Orang yang Tumbuh dalam Keluarga Berpenghasilan Rendah Biasanya Menunjukkan 7 Perilaku ini Saat Dewasa
Tumbuh dalam keluarga berpendapat rendah, ternyata dapat meninggalkan jejak hingga dewasa. Tidak hanya dalam materi, tetapi juga dalam perilaku terbawa hingga dewasa.
Perilaku ini tidak negatif atau positif, hanya saja memang ada perbedaan yang cukup khas dari mereka yang tumbuh dengan ekonomi sulit. Perilaku ini lahir dari kebutuhan, ketahanan, dan perspektif unik terhadap kehidupan dan tantangan.
Dilansir dari berpenghasilan rendah.
1. Kebiasaan yang sadar nilai
Tumbuh dalam rumah tangga yang berpendapat rendah seringkali membentuk hubungan yang unik dengan uang. Kelangkaan sumber daya dapat menghasilkan berbagai cara yang inovatif dalam mengelola keuangan.
Rasa penganggaran dan penghematan yang sudah mengakar ini dapat terus tertanam hingga ia dewasa. Mereka seringkali menunjukkan kebiasaan yang sadar nilai, menekankan pada upaya untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari setiap uang.
Mereka cenderung akan membandingkan harga, baik untuk bahan makanan atau utilitas, dan memilih alternatif yang menghemat biaya. Perilaku ini bukan lahir karena sifat pelit, tetapi dipupuk selama bertahun-tahun untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan sumber daya yang terbatas.
2. Kerendahan hati dan penghargaan
Orang-orang yang lahir dan tumbuh dalam keluarga yang berpenghasilan rendah biasanya memiliki rasa rendah hati dan penghargaan yang mendalam. Mereka menghargai berbagai hal yang mereka peroleh.
Beberapa orang bahkan menemukan kebahagiaan dari hal-hal sederhana dan tidak menganggap remeh apapun. Rasa syukur dan kerendahan hati yang mendalam ini merupakan sifat umum yang ditemukan pada orang dewasa yang pernah mengalami masa kecil yang sulit.
3. Tingkat empati yang tinggi.
Orang dewasa yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah seringkali menunjukkan empati yang tinggi. Mengalami kesulitan secara langsung selama bertahun-tahun membuatnya dapat menumbuhkan pemahaman dan kepedulian yang lebih dalam terhadap orang lain yang mengalami cobaan yang serupa.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Jurnal Kepribadian dan Psikologi Sosial menemukan bahwa individu berpenghasilan rendah akan lebih cenderung terlibat dalam perilaku yang menguntungkan orang lain. Hal ini didorong oleh respons empati mereka yang meningkat.
4. Ketahanan dan kemampuan beradaptasi
Tumbuh dalam keluarga yang berpenghasilan terbatas menuntun kemampuan mereka untuk lebih mudah beradaptasi dengan keadaan yang berubah. Baik itu pindah rumah, pindah sekolah, atau menghadapi ketidakstabilan keuangan, pengalaman ini dapat menumbuhkan ketahanan yang luar biasa.
Saat dewasa, kemampuan beradaptasi ini menjadi aset. Mereka cenderung bangkit kembali dari kemunduran dan menghadapi pasang surut kehidupan dengan mudah.
Mereka sudah belajar sejak kecil bahwa hidup tidak selalu dapat diprediksi atau adil, tetapi cara mereka menanggapi tantangan itulah yang benar-benar penting. Ketahanan ini lebih dari sekedar mekanisme bertahan hidup. Ini adalah bukti kekuatan dan fleksibilitas dalam menghadapi kesulitan.
5. Pentingnya pendidikan
Mereka percaya bahwa pendidikan adalah tiket untuk menuju kehidupan yang lebih baik, jalan keluar dari kemiskinan. Keyakinan ini melekat pada dirinya yang membentuk keputusan dan ambisinya dalam pendidikan.
Pendidikan memiliki kekuatan untuk mengubah kehidupan dalam memutus siklus kemiskinan. Ini bukan hanya tentang mendapatkan nilai yang bagus atau mendapatkan pekerjaan dengan gaji tinggi.
Pendidikan tentang mengejar ilmu pengetahuan, keinginan untuk belajar berkembang, serta keyakinan bahwa melalui pendidikan, kita dapat mengubah keadaan.
6. Etos kerja yang kuat
Ciri umum dari mereka yang tumbuh dalam keluarga yang berpenghasilan rendah adalah etos kerja yang kuat. Banyak yang melihat orang tua memiliki banyak pekerjaan atau bekerja selama berjam-jam untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Pemahaman ini menjadi dedikasi untuk bekerja keras dan tekun. Mereka memahami bahwa kesuksesan tidak dapat diraih dengan mudah dan bersedia untuk melakukan berbagai upaya untuk mencapai tujuannya.
7. Kekuatan harapan
Hidup di tengah kesulitan ekonomi membuat harapan sebagai mercusuar dan kekuatan pendorong yang mendorong individu untuk maju. Keyakinan yang teguh akan masa depan yang lebih baik ini bisa sangat kuat.
Keyakinan ini memicu ambisi, ketahanan, dan mendorong ketekunan. Harapan adalah benang yang menjalin semua perilaku ini. Harapan adalah keyakinan bahwa betapapun sulitnya keadaan, perubahan ini mungkin terjadi dan masa depan cerah akan menanti.
***
Tag: #orang #yang #tumbuh #dalam #keluarga #berpenghasilan #rendah #biasanya #menunjukkan #perilaku #saat #dewasa