10 Red Flag Keuangan yang Bisa Merusak Pernikahan, Jangan Abaikan
Ilustrasi pasangan yang mengalami red flag keuangan dalam pernikahannya.()
23:25
25 April 2025

10 Red Flag Keuangan yang Bisa Merusak Pernikahan, Jangan Abaikan

– Masalah keuangan menjadi salah satu penyebab utama konflik dalam pernikahan. 

Bukan semata soal besar kecilnya penghasilan, tetapi juga cara seseorang memperlakukan uang dan pasangannya dalam urusan finansial.

Jika dibiarkan, red flag keuangan bisa merusak kepercayaan dan stabilitas rumah tangga. Berikut ini beberapa tanda yang patut diwaspadai.

Red Flag Keuangan yang Bisa Merusak Pernikahan

1. Tidak mau terbuka soal keuangan

Pasangan yang menghindari pembicaraan soal kondisi keuangan, utang, atau penghasilan bisa menyimpan masalah serius. 

Ketertutupan ini menciptakan ruang untuk menumbuhkan kebohongan dan rasa tidak percaya keluarga.

“Ketika seseorang enggan berdialog terbuka soal kondisi keuangan, terutama saat hubungan mulai serius, itu patut diwaspadai,” kata Nicole Carson, perencana keuangan di Brunch & Budget, seperti dilansir Huffpost, Selasa (22/4/2025)

2. Menggunakan uang untuk mengontrol

Menggunakan uang sebagai alat kontrol merupakan bentuk manipulasi dalam hubungan.

Pasangan bisa membuat kamu merasa berutang budi atau bersalah karena mereka  telah membantu finansial kamu. 

“Kalau pasangan membuat kamu merasa bersalah karena uang atau menagih pengorbanan secara berlebihan, itu red flag besar,” ujar pelatih kencan Damona Hoffman.

3. Membuat kamu malu dengan kondisi keuangan

Sikap merendahkan karena kamu memiliki penghasilan kecil atau tidak punya tabungan cukup adalah bentuk toxic behavior.

Carson menjelaskan, pasangan yang suportif seharusnya tidak merendahkan pasangannya hanya karena berpenghasilan lebih kecil. 

"Topik keuangan harus menjadi zona tanpa rasa malu dalam hubungan," ujar dia.

4. Gaya hidup mewah yang tidak realistis

Pasangan yang hidup mewah padahal tidak sebanding dengan penghasilannya bisa jadi sedang hidup di luar kemampuan.

Perilaku ini jika dibiarkan dapat menghancurkan hubungan dan juga membuat mereka terlilit utang demi memenuhi gaya hidup mewah. 

“Kalau gaya hidup dan pekerjaan mereka tidak seimbang, bisa jadi mereka hidup dari utang atau tak realistis soal finansial,” kata pelatih keuangan Tatiana Tsoir.

5. Tidak punya arah atau tujuan finansial

Ketidakjelasan mengenai masa depan finansial, mulai dari karier, investasi, hingga rencana menabung, menunjukkan ketidaksiapan membangun masa depan bersama.

Seseorang yang siap membangun rumah tangga, seharusnya memiliki tujuan yang jelas mengenai prioritas keuangan setelah menikah. 

“Cara seseorang membelanjakan uang mencerminkan nilai hidupnya,” kata psikoterapis Noorhayati Said.

6. Terlilit utang tanpa kontrol

Punya utang bukan masalah besar jika ada rencana pelunasan yang jelas. Namun, jika utang terus menumpuk dan tidak dikelola, itu sinyal bahaya.

Carson mengungkap, red flag muncul jika seseorang terus meminjam uang hanya untuk menutup kebutuhan dasar.

7. Sering menyembunyikan kondisi keuangan

Pasangan yang suka menyembunyikan utang, pengeluaran, atau gaji cenderung menciptakan ketidakpercayaan dan konflik dalam rumah tangga.

Ketika seseorang menyembunyikan masalah keuangan, mereka juga menyembunyikan bagian dari diri mereka. Kebohongan tersebut akan menjadi bom waktu yang lama-lama merusak hubungan dengan pasangan. 

8. Tidak bisa berdiskusi soal uang

Perbedaan pendapat soal keuangan adalah hal wajar. Namun, jika pasangan enggan berdiskusi dan menolak kompromi, ini bisa memperburuk hubungan.

Oleh karenanya, suami maupun istri sebaiknya saling terbuka mengenai keuangan masing-masing. Gunakan waktu luang untuk diskusi terbuka soal kondisi keuangan.

“Pasangan harus bisa berdiskusi dan sepakat soal pengeluaran, tabungan, dan tujuan keuangan bersama,” ungkap pakar hubungan Needle.

9. Bersikap kaku dalam urusan pembayaran

Pasangan yang terlalu memaksakan diri untuk selalu membayar atau justru tidak pernah mau berbagi biaya, bisa menunjukkan ketidakdewasaan dalam mengatur keuangan bersama.

Seharusnya urusan pembagian untuk membayar kebutuhan dilakukan secara kolektif atau didiskusikan sejak awal pernikahan. 

10. Tidak belajar dari kesalahan finansial

Kesalahan finansial bisa dimaklumi, tetapi jika pasangan tidak menunjukkan upaya belajar atau berubah, ini menandakan ketidakmatangan finansial.

“Apakah mereka pernah mengambil keputusan buruk dan belajar dari sana, atau justru mengulanginya?” kata Tsoir.

 

Tag:  #flag #keuangan #yang #bisa #merusakpernikahan #jangan #abaikan

KOMENTAR