Benarkah Usia Pernikahan di Bawah 10 Tahun Rawan Konflik dan Berisiko Cerai?
Ilustrasi pasangan sedang berkonflik.(FREEPIK)
11:50
1 November 2025

Benarkah Usia Pernikahan di Bawah 10 Tahun Rawan Konflik dan Berisiko Cerai?

— Banyak yang percaya bahwa masa-masa awal pernikahan, terutama di bawah 10 tahun, adalah periode paling rawan konflik dan perceraian. Namun, benarkah demikian?

Psikolog Klinis Winona Lalita R., M.Psi., Psikolog mengatakan, memang ada beberapa penelitian yang menunjukkan, pernikahan yang masih berusia di bawah 7 hingga 10 tahun berisiko mengalami ketegangan. 

Akan tetapi, hal ini tidak bisa dijadikan ukuran mutlak untuk semua pasangan.

“Sebenarnya ada beberapa penelitian yang mengungkap bahwa pernikahan di bawah 7 atau 10 tahun sangat berisiko, tetapi ini tidak bisa dipukul rata di setiap hubungan,” kata Winona saat diwawancarai Kompas.com, Senin (27/10/2025).

Benarkah pernikahan di bawah 10 tahun rawan konflik dan berisiko cerai?

Risiko bervariasi tergantung budaya dan kondisi sosial ekonomi

Menurut Winona, perbedaan budaya dan kondisi sosial-ekonomi turut memengaruhi seberapa besar risiko konflik dalam sebuah pernikahan. 

Faktor lingkungan, gaya hidup, dan nilai-nilai keluarga di setiap negara juga memiliki peran besar.

“Sebab, satu negara dengan negara lainnya bisa berbeda dari segi sosial-ekonomi, budaya pun berbeda. Saya rasa risiko itu akan terus ada di setiap negara dan daerah, hanya besaran persentasenya yang berbeda-beda,” ujarnya.

Artinya, pasangan yang tinggal di lingkungan dengan tekanan ekonomi tinggi atau nilai budaya yang kaku bisa mengalami dinamika rumah tangga yang berbeda dibandingkan mereka yang hidup di wilayah lebih terbuka dan stabil.

Ilustrasi pasangan.Dok. Unsplash/Afif Ramdhasuma Ilustrasi pasangan.

Pernikahan adalah proses belajar seumur hidup

Hubungan pernikahan sejatinya baru dimulai setelah akad atau pesta resepsi selesai, ini adalah proses pembelajaran seumur hidup.

“Saat kita punya pasangan, sebenarnya seumur hidup kita dan pasangan adalah pembelajaran. Meskipun sudah 15 tahun bersama, bisa saja salah satunya baru menemukan kebiasaan atau pola perilaku tertentu dari pasangannya,” tuturnya.

Oleh sebab itu, tidak jarang pasangan yang sudah puluhan tahun menikah tiba-tiba memutuskan untuk berpisah. 

Menurut Winona, hal ini bisa terjadi karena munculnya hal-hal baru yang sebelumnya belum diketahui atau disadari dalam diri pasangan. 

Kemudian,  pasangan tidak bisa beradaptasi dan tidak memiliki regulasi emosi yang baik untuk menghadapi pembelajaran tersebut.

“Hal ini yang membuat kita kaget ketika, misalnya public figure, sudah berpuluh-puluh tahun menikah tapi memutuskan untuk bercerai. Penyebabnya bisa karena muncul pembelajaran baru itu,” katanya.

Tahun yang menantang dalam pernikahan awal

Meski tidak ada waktu pasti yang menentukan sebuah pernikahan akan berhasil atau gagal, Winona menjelaskan, tahun-tahun awal, khususnya di bawah 10 tahun, memang menjadi masa adaptasi yang paling menantang.

“Kalau di awal pernikahan ada beberapa risiko perceraian, mungkin saja ini berkaitan dengan proses adaptasi,” jelasnya.

Banyak pasangan baru menikah langsung dihadapkan pada perubahan besar, mulai dari menyesuaikan kebiasaan satu sama lain, mengatur keuangan bersama, hingga membagi peran domestik.

“Baru menikah, apalagi yang menikah dan tidak lama kemudian langsung punya anak. Kondisi ini membuat adaptasinya ganda,” ujar Winona.

Adaptasi ganda ini membuat banyak pasangan kewalahan, terutama jika mereka belum memiliki kemampuan regulasi emosi yang baik atau komunikasi yang sehat.

Pentingnnya regulasi emosi dan kemampuan beradaptasi

Winona menegaskan, kemampuan untuk mengatur emosi dan beradaptasi menjadi fondasi penting agar pernikahan bisa bertahan, terlepas dari berapa lama usia hubungan tersebut.

“Beberapa orang yang tidak dibekali dengan regulasi emosi yang baik, tidak bisa beradaptasi, ini menjadi satu risiko juga,” ucapnya.

Ia menegaskan, risiko konflik tidak berhenti hanya di 10 tahun pertama. Setiap fase pernikahan akan membawa tantangan baru, entah itu saat memiliki anak, ketika karier berubah, atau ketika memasuki usia paruh baya.

Maka dari itu, kunci agar pernikahan bisa bertahan bukan pada lamanya waktu, tetapi pada kesediaan kedua pihak untuk terus belajar, beradaptasi, dan saling memahami.

Tag:  #benarkah #usia #pernikahan #bawah #tahun #rawan #konflik #berisiko #cerai

KOMENTAR