Joe Biden Umumkan Gencatan Senjata Israel-Hamas, Sebut Berkat Diplomasi AS
"Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang akan mengakhiri pertempuran di Gaza dan meningkatkan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil Palestina," kata Joe Biden dalam konferensi pers, Rabu (15/1/2025).
Joe Biden yang akan lengser dan digantikan oleh presiden terpilih Donald Trump menekankan perjanjian itu dicapai pada masa pemerintahannya.
"Perjanjian gencatan senjata di Gaza dirancang pada masa pemerintahan saya, tetapi pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump akan melaksanakan persyaratannya," tambahnya.
Joe Biden mengatakan kesepakatan tersebut dicapai setelah 15 bulan penderitaan dan akan diikuti dengan peningkatan bantuan kemanusiaan ke sektor tersebut.
“Pertempuran di Gaza akan berhenti, dan para tahanan akan segera kembali ke rumah dan keluarga mereka," katanya.
Dengan bangga, Joe Biden perjanjian gencatan senjata itu tercapai berkat draf yang ia ajukan kepada Dewan Keamanan PBB pada Mei tahun lalu.
"Saya memaparkan garis besar rencana ini pada tanggal 31 Mei 2024, setelah itu Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat menyetujuinya," katanya.
Joe Biden mengklaim kesepakatan ini bukan hanya hasil dari tekanan kuat terhadap Hamas dan perubahan persamaan regional setelah gencatan senjata Israel-Hizbullah di Lebanon serta melemahnya Iran.
"Ini semua juga didukung oleh diplomasi Amerika yang keras kepala dan berat," kata Joe Biden menekankan peran AS.
Presiden AS yang akan digantikan Donald Trump pada 20 Januari mendatang itu menegaskan keprihatinannya terhadap sandera di Jalur Gaza dan banyak warga Palestina yang meninggal dalam serangan Israel.
“Meskipun kami menyambut baik berita ini, kami mengingat semua keluarga yang orang-orang terkasihnya terbunuh dalam serangan Hamas pada 7 Oktober dan banyak orang tak berdosa yang terbunuh dalam perang (serangan Israel) setelahnya," katanya.
“Saya juga memikirkan keluarga-keluarga Amerika, tiga di antaranya masih menjadi sandera di Gaza dan empat lainnya sedang menunggu pengembalian jenazah mereka setelah cobaan paling mengerikan yang bisa dibayangkan,” lanjutnya.
Ia menegaskan pemerintah AS bertekad untuk memulangkan semua sandera.
“berdasarkan kesepakatan ini, kami bertekad untuk memulangkan mereka semua ke keluarga mereka," katanya.
Sebelumnya, Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdul Rahman bin Jassim Al Thani mengumumkan Israel dan Hamas telah menyetujui perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza.
Fase pertama gencatan senjata akan berlangsung selama 42 hari yang dimulai dengan penarikan tentara Israel dari wilayah padat penduduk di Jalur Gaza.
Kemudian, pertukaran tahanan dan jenazah mereka akan dilakukan menurut mekanisme tertentu yang saat ini sedang dipersiapkan.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 46.707 jiwa dan 110.265 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (15/1/2025) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Tag: #biden #umumkan #gencatan #senjata #israel #hamas #sebut #berkat #diplomasi