Penutupan Bandara Muan Diperpanjang Seminggu, Investigasi Kecelakaan Jeju Air Berlanjut
Tentara Korea Selatan mencari penumpang yang hilang di dekat puing-puing pesawat seri Boeing 737-800 Jeju Air setelah pesawat itu jatuh dan terbakar di Bandara Internasional Muan di Provinsi Jeolla Selatan, sekitar 288 kilometer barat daya Seoul pada 29 Desember 2024. - Sebuah pesawat Jeju Air yang membawa 181 orang dari Bangkok ke Korea Selatan jatuh pada saat kedatangan pada tanggal 29 Desember, bertabrakan dengan penghalang dan terbakar, dengan hanya dua orang yang selamat sejauh ini dan 120 dipast
14:40
6 Januari 2025

Penutupan Bandara Muan Diperpanjang Seminggu, Investigasi Kecelakaan Jeju Air Berlanjut

Penutupan Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, akan diperpanjang selama satu minggu.

Bandara Internasional Muan dijadwalkan dibuka kembali pada Selasa (7/1/2025).

Namun, pada Senin (6/1/2025), pemerintah Korea Selatan mengatakan akan memperpanjang penutupan Bandara Internasional Muan hingga 14 Januari 2025, dikutip dari Indian Express.

Hal ini lantaran tim investigasi akan melanjutkan penyelidikan terkait kecelakaan pesawat Jeju Air yang menewaskan 179 penumpang pada Minggu (29/12/2024), lalu.

Penutupan Bandara Internasional Muan yang berkepanjangan akibat kecelakaan pesawat Jeju Air telah menimbulkan dampak signifikan bagi maskapai penerbangan yang beroperasi di sana, dikutip dari Chosun Biz.

Dua maskapai utama, Jeju Air dan Jin Air, terpaksa dihentikan sementara semua jadwal penerbangan mereka dari bandara tersebut.

Kedua maskapai belum bisa membuka jadwal reservasi penerbangan ke berbagai rute internasional maupun domestik yang biasa mereka layani.

Jin Air, yang melayani rute penerbangan dari Muan ke Jepang dan Taiwan, terpaksa menunda seluruh operasinya. 

Sementara itu, Jeju Air menghadapi tantangan lebih besar karena mengoperasikan lebih banyak rute, termasuk ke Jeju, Jepang, Taiwan, Tiongkok, Thailand, dan Malaysia. 

Sementara, beberapa pengamat mengatakan dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuka kembali bandara setelah pemeliharaan fasilitas bandara, termasuk riset lokal yang rusak akibat kecelakaan, dikutip dari Maeil Busines Newspaper.

Investigasi Masih Berlangsung

Tim investigasi gabungan terus mempercepat upaya mengungkap penyebab kecelakaan pesawat Jeju Air, yang tercatat sebagai insiden udara paling mematikan di Korea Selatan. 

Pada Senin, dua penyelidik dari Korea Selatan akan berangkat ke Amerika Serikat membawa perekam data penerbangan (FDR) untuk dianalisis lebih lanjut oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB).

Perekam data penerbangan (FDR) dan perekam suara kokpit (CVR) adalah dua komponen kotak hitam yang memuat informasi penting terkait kondisi pesawat sebelum kecelakaan.

Sabtu lalu, tim investigasi berhasil mengumpulkan transkrip lengkap dari perekam suara kokpit yang ditemukan di pendingin pesawat Boeing 737-800. 

Namun, belum jelas apakah hasil transkrip tersebut akan dipublikasikan.

Analisis Mesin Pesawat Dilakukan Bersama Perwakilan GE

Selain kotak hitam, penyelidik juga telah mengambil dua mesin pesawat selama akhir pekan sebagai bagian dari penyelidikan menyeluruh. 

Proses ini dilakukan dengan melibatkan perwakilan dari General Electric (GE), perusahaan pembuat mesin pesawat tersebut. 

Investigasi terhadap mesin bertujuan untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya kegagalan teknis yang berkontribusi terhadap kecelakaan fatal tersebut.

Kronologi Kecelakaan Pesawat Jeju Air 

Pesawat Boeing 737-800 milik Jeju Air, dengan rute Seoul-Muan mengalami kecelakaan, 29 Desember 2024.

Pesawat ini dipenuhi wisatawan dalam paket wisata Natal.

Saat pesawat take off hingga pukul 08.57 pagi waktu setempat tampak baik-baik saja.

Namun beberapa saat kemudian pengawas lalu lintas udara di bandara internasional Muan, melihat sesuatu yang mengkhawatirkan.

Mengetahui ada hal yang tidak beres dalam penerbangan tersebut, pengawas mengirimkan peringatan tabrakan burung melalui radio ke kokpit. 

Beberapa detik kemudian, pilot mengumumkan "mayday, mayday, mayday".

Seorang pria yang sedag memancing di pantai terdekat mengatakan ia menyaksikan insiden tersebut.

Ia mengatakan terdapat sekelompok burung yang menabrak mesin sisi kanan pesawat.

Kemudian terdengar suara ledakan keras dari pesawat dan percikan api.

Tepat pada pukul 09.03 pagi, pesawat tersebut tergelincir karena roda pendaratan yang tak berfungsi di sepanjang landasan pasu.

Hingga akhirnya pesawat menabrak struktur bantuan navigasi yang terbuat dari beton dan dinding pembatas.

Tabrakan itu menimbulkan ledakan dan puing-puing berserakan.

Sayangnya, 179 orang dari total 181 jiwa, dinyatakan meninggal dunia.

Insiden ini menjadikan kecelakaan udara paling mematikan dalam sejarah penerbangan sipil Korea Selatan.

(Tribunnews.com/Farrah)

Artikel Lain Terkait Pesawat Jeju Air Jatuh di Korsel

Editor: Pravitri Retno W

Tag:  #penutupan #bandara #muan #diperpanjang #seminggu #investigasi #kecelakaan #jeju #berlanjut

KOMENTAR