Bak Duduk di Tong Peledak, Warga Haifa Cemas Pabrik Petrokimia Israel Potensial Dibom Iran-Hizbullah
Pemandangan Pelabuhan Haifa, Israel. Pemukim Yahudi Israel, khususnya yang berada di pelabuhan Haifa, merasa gelisah di tengah meningkatnya kekhawatiran akan potensi serangan dari Iran dan gerakan Perlawanan Lebanon, Hizbullah. 
21:30
8 Agustus 2024

Bak Duduk di Tong Peledak, Warga Haifa Cemas Pabrik Petrokimia Israel Potensial Dibom Iran-Hizbullah

Warga Israel di Kota Haifa, pelabuhan terbesar di wilayah pendudukan, mengungkapkan kekhawatiran kalau pabrik petrokimia mereka, yang mengandung bahan berbahaya, menjadi sasaran serangan Iran dan Hizbullah, menurut laporan Al Ahed News pada Kamis (8/8/2024).

Adapun Iran telah bersumpah untuk memberikan pembalasan keras terhadap pembunuhan Ismail Haniyeh, kepala biro politik gerakan Perlawanan Palestina, Hamas, oleh Israel di Teheran pada 31 Juli 2024.

Pemimpin Revolusi Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei mengatakan "rezim Zionis kriminal dan teroris" harus menghadapi konsekuensi berat karena membunuh Haniyeh.

Khamenei menekankan pembalasan itu dengan mengatakan, "Adalah tugas kita untuk membalas dendam atas darahnya" karena ia telah menjadi martir di tanah Iran."

Pembunuhan itu terjadi kurang dari sehari setelah Israel membunuh Fuad Shukr, seorang komandan militer senior Hizbullah, di Beirut.

Gerakan Perlawanan Lebanon juga telah berjanji untuk membalas.

"Kami sedang duduk di atas tong bahan peledak dan sangat khawatir tentang apa yang mungkin terjadi di sini," kata Ravit Shtossel, seorang penduduk Haifa, seperti dikutip oleh Haaretz.

Kedekatan Haifa dengan Lebanon membuatnya sangat rentan terhadap rudal Hizbullah. Dalam pidato terakhirnya, Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah memperingatkan bahwa "penduduk Haifa harus bersiap untuk skenario apa pun."

Sejak pembunuhan beruntun di Beirut dan Teheran, semua cabang rezim Israel dilaporkan dalam keadaan siaga tinggi.

Sementara itu, surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa target potensial bagi Iran dan Hizbullah dapat mencakup kantor perdana menteri dan kediamannya, pangkalan angkatan udara Israel, fasilitas Mossad, dan kantor dinas intelijen lainnya.

Sistem persenjataan Iran dilaporkan tengah disiapkan untuk membalas serangan Israel yang menewaskan pemimpin polit biro Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran, Rabu (31/8/2024). Sistem persenjataan Iran dilaporkan tengah disiapkan untuk membalas serangan Israel yang menewaskan pemimpin polit biro Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran, Rabu (31/8/2024). (Mehr News Agency)

Pernyataan Komandan Angkatan Darat Israel

Israel akan segera menghadapi balasan yang kuat atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, ujar Panglima Angkatan Darat Iran Abdolrahim Mousavi pada hari Rabu (7/8/2024), menurut situs berita Iran.

Menurut IFP News, Mousavi berbicara pada sebuah upacara peringatan Hari Jurnalis di Bandar Abbas, sebuah kota pelabuhan Iran Selatan.

"Rezim Zionis akan segera menerima tanggapan yang kuat dan pasti, dan tidak ada keraguan tentang itu," kata Mousavi, menurut IRNA dan Tasnim.

"Jelas bahwa mereka sendiri telah menyadari kecepatan kehancuran mereka sendiri, dan dengan melakukan itu, mereka ingin menyelamatkan diri dari rawa, tetapi mereka jelas tidak dapat menyelamatkan diri mereka dari kehancuran."

"Kami yakin bahwa rezim Israel yang membunuh anak-anak ini sudah mendekati akhir."

"Sejarah menunjukkan bahwa siapa pun yang memerintah dengan penindasan tidak akan tetap berkuasa dan akan segera dilenyapkan."

Mousavi juga memuji pengangkatan Yahya Sinwar sebagai kepala politik baru Hamas pada hari Selasa.

Menurut IRNA, Mousavi menyebut Sinwar sebagai pejuang hebat di era kontemporer.

Mayjen Abdolrahim Mousavi Mayjen Abdolrahim Mousavi (tehrantimes.com)

"Pengangkatan Sinwar sebagai pengganti Haniyeh berarti Israel tidak akan memiliki harapan untuk masa depannya sendiri dan mereka akan runtuh," ujarnya.

Dilaporkan sebelumnya, Hamas menunjuk Yahya Sinwar sebagai pemimpin biro politik baru kelompok tersebut, Al Jazeera melaporkan.

"Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengumumkan terpilihnya Komandan Yahya Sinwar sebagai kepala biro politik gerakan tersebut, menggantikan Komandan Ismail Haniyeh yang telah wafat, semoga Allah mengasihaninya,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan singkat.

Osama Hamdan, seorang pejabat Hamas, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Sinwar dipilih sebagai kepala baru kelompok Palestina itu dengan suara bulat.

"Ini menunjukkan bahwa Hamas menyadari sifat panggung, dan negosiasi itu dikelola oleh para pemimpin dan Sinwar selalu hadir," kata Hamdan.

"Fakta bahwa Hamas memilih Sinwar sebagai kepala dengan begitu cepat menunjukkan vitalitas Hamas. Tim yang mengikuti negosiasi selama kehadiran Haniyeh akan mengikuti mereka selama kehadiran Sinwar."

"Pengetahuan Sinwar yang akurat tentang pendudukan akan memperkuat posisi negosiasi kami di tahap berikutnya."

Persiapan Serangan Balasan Iran Terhadap Israel

Mengutip The Jerusalem Post, beberapa pejabat Iran bersumpah bahwa mereka akan membalas dendam atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.

Israel kini sedang siaga tinggi menantikan potensi serangan.

Amerika Serikat juga mengirim pasukan tambahan ke wilayah tersebut.

Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengatakan pada hari Sabtu (3/8/2024) lalu bahwa balas dendam akan dilakukan secara serius dan pada waktu, tempat, dan cara yang tepat.

Selain itu, kelompok Hizbullah dari Lebanon, dilaporkan juga telah memutuskan untuk meningkatkan target serangannya sebagai respons atas pembunuhan komandannya, Fuad Shukr.

Panglima Hizbullah, Fuad Shukr (kiri), dan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh. Panglima Hizbullah, Fuad Shukr (kiri), dan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh. (Kolase Tribunnews)

"Sampai saat ini, Hizbullah dan rezim [Zionis], dalam kesepahaman yang tidak tertulis, secara praktis mematuhi batasan-batasan tertentu dalam operasi militer mereka, yang berarti membatasi tindakan mereka pada wilayah perbatasan dan zona-zona dangkal, dengan sasaran utama militer,” kata juru bicara delegasi Iran untuk PBB kepada CBS News.

“Namun, serangan rezim terhadap Dahieh di Beirut dan penargetan sebuah bangunan perumahan menandai penyimpangan dari batas-batas ini,” kata juru bicara tersebut.

“Kami mengantisipasi bahwa, dalam tanggapannya, Hizbullah akan memilih target yang lebih luas dan lebih dalam, dan tidak akan membatasi dirinya hanya pada target dan sarana militer.”

(oln/mhr/tribunsolo/*)

Tag:  #duduk #tong #peledak #warga #haifa #cemas #pabrik #petrokimia #israel #potensial #dibom #iran #hizbullah

KOMENTAR