Tidak Disadari, 7 Kesalahan Ini Sering Dilakukan oleh Orang dengan Kecerdasan Sosial Rendah dalam Percakapan
Ilustrasi orang yang memiliki kecerdasan sosial yang rendah dalam percakapan. (Freepik)
12:40
20 September 2024

Tidak Disadari, 7 Kesalahan Ini Sering Dilakukan oleh Orang dengan Kecerdasan Sosial Rendah dalam Percakapan

– Memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik adalah suatu kelebihan untuk dapat dengan mudah berinteraksi. Mampu mengimbangi kapan waktu berbicara dan mendengarkan menjadi kunci kesuksesan dalam sebuah percakapan.

Menjadi pembicara yang sukses tidak hanya sekedar berbicara, tetapi juga melibatkan pemahaman dinamika percakapan. Keterampilan sosial yang buruk sering kali mengakibatkan hilangnya dinamika ini dan membuat kesalahan percakapan.

Dilansir dari smallbusinessbonfire.com, beberapa orang bahkan tidak sadar bahwa mereka melakukan kesalahan ini. Berikut tujuh kesalahan umum dalam percakapan yang sering dilakukan oleh orang dengan keterampilan sosial yang buruk tanpa mereka sadari:

1. Mendominasi percakapan

Dalam interaksi sosial, ada batasan tipis antara terlibat dan mendominasi percakapan. Beberapa orang tanpa menyadari bahwa mereka mengubah percakapan dua arah menjadi satu arah, dengan mendominasi seluruh percakapan.

Bagian dari seni percakapan adalah memahami kapan harus berbicara dan kapan harus mendengarkan. Ini tentang mencapai keseimbangan, tetapi bagi mereka yang kesulitan bersosialisasi.

Mereka sering mendominasi dialog, tidak memberi kesempatan orang lain berbicara. Ini mengakibatkan lawan bicara merasa tidak didengar dan tidak penting, yang membuat putusnya komunikasi. Solusinya adalah coba lebih banyak mendengar daripada berbicara.

2. Tidak menangkap isyarat sosial

Isyarat sosial adalah isyarat halus yang dikirim orang selama percakapan. Isyarat tersebut dapat berupa verbal atau non-verbal dan dapat mencakup hal-hal seperti Bahasa tubuh, ekspresi wajah, atau nada suara.

Kita pasti pernah di posisi sedang asyik berbicara dan bertukar pikiran. Pada suatu saat kita menyadari bahwa lawan bicara hanya menanggapi dengan mengangguk sopan dan tatapan kosong. Itu merupakan tanda mereka tidak tertarik dengan topik yang dibicarakan.

Bagi mereka yang kurang memiliki keterampilan sosial, isyarat-isyarat ini sulit dipahami. Hal ini menyebabkan di situasi di mana mereka mungkin terus membicarakan suatu topik bahkan orang lain tidak tertarik.

Mereka mungkin tidak menyadari ketika seseorang merasa tidak nyaman atau ingin mengganti topik pembicaraan. Cobalah belajar membaca dan menanggapi isyarat sosial karena sangat penting untuk menjadi pembicara yang baik.

3. Interupsi terus menerus

tak seorangpun suka diganggu, tetapi itu adalah kekeliruan dalam percakapan yang dilakukan oleh mereka yang memiliki keterampilan sosial yang buruk.

Dalam sebuah artikel di The Atlantic, para peneliti menemukan bahwa rata-rata orang hanya menunggu 200 milidetik sebelum menanggapi ketika orang lain berbicara. Itu lebih cepat daripada kedipan mata, jadi tidak heran jika interupsi sangat wajar terjadi.

Interupsi yang terus menerus dapat membuat orang yang diajak bicara merasa frustasi. Mereka dapat merasa tidak dihormati dan diremehkan, yang berujung pada kehancuran hubungan.

Memperbaiki aspek percakapan ini memerlukan kesabaran dan kebiasaan. Ini melibatkan upaya sadar untuk membiarkan orang lain menyelesaikan opini atau pikiran mereka sebelum menanggapi.

4. Mengabaikan bahasa tubuh

Komunikasi tidak hanya verbal tetapi juga non-verbal. Bahasa tubuh berbicara banyak tentang perasaan dan sikap kita, terkadang bahkan disampaikan lebih dari kata-kata kita.

Beberapa orang dengan keterampilan sosial yang buruk sering mengabaikan aspek komunikasi ini. Mereka mungkin tidak menyadari bahwa menyilangkan tangan, kurang kontak mata, atau terus menerus gelisan dapat berarti ketidakpedulian atau ketidaknyamanan.

Disisi lain, mereka mungkin juga gagal menafsirkan bahasa tubuh orang lain. Mereka mungkin tidak menyadari tanda-tanda bahwa seseorang sedang bosan, tidak nyaman, atau ingin segera mengakhiri percakapan.

Memperbaiki bahasa tubuh melibatkan sebuah kesadaran dalam diri akan perilaku fisik kita sendiri dan belajar membaca sinyal yang dikirim orang lain.

5. Menghindari kontak mata

Kontak mata bisa menjadi hal yang sulit, jika terlalu sedikit kontak mata dengan lawan bicara, kamu akan terlihat tidak tertarik atau bahkan tidak jujur. Jika terlalu banyak, kamu akan terlihat terlalu intens atau mengintimidasi.

Kita mungkin pernah dalam situasi gugup saat berbicara dengan orang baru, dan pada saat berbicara kita terlalu banyak melihat ke bawah, Kemudian setelah beberapa saat kamu menyadari bahwa lawan bicaramu merasa tidak nyaman karena kurangnya kontak mata saat berbicara.

Kontak mata merupakan bentuk komunikasi non-verbal yang ampuh untuk membangun koneksi dan menunjukkan perhatian. Namun, beberapa orang yang kurang memiliki keterampilan sosial sering kali mengalami kesulitan.

Mereka menghindari kontak mata hingga membuat orang lain tidak nyaman. Ini tentang menemukan keseimbangan yang tepat, tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak. Cukup untuk menunjukkan bahwa kamu hadir dan terlibat percakapan.

6. Terlalu oversharing informasi pribadi

Kita mungkin pernah terlibat dalam percakapan di mana seseorang terlalu berbagi banyak hal dengan cepat. Hal itu bisa jadi tidak nyaman dan tidak mengenakkan. Beberapa orang dengan keterampilan sosial yang buruk sering kesulitan memahami batasan ini.

Mereka mungkin membocorkan informasi yang sangat pribadi atau sensitif di awal hubungan, atau berbagi detail intim dengan kenalan biasa atau bahkan orang asing. Berbagi informasi secara berlebihan dapat menciptakan ketidak seimbangan hubungan.

Hal ini dapat membuat orang lain merasa tertekan untuk membalas dengan membagi informasi pribadi mereka sebelum mereka siap. Dalam hal ini, menghormati batasan dan membangun kepercayaan secara bertahap sangatlah penting, daripada langsung membagikan seluruh informasi.

7. Tidak menunjukkan empati

Inti dari percakapan yang baik adalah empati. Empati merupakan kemampuan untuk memahami dan berbagi perasaan orang lain. Namun, mereka yang kurang memiliki keterampilan sosial sering mengabaikan aspek ini.

Mereka mungkin hanya berfokus pada pikiran dan perasaan mereka sendiri, mengabaikan sudut pandang orang lain. Mereka mungkin mengabaikan atau tidak menghiraukan pengalaman atau emosi orang lain.

Hal ini membuat lawan bicara merasa tidak didengar atau tidak penting. Empati bukan hanya tentang mendengarkan, tetapi tentang benar-benar memahami emosi di balik kata-kata. Empati tentang validasi perasaan orang lain, bahkan jika kamu tidak setuju.

Refleksi akhir

Interaksi manusia adalah sebuah situasi yang menawarkan kesempatan untuk terhubung. Mereka yang memiliki keterampilan sosial yang buruk mungkin akan sangat sulit untuk saling memahami, tetapi dengan latihan mereka dapat memperbaikinya.

Setiap percakapan adalah kesempatan untuk mendengarkan, menanggapi, dan berempati. Sang Filsuf Socrates pernah berkata, “ berbicaralah agar aku dapat melihatmu.” Percakapan dapat menunjukkan siapa diri kita, pikiran, perasaan, dan nilai, nilai kita.

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tag:  #tidak #disadari #kesalahan #sering #dilakukan #oleh #orang #dengan #kecerdasan #sosial #rendah #dalam #percakapan

KOMENTAR