Mengapa Senin Jadi Hari Paling Dibenci Pekerja? Simak Alasan Sekaligus Solusi Menghadapi Hari Senin
Potret tulisan membenci hari senin. (Foto : Unsplash.com/AnnieSpratt)
18:44
29 September 2024

Mengapa Senin Jadi Hari Paling Dibenci Pekerja? Simak Alasan Sekaligus Solusi Menghadapi Hari Senin

 

 – Dalam satu pekan, hari Senin seringkali menjadi musuh besar bagi masyarakat, khususnya kaum pekerja. Biasanya, kebencian terhadap Senin diungkapkan oleh kaum pekerja dalam bentuk istilah i hate monday dan meme bermakna lucu tentang Senin sebagai upaya membangkitkan mood pekerja saat menjelang awal pekan.

Usut punya usut, kebencian terhadap Senin oleh kaum pekerja berawal dari Minggu sore. Pasalnya, Minggu sore menandakan bahwa akhir pekan bagi kaum pekerja akan segera berakhir sehingga memicu perasaan gusar dan gelisah karena harus segera kembali jadi budak korporat pada Senin pagi.

Melansir temuan dari hcamag.com, pada Minggu, (29/9), bahwa bagi 81% pekerja, hari Senin adalah hari menegangkan dalam seminggu, sementara 70% pekerja mengakui bahwa mereka menderita Sunday Scaries atau ‘Minggu Menakutkan.’

“Alasannya adalah karena bagi para pekerja Senin sama dengan akhir pekan dan awal minggu kerja yang baru, kata Magda Klimkiewicz,” dikutip dari hcamag.com, pada Minggu, (29/9). Ini menunjukkan bahwa ada proses transisi dari keseharian yang tenang ke aktivitas yang penuh tuntutan dan tekanan kewajiban kerja. Kondisi ini menyebabkan adanya perubahan pola tidur yang drastis, kelelahan atau gejala fisik dan mental lainnya.

Proses transisi ini membuat hari Senin menjadi amat menegangkan. Oleh sebab itu, kebencian terhadap Senin berakar pada tantangan emosional dan psikologis dalam menyesuaikan diri dengan minggu baru daripada kualitas yang melekat pada hari itu sendiri. Ini juga mengindikasikan bahwa orang tidak menyukai pekerjaannya sendiri.

Namun, jantung masalahnya bukan pada Senin, karena kaum pekerja yang memulai kerja pada hari Rabu pun tetap mengalami Sunday scaries pada hari Selasa. Mengutip dari forbes.com pada Minggu, (29/9) bahwa jantung masalahnya bukan pada Senin, melainkan kurangnya kepuasan pekerja dalam pekerjaan yang diembannya.

Ketika orang tidak puas dengan pekerjaannya atau tidak menemukan makna dalam peran mereka. Senin menjadi tanda pengingat yang menyengat akan ketidakpuasan sekaligus menjadi kambing hitam atas energi negatif yang diboyong ke tempat kerja.

Akibat dari tidak bermaknanya pekerjaan tersebut berdampak pada produktivitas para pekerja, khususnya pada Senin atau awak pekan pekerjaan lainnya. Para pekerja mengalami demotivasi, lelah, dan stres sehingga tidak fokus pada penyelesaian proyek atau pekerjaannya.

Alhasil, kebencian Senin dan ancaman Minggu menjadi situasi tak terelakkan bagi para kaum pekerja. Dengan demikian, diperlukan sebuah strategi yang melampaui kondisi tersebut guna menjaga mood dan motivasi para pekerja sehingga tidak mengalami tekanan menjelang awal pekan.

Dilansir dari forbes.com, pada Minggu, (29/9) mengatakan korporasi dapat mempertimbangkan 4 anjuran ini untuk memulihkan hari Senin dan Minggu sehingga para pekerja dapat menjaga mood dan motivasinya yaitu kebebasan, kelenturan, kesenangan, dan pemenuhan.

Berikan kebebasan pada Senin setara dengan Jumat, karena pada hari itu menandakan kebebasan dan akhir pekan. Kebebasan itu terkait dengan pengambilan keputusan secara mandiri di kantor sehingga kaum pekerja tidak akan merasa tertekan oleh tuntutan dan tanggung-jawab kantor.

Sementara itu, kebebasan itu terkait dengan kelenturan atau fleksibilitas pada hari Senin. Berikan kelenturan jam kerja pada buruh pada Senin seperti jam masuk kantor yang lentur atau boleh terlambat dari jadwal baku atau boleh pulang lebih dulu di bawah jam formal kerja. Fleksibilitas jam kerja ini memungkinkan para pekerja rileks dan bahagia setara dengan hari Jumat.

Selain itu, berikan kesenangan dalam bentuk kegiatan menyenangkan pada Senin. Kantor dapat memulai hari Senin dengan kegiatan menyenangkan di antara para pekerja, seperti menyediakan cemilan dan kopi gratis atau hadiah kejutan bagi para pekerja. Dengan kegiatan menyenangkan seperti itu, maka terjadi interaksi dan ketenangan secara psikis di antara para pekerja.

Pada akhirnya, keutamaan dari nilai-nilai praktis di atas adalah pemanusiaan para pekerja. Pemanusiaan menekankan bahwa relasi kantor dengan karyawan melampaui transaksi industrial. Intinya, pekerja masa kini mencari bentuk pertukaran yang berbeda, dalam artian, pekerjaan tersebut memberikan penghasilan baik untuk membayar tagihan sekaligus memberikan nilai tambah dan makna bagi dunia.

Ini menunjukkan bahwa pekerjaan dalam harapan kaum pekerja hari ini menekankan pekerjaan bermakna dan pengetahuan lebih. Relasi kerja masa kini bersifat diplomatis. Dengan demikian, senin dapat menjadi hari mendulang makna bagi para pekerja, karena pada hari itu dapat saling interaksi tentang makna dan harapan tentang pekerjaan serta masa depan mereka.

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #mengapa #senin #jadi #hari #paling #dibenci #pekerja #simak #alasan #sekaligus #solusimenghadapi #hari #senin

KOMENTAR