Kenali Quarter Life Crisis, Bertahan dalam Seperempat Usia Sembari Membangun Jati Diri dengan Banyaknya Tuntutan Kehidupan
Ilustrasi orang sedang mengalami quarter life crisis (Freepik)
15:50
22 November 2024

Kenali Quarter Life Crisis, Bertahan dalam Seperempat Usia Sembari Membangun Jati Diri dengan Banyaknya Tuntutan Kehidupan

- Istilah krisis seperempat kehidupan merujuk pada kecemasan dan keraguan terhadap diri seseorang yang dialami sejumlah orang dewasa muda selama pertengahan hingga akhir usia 20-an dan awal usia 30-an.

Hal ini kerap ditandai dengan transisi keluar dari bangku kuliah menuju pada dunia kerja, yang kerap disertai perubahan peran dan bertambahnya rasa tanggung jawab.

Banyak seseorang yang berada pada fase kehidupan ini sering kali telah memulai karier, menjalin hubungan yang berkomitmen, menjadi mandiri secara finansial, dan membangun keluarga.

Bagi sebagian orang, mungkin tampak bahwa mereka akhirnya telah mencapai banyak tujuan yang telah mereka bangun.

Ssbagian orang mengganggap pada fase ini terkadang ditandai oleh perasaan tidak pasti. Mereka mempertanyakan pilihan, identitas, dan hubungan mereka. Mereka mungkin merasa lelah dan terhalang oleh kurangnya kemajuan atau mempertanyakan arah hidup mereka secara keseluruhan.

Melansir dari Very Well Mind, berikut beberapa hal yang yang sering berkaitan dengan quarter life crisis.

Tanda atau gejala penderita ‘Quarter life crisis’

Hal umum yang sering terjadi bagi penderita fase kehidupan ini sering kali mengalami ambiguitas atau munculnya rasa keraguan tentang status kedewasaan, kebutuhan untuk mengeksplorasi diri.

Bahkan ketidakstabilan dalam hubungan, terlalu fokus pada diri sendiri, serta ketakutan akan kehidupan di masa depan.

Adapun beberapa tanda dan gejala umum yang mungkin dialami meliputi beberapa hal diantaranya

1. Tidak memiliki tujuan: Sering kali penderita ini merasa hidup tidak memiliki tujuan, sehingga sering merasa gelisah dan memiliki keinginan untuk mengubah sesuatu dalam hidup yang telah dijalani.

2. Krisis identitas: Sering kali penderita ini mendapati dirinya mempertanyakan akan status identitasnya, termasuk memiliki keraguan tentang keyakinan, tujuan, nilai, dan rasa pada diri sendiri.

3. Ketidakpastian pekerjaan: Banyak dijumpai bahwa penderita ini tidak yakin tentang karier yang mereka jalani, mereka kerap kali bertanya-tanya apakah telah memilih jalan yang salah dan membuang-buang waktu untuk pendidikan dan pelatihan yang tidak tepat bagi dirinya.

4. Stres dalam sebuah hubungan: Penderita ini banyak yang merasa tidak yakin tentang hubungan mereka dan bertanya-tanya apakah hubungan romantis dan persahabatan yang mereka jalani akan bertahan lama dan berhasil.

5. FOMO: Banyak dijunpai pada penderita ini memiliki rasa takut yang sangat besar untuk ketinggalan dalam hal apapun. Sering kali mereka merasa tidak memiliki pencapaian, atau pengalaman yang dialami oleh teman sebaya mereka.

6. Keragu-raguan: Penderita ini sering kali merasakan kesulitan dalam mengambil keputusan dan khawatir tidak bisa mempercayai intuisi yang mereka yakini.

7. Terisolasi: Bagi penderita ini sering kali mereka merasa terputus dari orang lain, atau mendapati diri mereka menarik diri dari orang-orang terdekat.

8. Mendekam: Banyak yang merasa bahwa penderita ini mungkin merasa hhidupnya sedang osong dan stagnan, tetapi dengan rasa apatis dan putus asa hingga membuat mereka sulit menemukan motivasi untuk dapat berubah.

Jenis-jenis penderita ‘Quarter life crisis'

Para peneliti berpendapat bahwa ada dua tipe utama krisis seperempat kehidupan: terkunci di dalam dan terkunci di luar.

1. Krisis terkunci dalam: Hal ini lebih mengacu pada perasaan akan memiliki suatu kewajiban untuk tetap menjalankan suatu peran meskipun merasa tidak puas dengan peran tersebut.

2. Krisis terkunci luar: Hal ini lebih mengacu kepada melibatkan sesuatu dengan ketidakmampuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, Seperti tidak dapat menemukan pekerjaan setelah lulus kuliah.

Tantangan yang dihadapi oleh penderita ‘Quarter life crisis'

Fase dewasa muda adalah masa penuh tantangan baru dan perubahan hidup yang besar. Terkadang hal ini bisa menyenangkan, tetapi juga dapat menimbulkan stres dan ketidakpastian. Beberapa tantangan yang dapat memicu krisis seperempat kehidupan meliputi:

1. Ketidakpuasan kerja: Transisi dari perguruan tinggi ke dunia kerja dapat menambah tekanan dan masalah. Sebagian orang mungkin kesulitan mencari pekerjaan atau mengalami kehilangan pekerjaan pertama. Sebagian lainnya mungkin tidak senang dengan karier yang dipilihnya dan mempertanyakan pilihan hidup mereka.

2. Masalah hubungan: Putus cinta, gejolak romantis, dan perubahan persahabatan dapat menimbulkan stres emosional dan menyebabkan seseorang menjadi terisolasi.

3. Masalah keuangan: Orang sering menghadapi tekanan keuangan baru, termasuk perumahan, pinjaman mahasiswa, dan tanggung jawab lainnya, hal ini dapat membuat mereka stres dan cemas.

4. Tekanan dan harapan sosial: Suka membandingkan diri sendiri dengan orang lain, Lalu kerap kali dituntut akan harapan yang ada pada masyarakat sekitar membuat sebagian penderita ini mudah merasa stres.

5. Tanggung jawab baru: Banyak orang dewasa muda yang menjalin hubungan yang berkomitmen, memiliki anak, menjalani komitmen sosial, dan menangani pekerjaan. Menyeimbangkan semua tanggung jawab tersebut dan menimbulkan stres serta keraguan.

Bagi pendirita quarter life crisis diharapkan untuk tidak sering-sering menggunakan sosial media Paparan media sosial dapat memperparah kecemasan dan tekanan ini.

Jika Anda menghabiskan waktu menelusuri feed media sosial setiap hari, dan yang Anda lihat hanyalah cuplikan momen-momen terbaik dalam hidup setiap orang, hal itu tentu saja dapat menciptakan kecenderungan untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain dan selalu merasa kurang.

Strategi untuk mengatasi ‘Quarter life crisis'

Startegi yang dilakukan yakni dengan cara melakukan refleksi diri diantaranya

1. Menulis jurnal: Menulis tentang perasaan, pikiran, dan tujuan. Hal ini bisa menjadi cara yang bagus untuk mencari pola dan memperhatikan apa yang paling penting bagi kehidupan seseorang.

2. Memiliki waktu sendiri : Dukungan sosial selalu penting, tetapi kesendirian bisa menjadi cara yang bagus untuk merenungkan apa yang paling penting bagi kehidupan yang terbebas dari tekanan sosial.

3. Visualisasi : Meluangkan waktu untuk memvisualisasikan masa depan. Bayangkan diri kalian untuk mengikuti berbagai jalur dan pertimbangkan bagaimana perasaan tersebut terhadap setiap pilihan.

4. Mendapatkan umpan balik : Menceritakan beberapa masalah kepada teman, anggota keluarga, mentor, dan individu tepercaya lainnya dapat menjadi sumber umpan balik dan wawasan yang hebat.

Wawasan mereka dapat membantu kalian mengenali kekuatan dan potensi Anda dengan lebih baik.

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tag:  #kenali #quarter #life #crisis #bertahan #dalam #seperempat #usia #sembari #membangun #jati #diri #dengan #banyaknya #tuntutan #kehidupan

KOMENTAR