



Lingkar Perut Lebih Akurat dari Berat Badan, Ini Penjelasan Ahli Gizi
Banyak orang menilai keberhasilan diet hanya dari angka di timbangan. Berat badan turun, berarti sukses, sementara naik sedikit saja, langsung panik.
Tetapi, menurut ahli gizi, ukuran paling akurat untuk menilai risiko obesitas bukan sekadar berat badan, melainkan lingkar perut.
“Badan boleh terlihat kecil, tapi kalau lingkar perut besar, itu sudah tanda penumpukan lemak di perut yang berisiko bagi kesehatan,” kata Mawar Lestari, S.Gz., ahli gizi RS Soeradji Tirtonegoro Klaten, dalam talkshow Kesehatan Masyarakat Indonesia Sehat bersama Kementerian Kesehatan RI, dikutip pada Kamis (9/10/2025).
Lingkar perut dan risiko penyakit
Mawar menjelaskan, pengukuran lingkar perut lebih menggambarkan lemak viseral, yaitu lemak yang menumpuk di sekitar organ dalam seperti hati dan pankreas.
Lemak jenis ini berhubungan erat dengan berbagai penyakit kronis.
“Kalau lemak viseral menumpuk, risikonya meningkat terhadap diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan hipertensi,” ujarnya.
Sementara itu, angka di timbangan tidak bisa membedakan antara massa otot dan lemak.
Karena itu, seseorang yang tampak kurus bisa saja memiliki lemak perut berlebih atau yang dikenal sebagai skinny fat.
Batas normal lingkar perut
Mawar menjelaskan, berdasarkan pedoman Kementerian Kesehatan RI, batas lingkar perut yang dikategorikan berisiko adalah:
- ≥90 cm untuk pria
- ≥80 cm untuk wanita
“Kalau sudah di atas angka itu, berarti lemak di perut sudah berlebihan, meskipun berat badan masih kelihatan normal,” jelas Mawar.
Cara mengukur lingkar perut
Ia menambahkan, pengukuran bisa dilakukan dengan pita ukur sederhana, dengan posisi berdiri tegak dan pita melingkar di bagian tengah antara tulang rusuk bawah dan puncak tulang panggul.
Berat badan turun bukan satu-satunya patokan
Mawar mengingatkan, penurunan berat badan sebaiknya tidak dijadikan satu-satunya indikator keberhasilan diet.
“Saat seseorang mulai makan lebih sehat dan berolahraga, berat badannya mungkin turun sedikit, tapi lingkar perutnya berkurang signifikan. Itu justru tanda yang lebih baik,” katanya.
Selain itu, pola hidup sehat yang berkelanjutan lebih penting daripada menurunkan berat badan secara cepat.
“Yang kita kejar itu komposisi tubuh yang sehat, bukan hanya angka di timbangan,” tambahnya.
Lingkar perut lebih akurat daripada timbangan untuk ukur risiko obesitas. Ini penjelasan dan tips menjaga perut ideal dari ahli gizi.
Cara menjaga lingkar perut tetap ideal
Untuk menjaga lingkar perut dalam batas normal, Mawar menyarankan beberapa langkah sederhana:
- Kendalikan porsi makan
Pastikan separuh piring berisi sayur dan buah.
- Batasi gula, garam, dan lemak
Sesuai anjuran Kemenkes, konsumsi gula maksimal 4 sendok makan per hari atau setara dengan 50 gram, garam 1 sendok teh, dan lemak 5 sendok makan.
- Pilih karbohidrat kompleks
Misalnya nasi merah, singkong, atau gembili yang lebih tinggi serat dan membuat kenyang lebih lama.
- Tetap aktif bergerak
Olahraga ringan 30 menit setiap hari dapat membantu mengurangi lemak perut.
- Tidur cukup dan kelola stres
Kurang tidur dan stres kronis terbukti meningkatkan kadar hormon kortisol yang memicu penumpukan lemak di perut.
Menurut Mawar, perubahan kecil yang konsisten jauh lebih efektif daripada diet ekstrem yang cepat tapi sulit dipertahankan.
“Tubuh kita butuh keseimbangan. Kalau makan cukup, aktif bergerak, dan tidur teratur, maka berat badan dan lingkar perut akan menyesuaikan secara alami,” jelasnya.
Tag: #lingkar #perut #lebih #akurat #dari #berat #badan #penjelasan #ahli #gizi