Tak Cuma Manusia, Hewan-hewan di Gaza Juga Terkena Dampak Perang Hingga Alami Kelaparan dan Sakit
Di tengah jalanan Gaza yang dilanda perang dan serangan bom, terdapat populasi kucing dan anjing yang sering terlupakan.
Rupanya, mereka tetap dijaga hidupnya oleh sekelompok relawan yang gigih untuk menjaga hewan-hewan ini tetap aman dan menyatukan kembali hewan peliharaan tercinta dengan keluarga mereka yang terkena dampak.
Sejak serangan pada tanggal 7 Oktober dan serangan balasan Israel terhadap enklaf yang terkepung ini, ratusan ribu warga Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Di balik hal itu, mereka tidak hanya meninggalkan barang-barang dan kenangan, tetapi juga, bagi banyak orang mereka meninggalkan hewan peliharaan seperti anjing, kucing, kuda, dan keledai mereka.
Baca Juga: Bukan Sekedar Film! Pesan Menyentuh Fauzi Baadilla Untuk Generasi Muda di 'Gaza Hayya 3'
Hewan korban perang di Gaza (Dok. Al Arabiya)Hampir sepuluh bulan yang lalu, sebelum perang, sebuah tempat penampungan anjing dibangun di Zeitoun, utara Gaza. Dijalankan oleh yayasan penyelamatan hewan satu-satunya di Gaza, Sulala Animal Rescue.
Bangunan tersebut memiliki ukuran seperti lapangan basket, dengan area bermain dalam ruangan dan luar ruangan serta kandang, menampung sekitar 400 anjing liar.
Apa yang dulu menjadi tempat perlindungan bagi hewan-hewan yang diselamatkan, lengkap dengan kolam pendingin untuk melarikan diri dari teriknya matahari Timur Tengah, kini berdiri kosong-menjadi saksi bisu atas kehancuran perang. Bahkan mirisnya, nasib mantan penghuninya tidak diketahui.
Ketika mereka diingatkan tentang ancaman bom dan perintah evakuasi oleh pemerintah Israel, pemilik penyelamatan hewan, Saeed Al Err, dan banyak relawan pusat itu terpaksa melarikan diri, dengan banyak anjing dibiarkan kembali ke jalanan tempat mereka diselamatkan.
Annelies Keuleers, seorang relawan untuk Sulala di Gaza, menjelaskan seberapa menyakitkan keputusan untuk pergi.
"Ketika invasi darat dimulai, kami harus meninggalkan tempat penampungan itu dengan pintu terbuka sehingga anjing-anjing bisa lari. Kami meninggalkan 20 tas makanan 30kg dengan lubang kecil sehingga anjing-anjing bisa makan perlahan-lahan, dan sayangnya, kami tidak bisa melakukan lebih banyak," katanya seperti dikutip dari Al Arabiya.
"Kami memiliki seorang karyawan dekat dengan tempat penampungan anjing itu, dan ketika Israel memberikan perintah evakuasi, bahwa semua orang di utara Gaza harus mengungsi ke selatan. Karyawan itu memutuskan untuk tinggal karena sebagian besar bom di kota dan tempat penampungan berada di luar kota. Jadi, dia pikir itu akan aman untuk sementara waktu." lanjutnya.
"Setelah invasi dimulai, dan dia dan anak-anaknya terpaksa berlindung di sekolah, saat itulah kami harus meninggalkan anjing-anjing itu. Kami tahu anjing-anjing itu berkeliaran di Gaza sekarang, tetapi kami tidak bisa mencapai tempat penampungan itu, jadi kami tidak tahu apa yang terjadi padanya sampai sekarang," tambahnya.
Menurut Keuleers, tiga tempat penampungan kucing di Al Zahra dan Nuserirat - masing-masing menampung sekitar 40 ekor kucing liar. Entah dihancurkan oleh bom atau ditinggalkan setelah perintah evakuasi.
Mereka termasuk di antara ribuan bahkan puluhan ribu hewan peliharaan tercinta dan hewan liar yang ditinggalkan dalam konflik yang berkepanjangan.
Keuleers mengatakan, seperti sebagian besar populasi Gaza, hewan-hewan yang selamat menderita karena kurangnya makanan dan pasokan dasar akibat pembatasan yang membatasi masuknya pasokan vital ke enklaf tersebut. Seperti sebagian besar Jalur Gaza, risiko penyakit juga sangat tinggi di antara hewan peliharaan yang hilang dan hewan liar.
Tag: #cuma #manusia #hewan #hewan #gaza #juga #terkena #dampak #perang #hingga #alami #kelaparan #sakit