Tidak Semua Orang Butuh Tidur 8 Jam, Ini Penjelasan Pakar
Ilustrasi(FREEPIK)
21:05
22 Desember 2025

Tidak Semua Orang Butuh Tidur 8 Jam, Ini Penjelasan Pakar

- Tidur delapan jam per malam sering dianggap sebagai patokan ideal untuk semua orang. Padahal, kebutuhan tidur setiap orang bisa berbeda-beda dan tidak selalu ditentukan dari durasinya saja.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur memang berdampak buruk bagi kesehatan. Namun, kualitas tidur juga berperan penting dalam menjaga fungsi tubuh dan kesehatan mental.

Psikolog klinis sekaligus pakar tidur dan kognisi, dr. Tony Cunningham, mengatakan bahwa tidur tidak hanya soal jumlah jam, melainkan bagaimana tubuh mengatur dan menjalani proses tidur itu sendiri.

“Tidur dipengaruhi oleh dua hal berbeda, yaitu tekanan tidur dan ritme sirkadian,” ujar Cunningham melansir dari CNN Health, Senin (22/12/2025).

Kualitas tidur tak kalah penting dari durasi

Cunningham menjelaskan bahwa tekanan tidur akan meningkat seiring lamanya seseorang terjaga dan akan berkurang saat tidur. Inilah yang membuat tubuh terasa makin mengantuk setelah beraktivitas seharian.

“Tekanan tidur itu seperti rasa lapar. Makin lama kita tidak tidur, dorongannya akan makin kuat,” kata Cunningham.

Sementara itu, ritme sirkadian merupakan jam biologis alami tubuh yang mengatur siklus tidur dan bangun dalam 24 jam. 

Ritme ini bekerja secara otomatis dan dikendalikan oleh otak, bukan sekadar mengikuti jam atau kebiasaan.

Meski cahaya dan lingkungan sekitar dapat memengaruhi ritme sirkadian, sinyal utamanya tetap berasal dari sistem saraf. 

Hal inilah yang membuat seseorang bisa merasa lebih segar pada waktu tertentu, atau justru mengantuk pada jam-jam yang sama setiap hari.

Jika tekanan tidur dan ritme sirkadian tidak selaras, misalnya akibat jadwal tidur yang tidak teratur atau sering berganti-ganti, kualitas tidur bisa menurun meski durasinya terlihat cukup.

Ilustrasi mengantuk saat mengemudifreepik.com Ilustrasi mengantuk saat mengemudi

Bangun pada jam yang sama juga penting

Menurut Cunningham, membiasakan bangun pada jam yang sama setiap hari justru berdampak positif pada kualitas tidur dibandingkan memaksakan jam tidur tertentu.

“Bangun di waktu yang konsisten bisa lebih membantu tubuh membangun pola tidur yang sehat dibandingkan memaksa tidur saat belum mengantuk,” ujarnya.

Ia menyarankan agar seseorang baru berbaring di tempat tidur ketika benar-benar merasa mengantuk. Jika tidak bisa tertidur dalam 20-30 menit, itu menandakan tekanan tidur belum cukup.

Dalam kondisi tersebut, aktivitas ringan seperti meditasi, mandi air hangat, atau meredupkan lampu bisa membantu tubuh bersiap untuk tidur.

Tidak semua orang butuh tidur 8 jam

Dalam penjelasannya, Cunningham menyebut bahwa rekomendasi untuk tidur selama tujuh hingga sembilan jam per malam merupakan angka rata-rata, bukan aturan mutlak untuk semua orang.

“Tidak semua orang membutuhkan delapan jam tidur. Ada yang optimal dengan lima atau enam jam, tapi ada juga yang butuh sembilan jam atau lebih,” jelasnya.

Kebutuhan tidur sangat dipengaruhi oleh faktor biologis dan fisiologis masing-masing individu.

Cara mengetahui kebutuhan tidur pribadi

Untuk mengetahui kebutuhan tidur ideal, Cunningham menyarankan mencoba tidur tanpa alarm dalam periode tertentu, seperti saat libur atau cuti.

“Tidurlah sampai bangun secara alami tanpa gangguan waktu, tanpa alarm, dan tanpa melihat jam,” katanya.

Pada beberapa hari pertama, durasi tidur bisa lebih panjang karena tubuh sedang memulihkan kurang tidur sebelumnya. Namun setelah itu, waktu bangun biasanya akan menjadi konsisten.

“Jika seseorang bangun di jam yang hampir sama selama beberapa hari berturut-turut tanpa alarm, itu pertanda tubuh sudah menemukan kebutuhan tidurnya,” ujar Cunningham.

Dengan memahami cara kerja tubuh, tidur tidak perlu lagi dipaksakan mengikuti angka tertentu. Yang terpenting, tubuh terasa segar saat bangun dan mampu menjalani aktivitas sehari-hari dengan optimal.

Tag:  #tidak #semua #orang #butuh #tidur #penjelasan #pakar

KOMENTAR