Ini Alasan Anak Dua Tahun Sering Terluka Menurut Dokter
Ilustrasi luka.(Dok. Freepik/pvproductions)
07:10
7 Desember 2025

Ini Alasan Anak Dua Tahun Sering Terluka Menurut Dokter

- Banyak orangtua merasa anak usia dua tahun sangat akrab dengan luka karena sering jatuh, terbentur meja, lutut memar, atau sesekali muncul goresan tanpa mereka tahu penyebabnya. 

Meski terlihat mengkhawatirkan, kondisi ini ternyata sangat wajar dalam proses tumbuh kembang anak.

Dokter spesialis anak, dr. Miza Afrizal, Sp.A., menjelaskan bahwa usia sekitar dua tahun adalah fase perkembangan yang unik sekaligus menantang. Sayangnya, fase ini sering disalahpahami dan membuat anak mendapat label “Terrible Two”.

“Saya cukup sedih mendengar istilah Terrible Two. Anak umur dua tahun dibilang terrible, padahal mereka sedang memasuki fase eksplorasi penting dalam perkembangan otaknya,” ujar dr. Miza dalam acara Serunya Parenting #PakeYangBening di Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Jumat (5/12/2025).

Anak dua tahun ingin tahu banyak hal, tapi belum bisa memahami larangan

Menurut dr. Miza, otak anak usia dua tahun sedang berkembang pesat. Mereka memiliki rasa ingin tahu yang besar, motorik kasarnya mulai matang, dan kemampuan menjelajah meningkat drastis. 

Namun di sisi lain, mereka belum bisa memahami instruksi atau penjelasan verbal dengan baik. Akibatnya, larangan yang diberikan orangtua sering dipahami secara terbalik.

“Nyuruh anak dua tahun ‘jangan lompat-lompat’ itu sama saja dengan menyuruh dia lompat-lompat,” kata dr. Miza 

IlustrasiSHUTTERSTOCK Ilustrasi

Ia mencontohkan bahwa otak anak di usia ini justru memproses larangan sebagai dorongan untuk mencoba. Hal yang sama terjadi ketika mereka dilarang bermain di tangga atau memegang benda tertentu.

Bagi anak, larangan itu tidak langsung diterjemahkan sebagai bahaya, tetapi justru memunculkan rasa penasaran, “memang kenapa kalau aku melakukan itu?”.

Dalam banyak kasus, hal inilah yang membuat anak dua tahun terlihat seperti tidak patuh atau dianggap “nakal”. Padahal, menurut dr. Miza, perilaku itu murni karena kemampuan bahasa dan logika mereka belum matang.

Sering terluka bagian dari proses pelajar

Karena dorongan eksplorasinya besar, anak usia dua tahun hampir pasti lebih sering jatuh, kehilangan keseimbangan, atau mengalami benturan kecil. 

Di usia ini, kemampuan motorik mereka berkembang pesat, sementara kemampuan memahami instruksi dan menjelaskan sebab akibat belum matang.

Menurutnya, cara anak usia dua tahun bergerak dan memahami dunia memang membuat mereka lebih rentan terluka. 

Rasa ingin tahunya sangat besar, tetapi kemampuan bahasanya belum mampu menangkap instruksi secara utuh, sehingga anak belum bisa mengantisipasi risiko saat bereksplorasi.

“Dia akan sangat gampang jatuh, tapi memang itu dibutuhkan. Mereka bisa bertanya, tapi tidak terlalu bagus daya tangkapnya, makanya mereka sering berteman dengan luka,” jelas dr. Miza.

Kondisi inilah yang membuat anak di usia dua tahun kerap memiliki memar atau goresan baru. Dokter Miza menegaskan, hal tersebut sepenuhnya normal dan merupakan bagian dari proses belajar anak dalam mengenal tubuh, ruang, dan lingkungan sekitarnya.

Luka kecil adalah bagian dari tumbuh kembang anak

Dengan demikian, dr. Miza menegaskan bahwa orangtua tidak perlu langsung menganggap anak bandel atau mengaitkan perilaku mereka dengan istilah “Terrible Two”. Yang terjadi sebenarnya adalah fase perkembangan otak yang wajar dan penting. 

“Anak usia dua tahun memang akan sangat berteman dengan luka. Mereka butuh eksplorasi sebanyak-banyaknya,” ujarnya.

Dengan memahami bahwa sering jatuh dan terluka adalah bagian dari perkembangan anak usia dua tahun, orangtua tidak perlu buru-buru melabeli perilaku anak sebagai kenakalan, melainkan melihatnya sebagai proses belajar yang wajar dalam tumbuh kembang mereka.

Tag:  #alasan #anak #tahun #sering #terluka #menurut #dokter

KOMENTAR