Mengapa Orang yang Sudah Mempunyai Pasangan Tetap Bisa Selingkuh, Sebuah Studi Baru Menguaraikan Alasannya
Ilustrasi selingkuh. (Freepik/golubovystock)
15:02
25 Maret 2024

Mengapa Orang yang Sudah Mempunyai Pasangan Tetap Bisa Selingkuh, Sebuah Studi Baru Menguaraikan Alasannya

Selingkuh adalah pelanggaran hubungan yang paling utama dan merupakan pembunuh hubungan yang terkenal kejam. Sebuah hobi favorit untuk bergosip, fenomena ini sering dibicarakan tetapi sulit untuk dipelajari.    Tujuannya agar tidak ketahuan, lalu buat apa perselingkuhan diteliti atas nama ilmu pengetahuan?   Para ilmuwan dapat memberi kita wawasan baru tentang topik ini yang sering kali diselimuti oleh stigma dan misteri. Sebagai contoh bagaimana ilmu pengetahuan dapat menjelaskan suatu fenomena, mungkin kita menganggap menyontek adalah suatu hal yang sederhana.  

  Namun terdapat banyak alasan mengapa orang berbuat curang dan polanya malah lebih kompleks dibandingkan stereotip umum. Sebuah studi baru yang menarik menyoroti motivasi mengapa orang berselingkuh.    Dikutip dari scientificamerican terdapat investigasi yang melibatkan 495 orang yang direkrut melalui kelompok peserta di sebuah universitas besar di Amerika Serikat.   Para peserta mengaku selingkuh dalam hubungan mereka dan menjawab pertanyaan dasar seperti, Mengapa Anda melakukan selingkuh?  

  Hasilnya adalah ada delapan alasan utama mengapa seseorang dapat selingkuh walaupun sudah mempunyai pasangan, yaitu kemarahan, harga diri, kurangnya cinta, rendahnya komitmen, kebutuhan akan variasi, pengabaian, hasrat seksual, dan situasi atau keadaan.    Motivasi-motivasi ini tidak hanya memengaruhi alasan orang berselingkuh, tetapi juga berapa lama mereka melakukannya, kenikmatan seksual mereka, investasi emosional mereka dalam perselingkuhan, dan apakah hubungan utama mereka berakhir sebagai akibat dari perselingkuhan tersebut.
  Meskipun sebagian besar perselingkuhan melibatkan seks, jarang sekali perselingkuhan hanya berhubungan dengan seks itu sendiri.   

  Sebagian besar peserta merasakan suatu bentuk keterikatan emosional dengan pasangan selingkuh mereka, namun hal ini jauh lebih umum terjadi pada mereka yang melaporkan menderita karena pengabaian atau kurangnya cinta dalam hubungan utama mereka.
  Menurut studi tersebut juga kepuasan partisipan terhadap seks berbeda-beda tergantung alasan perselingkuhannya. Orang-orang melaporkan merasa lebih puas secara seksual ketika mereka selingkuh karena hasrat, kurangnya cinta, atau kebutuhan akan variasi.    Mereka yang menyebutkan suatu situasi sebagai penyebab utama merasa kurang puas terhadap pasangan yang diselingkuhinya.  

  Alasan perselingkuhan juga sangat mempengaruhi panjangnya masa selingkuh. Dalam beberapa kasus, hubungan itu hanya sekedar kencan singkat, sementara yang lain merupakan ikatan yang lebih lama dan lebih dalam.   Mereka yang selingkuh karena kurangnya cinta lebih sering berkencan di depan umum dan menunjukkan lebih banyak kasih sayang publik terhadap pasangannya.    Di sisi lain, orang yang selingkuh secara situasional cenderung tidak selingkuh secara terbuka, mungkin karena mereka berharap bisa kembali ke hubungan aslinya tanpa ketahuan.
 

  Jadi, apakah perselingkuhan benar-benar merupakan pembunuh suatu hubungan? Pada akhirnya, nasib hubungan utama para partisipan tidak bergantung pada tindakan itu sendiri, melainkan lebih pada apa yang memotivasi tindakan tersebut.
  Jarang sekali perselingkuhan menghasilkan hubungan yang nyata. Hanya satu dari 10 urusan (11,1 persen) yang akhirnya berubah menjadi komitmen penuh.

Editor: Nicolaus Ade

Tag:  #mengapa #orang #yang #sudah #mempunyai #pasangan #tetap #bisa #selingkuh #sebuah #studi #baru #menguaraikan #alasannya

KOMENTAR