Perang Dagang Memanas Gegara Trump! Bursa Asia Runtuh, IHSG Ikut Tertekan?
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. [Tangkapan layar akun X @realDonaldTrump]
10:05
8 April 2025

Perang Dagang Memanas Gegara Trump! Bursa Asia Runtuh, IHSG Ikut Tertekan?

Pasar saham global kembali diguncang ketidakpastian setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan menaikkan tarif impor terhadap China hingga 50%. Kekhawatiran eskalasi perang dagang memicu aksi jual besar-besaran di Wall Street dan bursa Asia, sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi terkoreksi setelah sebelumnya ditutup menguat jelang libur Lebaran.

Wall Street Melemah, Trump Tegaskan Ancaman Tarif

Pada perdagangan Senin (7/4/2025), indeks utama Wall Street ditutup bervariasi dengan sentimen negatif masih mendominasi. Dow Jones Industrial Average merosot 349,26 poin (0,91%), sedangkan S&P 500 melemah 0,23%. Hanya Nasdaq Composite yang berhasil mencatat kenaikan tipis 0,10%, didorong aksi beli saham teknologi besar seperti Nvidia dan Palantir.

Sentimen pasar memburuk setelah Trump melalui akun Truth Social-nya mengancam akan memberlakukan tarif tambahan 50% terhadap produk China mulai 9 April 2025 jika Beijing tidak mencabut kenaikan tarif balasan sebesar 34%. "Jika China tidak menarik kenaikan tarifnya, semua negosiasi akan dihentikan," tegas Trump.

Pasar sempat mencoba pulih setelah beredar rumor di media sosial mengenai kemungkinan jeda 90 hari dalam penerapan tarif. Namun, Gedung Putih dengan cepat membantah kabar tersebut dan menyebutnya sebagai "berita palsu", mengembalikan tekanan ke level sebelumnya.

Bursa Asia Kompak Anjlok

Dampak ancaman tarif Trump tidak hanya dirasakan di AS, tetapi juga meluas ke pasar saham Asia. Pada hari yang sama (7/4/2025), mayoritas indeks regional terpuruk dengan penurunan signifikan.

Indeks Nikkei 225 Jepang anjlok 7,83%, disusul Topix yang melemah 7,79%. Di Korea Selatan, Kospi dan Kosdaq masing-masing jatuh 5,57% dan 5,25%. Sementara itu, bursa Taiwan menjadi salah satu yang terpukul paling keras dengan indeks Taiex merosot 9,7%, memicu penghentian sementara perdagangan.

Di Hong Kong, Hang Seng mengalami penurunan terbesar di Asia dengan pelemahan 13,22%, sedangkan indeks CSI 300 dan Shanghai Composite China masing-masing turun 7,05% dan 7,34%. Pasar Australia dan Selandia Baru juga tidak luput dari tekanan, dengan ASX 200 dan NZX 50 melemah 4,23% dan 3,24%.

Menanggui gejolak tersebut, Trump menyatakan bahwa dirinya tidak sengaja memicu aksi jual besar-besaran. "Saya tidak ingin terjadi apa-apa, namun terkadang Anda harus minum obat untuk memperbaiki sesuatu," ujarnya kepada wartawan di Air Force One. Pernyataan ini justru semakin memperdalam ketidakpastian di kalangan investor.

IHSG Berpotensi Terkoreksi, Asing Masih Net Buy

Sebelum libur Lebaran, IHSG sempat ditutup menguat 0,59% dengan catatan net buy asing senilai Rp518 miliar. Saham-saham seperti BBRI, BMRI, ASII, BFIN, dan CLEO menjadi favorit investor asing.

Namun, analis memperingatkan bahwa IHSG berpotensi terkoreksi hari ini akibat sentimen negatif dari perang dagang AS-China. Level support IHSG diperkirakan berada di kisaran 6.200-6.400, sementara resistensi di 6.500-6.600.

Beberapa saham menjadi sorotan untuk strategi buy on weakness hari ini merujuk kajian dari BNI Sekuritas, di antaranya:

JPFA: Area beli di 1.880-1.900 dengan cut loss jika tembus di bawah 1.800. Potensi kenaikan jangka pendek ke 1.950-2.000.
CPIN: Area beli 4.200-4.300, cut loss di bawah 4.150. Target 4.380-4.420.
ICBP: Area beli 9.850-10.000, cut loss di bawah 9.800. Target 10.150-10.300.
BREN: Area beli 5.000-5.200, cut loss di bawah 4.980. Target 5.350-5.625.
HRTA: Area beli di 494, cut loss di bawah 470. Target 510-530.
PSAB: Area beli 236-246, cut loss di bawah 220. Target 254-262.

Pasar keuangan global kini mengincar setiap perkembangan terkait kebijakan perdagangan AS-China. Jika ancaman tarif Trump benar-benar diterapkan, volatilitas berpotensi meluas ke berbagai sektor, termasuk teknologi, manufaktur, dan komoditas.

Investor disarankan untuk tetap waspada dan memantau respons Beijing, serta kemungkinan intervensi bank sentral untuk menstabilkan pasar. Dengan ketegangan yang masih tinggi, pergerakan pasar dalam beberapa hari ke depan akan sangat bergantung pada dinamika politik dan ekonomi kedua negara adidaya tersebut.

Editor: M Nurhadi

Tag:  #perang #dagang #memanas #gegara #trump #bursa #asia #runtuh #ihsg #ikut #tertekan

KOMENTAR