Pameran Seni Rupa Art Moments 2024, G3N Project Tampilkan Karya Kolaborasi 5 Seniman
19:50
10 Agustus 2024

Pameran Seni Rupa Art Moments 2024, G3N Project Tampilkan Karya Kolaborasi 5 Seniman

- G3N Project kembali ambil bagian dalam event pameran seni rupa tahunan Art Moments, yang dihelat di Hotel Sheraton, Gandaria City Mal, Jakarta, 9-11 Agustus 2024.

Tahun ini, G3N Project mengusung karya 5 seniman.

"Kami melakukan kolaborasi karya seniman maestro dan emerging artist. Kami berharap, karya-karya mereka bisa diterima kolektor seni dan pengunjung yang hadir di Art Moments ini," jelas General Manager G3N Project Andry Permadi, di sela pembukaan Art Moments 2024, Jumat (9/8/2024).

Pihaknya mengusung karya maestro Heri Dono dan I Gusti Ayu Kadek Murniasih.

Didukung oleh karya seniman muda berbakat Sherry Winata, Peter Rhian Gunawan (Redmiller Blood), dan Arkiv Vilmansa.

"Karya yang kami pamerkan kali ini sarat makna dan berkarakter khas masing-masing seniman," imbuhnya. Andry mengaku bangga, galeri seni G3N Project bisa memamerkan beberapa karya apik mendiang I Gusti Ayu Kadek Murniasih.

Menurutnya, lukisan Murni-sapaan mendiang, kini menjadi karya yang banyak diburu kolektor seni. Semasa hidupnya, Murni adalah seorang seniman yang produktif dalam mengeksplorasi tema-temanya dalam karya dua dan tiga dimensi.

Gaya lukisannya menarik dan tampak sederhana dengan warna-warni, garis-garis yang mengalir dan bentuk-bentuk yang sering kali kontras dengan benda-benda yang kaku dan tajam.

Siapa sangka lukisannya yang indah justru merepresentasikan kekerasan, trauma, dan hilangnya kepolosan yang dialaminya sebagai seorang anak saat ayahnya melakukan pelecehan seksual terhadapnya.

"I Gusti Ayu Kadek Murniasih ini dijuluki "Frida Kahlo Indonesia" karena dinilai memiliki latar belakang yang kelam, sebagai korban perkosaan dan pelecehan seksual. Murni dalam beberapa karyanya menginterpretasikan sejarah kelamnya dalam warna-warna cerah seperti halnya Frida Kahlo, meski dalam bentuk karakter yang tak biasa," imbuhnya.

Selama beberapa tahun terakhir, popularitas karya Murni meningkat secara dramatis. Karyanya telah dipamerkan dalam pameran tunggal dan kelompok, serta dipresentasikan dalam pameran seni internasional dan koleksi museum.

Bikin Kesenangan (Making Pleasure), sebuah komposisi yang menggambarkan tubuh wanita telanjang dengan kuas cat yang diposisikan di antara kedua kakinya dengan tulisan HOBBY di gagang kuas karya Murn bahkan telah dibeli dan menjadi koleksi permanen di Tate Modern Gallery, London.

Karya tersebut merupakan salah satu dari sembilan karya yang dibeli pada bulan Oktober sebagai bagian dari Frieze Tate Fund-di mana tim Tate dan kurator internasional membeli karya-karya untuk koleksi Tate.

Hal ini menjadikan mendiang sebagai seniman Bali pertama yang dikoleksi oleh Tate. "Maka itu, kami dengan bangga memamerkan beberapa karya Murni di ArtMoments," jelas Andry lagi.

Sementara itu, seniman kawakan Heri Dono tak hanya unjuk gigi lewat karya seni lukis, tapi juga melakukan performing art. Ia menjadikan tubuhnya sebagai kanvas, sebagai media instalasi seni.

G3N Project menghadirkan beberapa karya Heri Dono, berjudul "Semar sebagai Doraemon untuk Adanya Rumah", "The Journey of Dinosaurs to Superheroes", dan "Trump Unity".

Heri selalu sukses memadukan sejumlah karakter pewayangan, dengan visual arts, musik, storytelling, kritik sosial berbalut humor, dan berbagai mitos dalam hidup.

"Seorang seniman itu harus bisa hidup di zaman lampau, saat ini, dan masa depan. Kita harus mampu memvisualisasikan atau memprediksi masa depan dalam karya kita, agar karya tak lekang dimakan zaman," ucapnya dalam wawancara bersama disela-sela pembukaan ArtMoments.

Seniman yang dalam waktu dekat akan mengikuti rangkaian pameran tur grup di Ju Ming Museum, Taiwan itu melihat potensi masa depan seniman lokal untuk go global dengan karya-karya mereka.

"Saya yakin. Bahkan saat ini, seni di Asia, termasuk di Indonesia jauh lebih bergairah dibandingkan dunia seni di Eropa yang "dingin-dingin" saja," beber seniman yang pada kurun waktu 1993-2006 menjadi artis paling dicari dan paling banyak diundang dalam pameran internasional bergengsi.

Didukung 3 Artis Pendatang Baru

Warna-warni menyala dari karya seniman pendatang baru Sherry Winata, Redmiller Blood, dan Arkiv Vilmansa juga tak kalah menjadi magnet bagi pengunjung ArtMoments. Peter Rhian Gunawan, pencipta karakter Redmiller Blood dengan lugas menjelaskan karya-karya terbarunya yang tengah dipamerkan G3N Project kali ini.

Ia menerangkan salah satunya, yaitu karya lukis berukuran 2 x 2 meter berkanvas bulat, berjudul "King".

Peter Rhian menampilkan Redmiller Blood menggunakan baju seperti raja.

Ayah dua orang putri lulusan ITB Bandung jurusan DKV yang kini menjadi dosen di Universitas Kristen Maranatha itu menjelaskan, lukisan "King" adalah potret dari ekspektasi masyarakat di lingkungan modern saat ini.

"Kita dituntut untuk kuat dan sempurna, meskipun itu bukan karakter kita yang sesungguhnya. Ini adalah potret kebanyakan anak muda kita yang ingin menjadi karakter King, untuk selalu menjadi nomer satu dengan berbagau cara, tanpa memedulikan prosesnya, semua mau serba cepat," kritiknya.

Simbol bunga juga banyak muncul dalam karyanya, melambangkan kecenderungan masyarakat untuk mengejek mereka yang keluar dari zona nyaman dan mengeksplorasi usaha baru.

"Karya ini berfungsi sebagai pengingat yang kuat bahwa setiap kali seseorang mencoba sesuatu yang baru, akan selalu ada individu yang siap menjatuhkan atau menertawakan usaha mereka," ulasnya dalam pembukaan ArtMoments di Hotel Sheraton Gandaria City Mal, Jakarta, Jumat (9/8/2024).

Seniman pendatang baru lainnya, Sherry Winata juga angkat bicara tentang karya seni yang diusung.

Karya lukis yang didominasi warna ungu itu tampak unik karena memadukan kanvas dengan kristal, glitter, flannel, dan resin, sehingga tampak berdimensi.

Sherry yang mengaku tidak memiliki latar belakang yang bersinggungan dengan dunia seni, justru berlabuh pada seni lukis yang ternyata sangat dicintainya.

Dia belajar secara autodidak lewat YouTube dan mengikuti berbagai kursus melukis.

Dirinya berkeyakinan, bahwa lukisan lebih dari sekadar kenikmatan visual. Melainkan, alat tersembunyi untuk penyembuhan, kebangkitan, dan kenaikan.

Sedangkan karya Arkiv Vilmansa masih konsisten mewujudkan penemuan barunya dalam lukisan karakter kartunnya.

Warna, bentuk, garisnya diperoleh dan dipengaruhi oleh para jenius kreatif di industri yang paling dia hormati Takashi Murakami dan nigo.

Selama hampir 20 tahun karir seninya bekerja, berkolaborasi dengan galeri seni multinasional, perusahaan dan merek seperti IKEA, Volkswagen, ASTRA, OPPO, BAPE dan masih banyak lagi.

Arkiv saat ini berada di bawah pengelolaan BAPE Gallery Jepang dan karyanya juga sangat dicari oleh kolektor seni besar dan pengunjung seni di wilayah tersebut.

Editor: Wahyu Aji

Tag:  #pameran #seni #rupa #moments #2024 #project #tampilkan #karya #kolaborasi #seniman

KOMENTAR