



Dunia Kerja vs Usia Senja: Kapan Seseorang Dianggap Terlalu Tua untuk Bekerja?
- Kapan seseorang dianggap terlalu tua untuk bekerja? Pertanyaan ini kembali mencuat di tengah perdebatan global soal usia pensiun.
Baru-baru ini, Denmark menaikkan usia pensiun menjadi 70 tahun, sebuah kebijakan yang memicu perdebatan hangat di negara tersebut.
Di sisi lain, publik Amerika Serikat (AS) mempertanyakan kapasitas mental mantan Presiden Joe Biden saat masih menjabat, sementara Warren Buffett baru saja pensiun dari Berkshire Hathaway di usia 94 tahun. Donald Trump yang kini berusia 78 tahun pun masih aktif di dunia politik, meski kerap menuai kontroversi.
Dikutip dari The Guardian, regulasi terbaru di AS justru mendorong orang untuk bekerja lebih lama. Usia pengambilan dana pensiun 401(k) akan dinaikkan dari 70,5 tahun menjadi 75 tahun pada 2033.
Namun, di sisi lain, sebuah studi menunjukkan bahwa lebih dari setengah pekerja di atas usia 50 tahun dipaksa keluar dari pekerjaan sebelum mereka benar-benar siap pensiun.
Meski undang-undang AS melarang pensiun paksa, beberapa perusahaan besar seperti General Electric, Exxon, Intel, hingga Apple memiliki batas usia tertentu bagi para eksekutif dan anggota dewan mereka.
Menariknya, menurut laporan dari Federal Reserve, lebih dari separuh bisnis kecil di AS justru dimiliki oleh orang berusia di atas 55 tahun. Bahkan, 70 persen perusahaan dengan lebih dari 50 karyawan dipimpin oleh kelompok usia ini.
Peningkatan jumlah lansia menjadi sorotan tersendiri. Pada tahun 1960, hanya 9% warga AS yang berusia di atas 65 tahun. Kini jumlahnya hampir dua kali lipat menjadi 18%, dan diperkirakan akan mencapai 23% pada 2054. Dengan harapan hidup yang meningkat dari kurang dari 70 tahun di tahun 1960 menjadi hampir 80 tahun saat ini, maka masa produktif seseorang pun otomatis ikut meluas.
Namun, kapan sebenarnya seseorang dianggap "terlalu tua" untuk bekerja?
Tidak ada patokan pasti. Lihat saja Mick Jagger (81), Paul McCartney (82), hingga Bruce Springsteen (75), yang masih tampil di atas panggung. Tom Cruise di usia 62 masih melompat dari pesawat dalam film-film aksi. Cher (78) pun belum berhenti berkarya, bahkan merilis album liburan baru-baru ini. Richard Branson (74) tetap memimpin kerajaan bisnis Virgin.
Akan tetapi, apakah kita merasa nyaman jika seseorang berusia 78 tahun memimpin negara, mengemudikan pesawat komersial, atau melakukan operasi jantung terbuka?
Dikutip dari penelitian Stanford University tahun 2023, perubahan signifikan dalam tubuh manusia terjadi dua kali, yaitu sekitar usia 44 dan 60 tahun. Pada usia 60, lonjakan masalah kesehatan seperti gangguan muskuloskeletal dan penyakit jantung mulai meningkat. Penelitian ini juga menjelaskan mengapa banyak orang tiba-tiba merasa "menjadi tua" secara mendadak, bukan bertahap. Energi menurun, dan tubuh mulai melambat.
Meski masih memiliki semangat dan minat terhadap dunia, banyak orang di usia 60-an mulai mengutamakan kualitas hidup. Seorang teman yang pernah mengelola bar di usia muda kini bekerja sebagai manajer pabrik. Saat ditanya apakah ia tertarik membuka bar lagi, jawabannya sederhana, "Tidak ada energinya. Saya hanya ingin bermain golf dan menghabiskan waktu bersama cucu."
Itulah realitas yang dihadapi banyak orang. Bukan tidak mampu, tapi prioritas hidup berubah.
Pada akhirnya, batas usia dalam bekerja bukan sekadar angka. Melainkan kapasitas, energi, dan keinginan untuk terus terlibat secara aktif. Dunia kerja memang berubah, tetapi manusia pun punya titik di mana pekerjaan bukan lagi pusat kehidupan. (*)
Tag: #dunia #kerja #usia #senja #kapan #seseorang #dianggap #terlalu #untuk #bekerja