Jika Anda Ingin Terlihat Lebih Cerdas saat Berbicara dengan Orang Lain, Ucapkan Selamat Tinggal pada 9 Frasa Ini
Kata-kata memiliki kekuatan yang lebih besar daripada yang kita duga, terutama jika menyangkut bagaimana orang lain menilai kecerdasan kita.
Sayangnya, beberapa frasa yang kita gunakan secara santai dapat secara tidak sengaja membuat kita tampak kurang tajam. Jika Anda ingin terdengar lebih pintar, sekarang saatnya membuang beberapa hal ini.
Dilansir dari geediting.com, Jumat (11/10), berikut panduan singkat untuk sembilan frasa yang mungkin menghalangi Anda menampilkan sisi terbaik diri Anda.
1. “Saya bukan orang cerdas, tapi…”
Pernah dengar hal yang disebut dengan merendahkan diri ?
Yaitu saat kita merendahkan diri kita sendiri atau meremehkan kemampuan kita sendiri dalam upaya agar terlihat rendah hati atau lucu.
Namun, inilah masalahnya, jika itu dilakukan secara berlebihan, Anda dapat tampak kurang cerdas daripada yang sebenarnya.
Mungkin tampak tidak berbahaya, atau bahkan sederhana, tapi percayalah, itu tidak akan memberi Anda manfaat apa pun.
Dengan mengawalinya dengan frasa ini, Anda pada dasarnya meminta maaf atas pikiran Anda bahkan sebelum Anda mengungkapkannya.
Bila kita menggunakan frasa seperti ini, kita merusak kredibilitas kita sendiri. Alih-alih mengawali gagasan Anda dengan keraguan, percayalah pada wawasan Anda dan sampaikan secara lugas.
2. “Hanya keberuntunganku”
Ah, kalimat klasik “hanya keberuntunganku.” Awalnya, hal itu tampak tidak berbahaya, tetapi jika dipikirkan kembali, hal itu membuat kita tampak tidak memiliki kendali atas manajemen waktu diri kita sendiri.
Daripada menyalahkan faktor eksternal dan menyerahkan semuanya pada "keberuntungan", lebih cerdas untuk mengambil tanggung jawab.
Frasa seperti “hanya keberuntunganku” secara halus melemahkan kemampuan dan kecerdasan kita.
3. “Secara harfiah”
Istilah “secara harfiah” telah mengalami banyak perubahan dalam beberapa tahun terakhir.
Istilah ini pernah digunakan untuk menekankan bahwa sesuatu tidak bersifat metaforis atau dilebih-lebihkan tetapi benar-benar seperti yang dijelaskan.
Namun, dalam bahasa sehari-hari saat ini, “secara harfiah” sering digunakan untuk penekanan atau efek dramatis.
Misalnya, Anda mungkin mendengar seseorang berkata, "Saya benar-benar kelaparan," padahal sebenarnya mereka sangat lapar, bukan hampir kelaparan.
Meskipun mungkin tampak seperti berlebihan namun penggunaan kata “secara harfiah” secara berlebihan atau salah dapat membuat Anda tampak kurang cerdas.
Itu adalah pengingat bahwa bahasa terus berkembang, dan kata-kata yang kita gunakan dapat sangat memengaruhi cara orang lain menilai kecerdasan kita.
4. “Sejujurnya…”
“Sejujurnya…” adalah frasa yang sering kita ucapkan tanpa banyak berpikir. Tampaknya ini cara yang tidak berbahaya untuk mengawali sebuah opini, tetapi pertimbangkan apa yang tersirat di dalamnya.
Ini menunjukkan bahwa Anda mungkin tidak selalu jujur, dan baru sekarang, dalam kasus ini, Anda memilih untuk berbicara jujur.
Dalam komunikasi, kepercayaan adalah kuncinya. Anda ingin orang-orang percaya bahwa Anda tulus dan terus terang setiap saat.
Jadi, ketika Anda menggunakan frasa seperti "jujur saja," hal itu dapat menimbulkan tanda bahaya mengenai ketulusan Anda dan, sebagai akibatnya, kecerdasan Anda.
Daripada menggunakan frasa ini, nyatakan saja pendapat atau ide Anda secara langsung, itu akan terdengar lebih meyakinkan dan autentik, serta meninggalkan kesan yang lebih positif tentang kecerdasan Anda!
5. “Kurasa begitu” atau "Saya Kira"
Frasa ini adalah salah satu perangkap komunikasi halus yang dapat kita alami. Sering kali hal itu terucap saat kita tidak yakin atau ragu dengan pikiran dan ide kita sendiri.
Bagi sebagian orang, ini mungkin tampak seperti ekspresi ketidakpastian yang tidak berbahaya, tetapi pada kenyataannya, ini dapat sangat merusak kredibilitas Anda.
Dengan memulai atau mengakhiri pernyataan Anda dengan "Saya kira," pada dasarnya Anda memberi tahu audiens bahwa Anda kurang percaya diri dengan pendapat Anda sendiri.
Itu melemahkan argumen Anda dan mengurangi dampak kata-kata Anda. Jika Anda ingin terlihat cerdas, penting untuk memproyeksikan kepercayaan diri terhadap ide-ide Anda.
6. “Saya cuma bilang”
“Saya cuma bilang” adalah frasa yang sering muncul dalam percakapan kita, lebih sering dari yang kita sadari. Biasanya itu merupakan cara untuk melunakkan pernyataan atau pendapat yang berpotensi membuat seseorang kesal.
Namun, begini masalahnya, hal itu juga dapat membuat kita dianggap agresif-pasif atau meremehkan.
Saat kita mengatakan, "Saya cuma bilang," yang sebenarnya kita lakukan adalah menjauhkan diri kita dari pikiran dan perasaan kita sendiri.
Ini seperti kita meminta maaf karena mempunyai pendapat atau mencoba menghindari tanggung jawab atas perkataan kita.
Dan mari kita hadapi, tidak ada seorang pun yang pernah memenangkan perdebatan atau meninggalkan kesan mendalam dengan bersikap tidak berkomitmen.
Kecerdasan bukan hanya tentang apa yang kita ketahui, tetapi juga tentang bagaimana kita mengungkapkan ide-ide kita dan mendukung ide-ide tersebut.
7. “Aku tidak bisa”
Frasa ini menjadi bagian besar perbendaharaan kata saya untuk waktu yang lama. Frasa “Saya tidak bisa", pada awalnya mungkin digunakan untuk melindungi diri sendiri dari kemungkinan kegagalan dan rasa malu.
Namun seiring berjalannya waktu, kita akan menyadari bahwa mengatakan “Saya tidak bisa” lebih dari sekadar kebiasaan yang merugikan diri sendiri.
Itu adalah ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya, dengan meyakinkan diri sendiri bahwa kita tidak dapat melakukan sesuatu, kita menempatkan diri kita pada kegagalan bahkan sebelum mencobanya.
Frasa “Saya tidak bisa” tidak hanya mencerminkan kurangnya rasa percaya diri, frasa ini juga memberikan kesan pikiran tertutup dan tidak mau belajar, yang bukanlah ciri-ciri pikiran cerdas.
8. “Ini mungkin pertanyaan bodoh…”
Frasa ini kerap digunakan sebagai pernyataan penyangkalan sebelum mengajukan pertanyaan, dalam upaya melindungi diri dari potensi penghakiman.
Akan tetapi, tanpa sengaja hal itu dapat membuat kita terlihat kurang cerdas. Memberi label pertanyaan Anda sendiri sebagai "bodoh" bahkan sebelum Anda menanyakannya akan merusak kredibilitas Anda dan dapat membuat orang lain mempertanyakan keyakinan Anda terhadap pikiran dan ide Anda sendiri.
Tidak ada pertanyaan bodoh. Mengajukan pertanyaan merupakan tanda keingintahuan dan keinginan untuk belajar, yang keduanya merupakan indikator kecerdasan.
9. “Apapun” atau "Terserah"
“Apapun” adalah frasa yang sering kita gunakan untuk mengekspresikan ketidakpedulian atau mengabaikan suatu argumen.
Meskipun tampaknya seperti cara cepat dan mudah untuk mengakhiri perselisihan, hal itu dapat memberikan kesan bahwa Anda tidak tertarik atau tidak terlibat.
Kata tunggal ini dapat menghilangkan rasa hormat dan nilai percakapan, membuat Anda tampak kurang cerdas.
Kecerdasan bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang menunjukkan rasa hormat dan terlibat dalam percakapan yang bermakna.
Tag: #jika #anda #ingin #terlihat #lebih #cerdas #saat #berbicara #dengan #orang #lain #ucapkan #selamat #tinggal #pada #frasa