



Komisi I Soroti Kekosongan Dubes RI di AS dan Sejumlah Negara, Singgung soal Penundaan Seleksi
- Komisi I DPR RI menyoroti kekosongan posisi Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Amerika Serikat dan sejumlah negara besar lainnya.
Kondisi ini dinilai berpotensi mengganggu hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara mitra strategis.
Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin mengatakan, kekosongan tersebut terjadi akibat penundaan proses seleksi calon Dubes pada akhir masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.
“Waktu itu sebetulnya sudah siap akan dilaksanakan uji kelayakan untuk 11 calon Dubes RI termasuk untuk Amerika, Jerman, Mesir, dan 8 negara lainnya. Namun, waktu itu ada petunjuk dari istana bahwa ditunda dulu,” ujar TB Hasanuddin, kepada Kompas.com, Minggu (6/4/2025).
Dia mengungkapkan, Komisi I DPR periode 2019-2024 sebenarnya telah menerima 11 nama calon Dubes dan siap melaksanakan uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test.
Namun, tahapan tersebut urung dilaksanakan karena adanya permintaan penundaan dari pihak pemerintah.
Hal ini diduga berkaitan dengan adanya masa transisi pemerintahan dari Jokowi ke Presiden Prabowo Subianto.
“Mungkin ada pembicaraan antara Presiden yang lama dan Presiden yang baru. Pembicaraannya seperti apa sampai kemudian di-cancel, saya tidak tahu lah, ya,” kata politikus PDI-P tersebut.
Meski demikian, kata TB Hasanuddin, jajaran Komisi I tetap mempertanyakan alasan di balik penundaan tersebut.
Sebab, 11 nama yang diajukan tersebut tentunya sudah melalui pertimbangan pemerintah.
“Kan sudah ada 11 calon Dubes saat itu, tentu kan sudah melalui pertimbangan. Kok ditunda? Bahkan sampai saat ini,” ucap TB Hasanuddin.
Di samping itu, hingga kini belum ada kejelasan dari pemerintah terkait kelanjutan proses seleksi terhadap 11 calon Dubes tersebut.
“Ya kami tidak melaksanakan fit and proper test kalau tidak ada amanat dari Presiden, baik Presiden lama maupun Presiden baru. Nah, akhirnya sampai sekarang itu Dubes kita ya tidak ada,” tutur TB Hasanuddin.
TB Hasanuddin berpandangan, kekosongan posisi Dubes dapat menghambat komunikasi antarpemerintah yang seharusnya dijembatani oleh perwakilan resmi di negara mitra.
“Apa yang berpengaruh? Amerika sebagai negara besar yang memiliki hubungan politik yang cukup strategis, ya kan? Sehingga akan berpengaruh terhadap hubungan politik kita, itu yang pertama,” tuturnya.
Dia mencontohkan, absennya Dubes di Washington DC membuat Indonesia harus mengirim delegasi untuk menegosiasikan kebijakan tarif impor baru yang diumumkan Presiden AS Donald Trump.
“Ya, termasuk juga pada urusan-urusan ekonomi seperti sekarang ini kejadian, kan? Ya, begitu. Dan ini tidak bagus menurut hemat saya,” kata TB Hasanuddin.
Dia juga mengkhawatirkan adanya persepsi negatif dari negara-negara besar terhadap Indonesia akibat kekosongan tersebut.
“Tidak bagus ya sebagai sebuah, katakanlah seperti kurang memperhatikan sikap kita terhadap Amerika sebagai negara besar. Ya, kurang respect kalau tidak hemat saya. Dan akibatnya sekarang kita jadi repot, kan?” pungkas dia.
Diketahui, posisi Dubes RI untuk Amerika Serikat sudah kosong sejak 17 Juli 2023.
Jabatan itu terakhir diisi oleh Rosan Roeslani yang ditunjuk menjadi Wakil Menteri BUMN oleh Presiden Jokowi.
Hingga kini, baik Presiden Jokowi maupun Presiden Prabowo Subianto yang dilantik pada 20 Oktober 2024, belum menunjuk pengganti Rosan untuk menempati posisi tersebut di Washington DC.
Tag: #komisi #soroti #kekosongan #dubes #sejumlah #negara #singgung #soal #penundaan #seleksi