



12 Penyebab Rambut Rontok, Termasuk Sering Minum Minuman Manis
- Kerontokan rambut bisa menjadi salah satu hal yang paling mengganggu penampilan, baik bagi perempuan maupun laki-laki.
Namun, para ahli menyebut kerontokan rambut tak hanya disebabkan faktor genetik atau usia.
Ada beragam hal tersembunyi yang tanpa disadari bisa membuat rambut menipis, mulai dari gaya hidup, stres, hingga paparan bahan kimia tertentu. Berikut beberapa penyebab rambut mudah rontok.
Penyebab Rambut Rontok
1. Kekurangan vitamin dan mineral penting
Rambut yang sehat berasal dari tubuh yang mendapat asupan nutrisi cukup. Menurut dermatolog Zein Obagi, MD, pola makan yang tidak seimbang bisa menjadi biang kerontokan.
“Asupan zat besi, zinc, biotin, dan protein yang tidak cukup dapat menghambat kemampuan folikel rambut untuk menumbuhkan helaian baru,” jelas Obagi, seperti dilansir dari Best Life, Senin (6/10/2025).
Diet ekstrem atau penurunan berat badan yang terlalu cepat juga dapat menguras cadangan nutrisi tubuh, termasuk nutrisi yang diperlukan untuk regenerasi rambut. Akibatnya, akar rambut menjadi lemah dan mudah lepas dari kulit kepala.
2. Kelebihan vitamin A
Jika kekurangan vitamin bisa berdampak buruk, kelebihan pun tak kalah berisiko. Vitamin A berperan dalam pertumbuhan sel, termasuk folikel rambut. Namun, konsumsi berlebihan justru bisa menyebabkan efek sebaliknya.
“Asupan retinol berlebih membuat folikel rambut bekerja terlalu cepat hingga mencapai akhir siklus pertumbuhan dan akhirnya rontok,” kata Michael May, FRCS, ahli bedah rambut dari Wimpole Clinic di London.
Artinya, suplemen yang dianggap menyehatkan rambut justru bisa membuatnya rontok jika tidak dikonsumsi sesuai dosis.
3. Terlalu sering minum minuman manis
Selain berpengaruh pada berat badan dan kadar gula darah, minuman manis ternyata juga bisa memicu kebotakan dini.
Penelitian di tahun 2023 menemukan bahwa pria yang rutin mengonsumsi minuman bergula, seperti soda, kopi manis, atau minuman energi, memiliki risiko 30 persen lebih tinggi mengalami kerontokan rambut pola pria (male pattern hair loss).
Para peneliti menduga tingginya kadar gula dapat mengganggu keseimbangan hormon dan memperburuk peradangan di folikel rambut, sehingga rambut lebih mudah rontok.
4. Efek samping filler dan botoks
Prosedur kecantikan seperti dermal filler atau botoks ternyata bisa berisiko pada pertumbuhan rambut.
Menurut dokter toksikologi di National Capital Poison Center, Kelly Johnson-Arbor, MD, suntikan di area dahi dapat menekan pembuluh darah kecil yang memberi nutrisi pada folikel rambut.
“Cairan filler dapat menimbulkan tekanan pada jaringan sekitar sehingga menghambat aliran darah ke folikel rambut, menyebabkan rambut rontok sementara,” ujarnya.
Namun kabar baiknya, kondisi ini biasanya membaik dalam beberapa bulan saat sirkulasi kembali normal.
5. Stres fisik dan mental
Kerontokan rambut karena stres bukanlah mitos. Tubuh manusia memiliki mekanisme alami yang akan memprioritaskan energi untuk fungsi vital saat menghadapi tekanan berat, bukan untuk pertumbuhan rambut.
“Ketika seseorang mengalami trauma fisik, kehilangan orang terdekat, atau stres emosional berat, tubuh dapat menghentikan sementara siklus pertumbuhan rambut,” ungkap Obagi.
Kondisi ini disebut telogen effluvium dan biasanya bersifat sementara. Rambut akan tumbuh kembali begitu stres teratasi, meski prosesnya bisa memakan waktu beberapa bulan.
6. Efek samping obat-obatan
Beberapa jenis obat memang memiliki efek samping terhadap rambut. Misalnya, obat kemoterapi, antidepresan, beta-blocker, hingga terapi hormon.
“Beta-blocker mengubah respons tubuh terhadap hormon stres seperti adrenalin, yang dapat menghambat pertumbuhan rambut di folikel,” ungkap Brandi Cole, PharmD dari Persona Nutrition.
Selain itu, pasien yang menggunakan obat penurun berat badan seperti Ozempic juga melaporkan mengalami kerontokan rambut akibat penurunan berat badan yang cepat.
Dalam banyak kasus, kondisi ini dapat membaik setelah metabolisme tubuh kembali stabil.
7. Mengikat trambut terlalu kencang
Mengikat rambut terlalu kencang atau sering memakai ekstensi bisa menyebabkan traction alopecia, yaitu kerontokan akibat tarikan berlebihan pada akar rambut.
Gaya rambut seperti kuncir tinggi atau kepangan ketat membuat akar rambut terus-menerus tertarik hingga akhirnya lepas dari folikel.
Untuk mencegahnya, pilihlah gaya rambut yang lebih longgar dan hindari penggunaan alat catok atau hair dryer bersuhu tinggi yang bisa merusak batang rambut.
8. Penggunaan dry shampoo dan bahan kimia
Trikolog Hannah Gaboardi menjelaskan, kehadiran dry shampoo memang praktis, tapi penggunaannya yang berlebihan bisa menimbulkan masalah.
“Sisa produk yang menumpuk di kulit kepala bisa menyumbat pori, menghambat aliran oksigen dan nutrisi ke folikel rambut. Akibatnya, pertumbuhan rambut melambat dan mudah rontok,” terang dia.
Begitu pula dengan produk pelurus rambut kimia. Studi tahun 2022 mencatat, bahan kimia tersebut tak hanya menyebabkan kerontokan, tetapi juga bisa menimbulkan iritasi kulit kepala dan kerusakan permanen pada struktur rambut.
9. Paparan logam berat
Kerontokan rambut juga bisa menjadi tanda gangguan serius, seperti keracunan logam berat (arsenik atau talium).
“Logam berat dapat mengganggu metabolisme seluler dan merusak fungsi organ, termasuk folikel rambut,” tutur Johnson-Arbor.
Biasanya, kerontokan disertai gejala lain seperti kesemutan, gangguan pencernaan, atau penurunan kesadaran.
10. Perubahan musim
Menurut ahli rambut Gökhan Vayni dari Vera Clinic, banyak orang mengalami kerontokan lebih parah saat musim dingin.
“Udara dingin dan kering membuat kulit kepala kehilangan kelembapan, sehingga rambut lebih mudah patah dan rontok,” ujarnya.
Perubahan suhu dan paparan sinar matahari juga memengaruhi siklus alami pertumbuhan rambut yang biasanya meningkat saat musim panas.
11. Penyakit autoimun
Beberapa penyakit autoimun, seperti alopecia areata bisa membuat sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut.
“Gangguan ini menghentikan siklus pertumbuhan rambut secara tiba-tiba, tetapi dapat dikontrol dengan terapi yang tepat,” ujar Obagi.
Penting bagi penderita untuk segera berkonsultasi dengan dokter agar bisa mendapat perawatan sesuai kondisi tubuhnya.
12. Perubahan hormon
Fluktuasi hormon akibat kehamilan, melahirkan, atau menopause sering kali memicu rambut rontok sementara
Ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan rambut menjadi tipis, terutama pada perempuan dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS).
Biasanya, kondisi ini akan membaik setelah kadar hormon kembali normal atau dengan bantuan perawatan medis.
Menjaga pola makan seimbang, mengelola stres, dan merawat kulit kepala dengan benar bisa menjadi langkah awal untuk mencegah rambut rontok berlebih.
Tag: #penyebab #rambut #rontok #termasuk #sering #minum #minuman #manis