Cerita Diet Nindy, Berhasil Turun BB 39 Kg dengan Defisit Kalori dan Olahraga
Berawal dari rasa insecure, Nindy berhasil menurunkan sekitar 39 kg lewat defisit kalori dan olahraga. Simak ceritanya.(dok. Nindy)
15:10
22 Desember 2025

Cerita Diet Nindy, Berhasil Turun BB 39 Kg dengan Defisit Kalori dan Olahraga

Perjalanan menurunkan berat badan kerap dimulai dari titik paling personal, seperti rasa tak percaya diri.

Hal itulah yang dialami Stefanie Nindya atau Nindy, konten kreator yang memutuskan mengubah gaya hidupnya sejak April 2024 setelah merasa tidak nyaman dengan kondisi tubuhnya sendiri.

“Saat itu aku sering ketemu banyak teman, dan aku ngerasa jelek banget. Pakai baju apa pun enggak pede,” ujar Nindy kepada Kompas.com, Senin (22/12/2025).

Perasaan insecure itu kemudian menjadi pemicu perubahan.

Didukung sahabatnya yang terus mengajaknya berolahraga, Nindy akhirnya memutuskan untuk mulai diet berkomitmen pada gaya hidup yang lebih sehat.

Berawal dari insecure dan keinginan berubah

Sebelum memulai diet, Nindy mengaku jarang berolahraga dan tidak pernah mengontrol pola makan.

Bahkan, menimbang berat badan menjadi hal yang ia hindari karena takut melihat angka di timbangan.

Namun, ia sempat mengetahui berat badannya berada di kisaran 88–89 kilogram pada awal 2024.

Seiring waktu dan pola makan yang belum terkontrol, berat badannya diperkirakan sempat menyentuh 90–92 kilogram.

“Aku sadar kalau cuma insecure doang tanpa berubah, enggak akan ada hasilnya,” katanya.

Dari titik itulah Nindy memutuskan untuk berproses, meski harus dimulai tanpa pendampingan profesional.

Berawal dari rasa insecure, Nindy berhasil menurunkan sekitar 39 kg lewat defisit kalori dan olahraga. Simak ceritanya.dok. Nindy Berawal dari rasa insecure, Nindy berhasil menurunkan sekitar 39 kg lewat defisit kalori dan olahraga. Simak ceritanya.

Pilih diet dengan defisit kalori yang realistis

Alih-alih mengikuti metode diet tertentu seperti keto atau puasa, Nindy memilih pendekatan yang menurutnya paling masuk akal untuknya yang doyan makan, yakni defisit kalori.

“Aku sangat cinta makanan. Jadi diet yang harus nahan lapar atau puasa lama enggak cocok buat aku,” kata Nindy.

Ia pun mulai mempelajari konsep defisit kalori, yaitu mengonsumsi kalori di bawah kebutuhan harian tubuh (total daily energy expenditure/TDEE), tetapi tetap di atas kebutuhan dasar tubuh (basal metabolic rate/BMR).

Untuk membantu proses tersebut, Nindy mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi setiap hari menggunakan aplikasi pelacak nutrisi.

Makanan ditimbang terlebih dahulu, lalu dimasukkan ke aplikasi untuk mengetahui jumlah kalori dan kandungan gizinya.

“Enggak cuma kalori, tapi nutrisi juga harus seimbang. Protein, karbohidrat, lemak, dan serat tetap diperhatikan,” jelasnya.

Diet mandiri yang berhasil

Nindy menjalani diet ini secara mandiri. Saat memulai program penurunan berat badan, ia mengaku kondisi finansialnya belum memungkinkan untuk menyewa personal trainer atau berkonsultasi rutin dengan ahli gizi.

Konsekuensinya, ia harus belajar sendiri melalui berbagai sumber dan lebih disiplin terhadap apa yang ia lakukan.

“Enggak ada pilihan lain. Karena enggak punya budget lebih, aku harus tanggung jawab sama prosesku sendiri,” kata Nindy.

Selain mengatur pola makan, ia juga mulai rutin berolahraga.

Pilihan jatuh pada angkat beban, olahraga yang sebelumnya sama sekali tidak ia sukai.

Tantangan terberat selama diet: melawan diri sendiri

Bagi Nindy, tantangan terberat dalam diet bukan soal makanan, melainkan melawan kebiasaan lama.

Selama 23 tahun hidupnya, ia mengaku tidak terbiasa mengontrol pola makan maupun berolahraga.

“Aku benar-benar enggak suka olahraga. Bahkan jalan kaki aja males,” ujarnya jujur.

Untuk mengatasi hal tersebut, Nindy memilih satu prinsip, yaitukonsistensi.

Ia menyadari bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam waktu singkat.

Ia bahkan sengaja tidak menimbang berat badan selama tiga hingga empat bulan pertama demi menghindari stres dan rasa ingin menyerah.

Fokusnya hanya satu, melakukan kebiasaan sehat secara berulang hingga menjadi bagian dari gaya hidup.

Turun puluhan kilo dan lebih sehat secara mental

Hasilnya mulai terlihat seiring waktu. Setelah lebih dari setahun menjalani perubahan gaya hidup, berat badan Nindy kini berada di kisaran 53–56 kilogram.

Artinya, ia berhasil menurunkan sekitar 39 kilogram dari berat badan tertingginya.

Namun bagi Nindy, perubahan terbesar bukan hanya soal angka di timbangan.

“Aku merasa lebih sehat. Lebih segar. Kalau sekarang lihat kaca, rasanya ini orang sehat,” katanya.

Perubahan tersebut juga berdampak pada kepercayaan diri dan kesehatan mental.

Nindy mengaku jauh lebih nyaman dengan tubuhnya dan tidak lagi terobsesi dengan target penurunan berat badan dalam waktu tertentu.

“Aku enggak pernah maksa badan harus turun sekian kilo dalam sekian bulan. Aku enjoy karena ini tubuhku satu-satunya,” tuturnya.

Kini, diet dan olahraga bukan lagi sekadar upaya menurunkan berat badan, melainkan gaya hidup yang ingin ia pertahankan dalam jangka panjang.

Tag:  #cerita #diet #nindy #berhasil #turun #dengan #defisit #kalori #olahraga

KOMENTAR