



Apa Itu Mom Shaming yang Ditujukan pada Lisa Mariana?
Lisa Mariana mendapat hujatan hujatan mom-shaming dari warganet di media sosial. Tak tinggal diam, ia pun membalas hujatan tersebut dengan menjelaskan perubahan fisik yang dialaminya pasca melahirkan.
Lewat postingannya di Instagram, Lisa mengungkapkan bahwa depresi dan efek samping obat anti-depresan menjadi penyebab utama kenaikan berat badannya, dan ia menerima kritik tersebut dengan lapang dada.
Lisa juga membagikan pengalaman pribadinya tentang proses melahirkan dan bagaimana berat badan yang bertambah membuatnya jadi kurang percaya diri.
"Aku gemuk pasca melahirkan," ungkap Lisa dalam unggahannya pada Selasa (8/4/2025).
Ia juga menambahkan bahwa obat anti-depresan yang harus dikonsumsinya untuk mengatasi baby blues turut mempengaruhi fisiknya.
"Baby blues yang mengharuskan aku meminum anti-depresan dari dokter," jelasnya.
Meski menerima hujatan dari warganet, Lisa Mariana tetap menerimanya dengan lapang dada.
"Kalian mau mom-shaming aku, it’s ok sayang, memang begini keadaannya," tulisnya dengan penuh penerimaan.
Meskipun begitu, ia berjanji akan kembali langsing suatu saat nanti.
Sebenarnya apa makna mom-shamming yang ditujukan kepada Lisa Mariana ini?
Mom-shaming: Pengertian, Ciri, hingga Penyebab dan Dampaknya
Istilah mom shaming diambil dari kata “mom” yang berarti ibu dan “shame” yang artinya perasaan malu atau menyakitkan atau juga diartikan sebagai penghinaan. Jadi, mom shaming adalah perilaku kritik yang dilontarkan orang lain kepada seorang ibu yang dapat mempermalukan, merendahkan, menghina, atau bahkan menyakiti perasaannya.
Kritik yang dilontarkan biasanya berupa gaya pengasuhan yang dinilai berbeda yang diterapkan seorang ibu untuk anaknya. Sayangnya, kritik ini bisa dilakukan secara sengaja atau tidak disengaja. Siapa pun juga bisa menjadi pelaku dari mom shaming.
Sebagai contoh, keluarga, teman, orangtua, orang lain yang baru dijumpainya, ibu lain, atau bahkan pasangan sendiri mungkin saja melakukan mom shaming. Berikut adalah beberapa ciri tindakan mom-shamming.
- Mengomentari makanan anak: Nutrisi dan makanan untuk anak menjadi topik yang paling sering dijadikan bahan kritik. Beberapa ibu sering mendapat komentar tentang seberapa sehat pola makan anaknya.
- Mengomentari tubuh ibu dan bayi: Tak jarang orang lain mengomentari bentuk atau perubahan tubuh ibu setelah melahirkan, misalnya tubuh ibu yang terlalu gemuk atau kurus.
- Berkomentar tentang pilihan menyusui: Apa pun pilihan metode menyusui yang dipilih, baik itu direct breastfeeding, exclusive pumping, atau bahkan dengan susu formula, orang lain tak berhak mengomentarinya.
- Mengkritik tentang pilihan menjadi ibu bekerja atau ibu rumah tangga: Contoh mom shaming yang satu ini mungkin sering kamu dengar. Faktanya, siapa pun tak boleh mengomentari pilihan yang ibu ambil, termasuk apakah memilih menjadi ibu bekerja atau ibu rumah tangga.
- Mempertanyakan atau membandingkan tumbuh kembang anak: Tumbuh kembang setiap anak tak sama. Beberapa anak mungkin berkembang lebih cepat, tetapi yang lainnya bisa jadi butuh waktu lebih lama.
- Mempertanyakan pilihan pola asuh: Pola asuh yang diterapkan orangtua untuk anaknya belum tentu berhasil bila diterapkan kepada anak lain.
- Mengkritik soal pilihan metode melahirkan: Pilihan metode melahirkan yang dipilih umumnya disesuaikan dengan kondisi kesehatan setiap ibu serta faktor personal
Tidak ada pedoman yang pasti atau cara yang paling tepat untuk menjadi orangtua. Bahkan, beberapa teori atau topik tentang parenting pun masih diperdebatkan oleh para ahli medis.
Inilah mengapa mom shaming kerap terjadi. Banyak orang berpikir bahwa gaya pengasuhan yang dipilihnya adalah yang terbaik dan ideal, sehingga yang berbeda diberikan komentar sinis.
Terkadang, komentar yang diberikan bisa membuat seorang ibu mempertanyakan keputusan yang sudah dibuat untuk anaknya. Ia juga bisa merasa kecewa, gagal, atau menjadi tidak percaya diri dengan kemampuan mengasuh mereka.
Kontributor : Rizky Melinda