Psikolog Ungkap Alasan Banyak Orang Tetap Liburan Meski Tahu Akan Kena Macet
Hampir setiap musim libur panjang terjadi kemacetan di sejumlah titik wisata.
Seperti yang terjadi di Puncak, Bogor saat libur Isra Miraj (27/1/2025), misalnya, antrean kendaraan mengular di berbagai titik kawasan Puncak sejak pagi hingga malam.
Kemacetan baru terurai setelah sistem satu arah (one way) di Jalan Raya Puncak dihentikan.
Lantas apa penyebab orang nekat tetap liburan ke Puncak meski sudah tahu akan terjadi kemacetan?
Mengapa orang tetap liburan meski tahu akan kena macet?
1. Tradisi atau kebiasaan
Liburan ke sejumlah daerah atau tempat wisata, misalnya Puncak, menjadi tradisi atau kebiasaan bagi banyak keluarga, terutama saat akhir pekan atau libur panjang.
Bagi mereka, daerah-daerah tersebut adalah destinasi klasik yang selalu menarik untuk dikunjungi, meski konsekuensinya adalah terjebak macet.
"Banyak faktor tentunya seperti karena tradisi keluarga dan kebiasaan kolektif yang membuat orang balik lagi ke sana," kata Psikolog Klinik dari TigaGenerasi Psychology Center, Gaby Agire saat dihubungi Kompas.com, Rabu (29/1/2025).
2. FOMO
Faktor lainnya yakni Fear of Missing Out (FOMO) atau takut ketinggalan momen yang sedang tren.
Bagi sebagian orang, mengetahui dan melihat banyak orang pergi ke tempat-tempat favorit tersebut menimbulkan keinginan untuk juga pergi ke sana.
"Ada rasa takut ketinggalan momen, terutama jika orang-orang di sekitar mereka (teman atau keluarga) juga pergi liburan ke Puncak," ujarnya.
3. Hadiah bagi diri sendiri
Ada pula alasan lain orang rela bermacet-macetan untuk sekadar berlibur, yakni menghadiahi diri sendiri atau reward anticipation.
Reward anticipation yang melibatkan keinginan untuk pergi ke suatu tempat sebagai bagian dari hadiah untuk dirinya.
Meski begitu, orang-orang yang memiliki motif ini biasanya sudah mendeteksi peristiwa yang akan terjadi dan sudah mempersiapkannya, dalam hal ini kemacetan.
4. Ingin keluar dari aktivitas
Sebagian orang merasakan ingin keluar rumah untuk melepas penat dari aktivitas harian yang membuat mereka stres dan jenuh.
Meski pada akhirnya terjebak macet, aktivitas ini merupakan momen untuk kabur sejenak dari rutinitas yang melelahkan bagi mereka.
"Bisa dianggap escape dari rutinitas, sehingga mereka cari tempat terdekat yang bisa menghilangkan penat," kata Gaby.
5. Jaraknya dekat
Beberapa daerah seperti Puncak dan Lembang kembali menjadi destinasi wisata favorit bisa jadi karena faktor jarak tempuh.
Puncak, misalnya, dari Jabodetabek berjarak tidak lebih dari 100 kilometer sehingga relatif lebih hemat biaya.
"Puncak adalah salah satu destinasi yang relatif dekat dari dan tidak memerlukan banyak biaya dibandingkan bepergian ke luar kota," paparnya.
Tag: #psikolog #ungkap #alasan #banyak #orang #tetap #liburan #meski #tahu #akan #kena #macet