Harlah NU diadakan pada Januari 2024 agar berdekatan dengan harlah PBNU.
"Jadi ini bukan dimajukan, ini di tengah-tengah antara hijriah dan masehi. Tanggal hijriahnya 26 Rabiul Akhir, sekarang (hari ini) sudah masuk 8 Rajab. Kira-kira itu kawan-kawan, supaya kita meluruskan apa yang sedang kita lakukan," ucap Khofifah.
Selanjutnya, Gubernur Jawa Timur ini menyatakan, merangkaikan harlah NU dengan harlah Muslimat NU bukan yang pertama kali terjadi. Saat zaman
"Kita juga sudah pernah melakukan keberseiringan antara HUT NU dan HUT Muslimat NU zaman Kiai Haji Hasyim Muzadi waktu itu. HUT Muslimat ke 60 kita lakukan juga di GBK. Artinya memang suasana ini, memang sangat potensial menimbulkan prediksi dan praduga," sebutnya.
Tag: #tepis #harlah #muslimat #dipolitisasi #khofifah #enggak #yang #patut #dicurigai