Israel Kembali Lakukan Operasi Penyamaran di Rumah Sakit Hanya untuk Menculik Warga Tepi Barat
Pasukan tersebut kembali menggunakan operasi penyamaran dengan menyusup ke Rumah Sakit Khusus Arab.
Salah seorang saksi mata mengatakan, sekitar 10 anggota pasukan mengenakan pakaian sipil tiba di rumah sakit dengan bus putih bertanda registrasi Palestina.
Kepada Al Araby, saksi mata mengatakan mereka memasuki rumah sakit langsung menuju ke ruang perawatan intensif.
Para pasukan Israel yang menyamar itu pun langsung mengangkat senjata ke arah perawat dan kemudian berusaha mengeluarkan peralatan dari pasien yang bernama Ayman Ghannam.
Padahal, saat itu Ayman Ghannam tengah terluka dan mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit tersebut.
Pasukan Israel langsung membawa Ghannam menggunakan kursi roda dari rumah sakit dan memasukkannya ke dalam bus sebelum meninggalkan lokasi tersebut.
Ghannam mengalami luka parah dalam operasi pembunuhan terhadap sekelompok anggota Brigade Al-Qassam, setelah kendaraan mereka dibom di Kota Aqaba, sebelah utara Kota Tubas.
Pasukan pendudukan mencoba menangkap Ghannam setelah mereka menggerebek Rumah Sakit Turki di Tubas dan menangkap seorang dokter dan perawat.
Selama kehadiran Pasukan Khusus, pasukan pendudukan Israel menyerbu Kota Nablus dari sisi barat untuk mengamankan penarikan Pasukan Khusus.
Pada Rabu malam, Kementerian Kesehatan Palestina menyerukan intervensi internasional untuk menghentikan serangan Israel terhadap sistem kesehatannya dan memberikan perlindungan “segera”.
Hal ini disampaikan dalam sebuah pernyataan setelah pasukan militer menyerbu rumah sakit tersebut.
"Kementerian mengutuk pasukan pendudukan Israel menyerbu Rumah Sakit Khusus Arab di Nablus, malam ini (Rabu), dan menangkap orang yang terluka di dalam rumah sakit yang sedang menerima perawatan, yang merupakan pelanggaran mencolok terhadap semua hukum dan konvensi internasional yang menetapkan perlindungan pengobatan. pusat kesehatan dan pasien," kata Kementerian.
Mereka mengarahkan “permintaan mendesak kepada lembaga-lembaga internasional dan Komite Palang Merah Internasional untuk segera melakukan intervensi guna menghentikan serangan pendudukan terhadap pusat-pusat perawatan dan staf”.
Kementerian juga menuntut “untuk memberikan perlindungan segera bagi sistem kesehatan dengan semua komponennya”.
Wakil Kepala misi Doctors Without Borders di Palestina, Karen Robert, menegaskan dalam pernyataan pers pada hari Rabu bahwa “serangan kekerasan Israel ke Rumah Sakit Pemerintah Tubas Turki pada Selasa, tidak dapat diterima dan mengejutkan”.
Robert menegaskan, penggerebekan ini hanyalah satu dari sekian banyak serangan terhadap fasilitas layanan kesehatan di Tepi Barat dalam beberapa bulan terakhir.
Doctors Without Borders menyerukan perlindungan dan rasa hormat terhadap fasilitas medis, staf dan pasien.
Doctors Without Borders mengindikasikan bahwa, menurut informasi yang dikumpulkan oleh timnya pada tanggal 3 Desember, di Tepi Barat, pasukan Israel menggerebek rumah sakit Turki di Tubas - yang bekerja sama dengan Doctors Without Borders - dan melepaskan tembakan di dalamnya, menahan para pekerjanya, mengancam pasien, dan menyebabkan kerusakan di ruang gawat darurat.
Doctors Without Borders membenarkan bahwa dalam penggerebekan selama satu jam ini, lima anggota staf medis ditangkap dan satu orang terluka.
Staf medis di sana juga diancam dengan senjata, diinterogasi secara agresif, dan pasien diminta untuk tidak berpindah dari tempat mereka atau mereka akan ditembak dan dibunuh.
Pernah Lakukan Pembunuhan di Rumah Sakit
Gambar ini diambil dari video UGC yang dirilis di media sosial pada tanggal 30 Januari 2024 yang menunjukkan rekaman CCTV yang ditampilkan di layar komputer yang melaporkan adanya serangan mematikan oleh pasukan Israel yang menyamar di rumah sakit Ibnu Sina di kota utara Jenin di Tepi Barat yang diduduki. Agen rahasia Israel, beberapa menyamar sebagai staf medis, menggerebek sebuah rumah sakit di Tepi Barat pada tanggal 30 Januari dan menembak mati tiga militan Palestina, dalam operasi pertama dalam delapan tahun. Militer Israel mengatakan pasukan memasuki rumah sakit – fasilitas kesehatan utama yang melayani kota Jenin dan kamp pengungsi di dekatnya – untuk menargetkan “sel teroris Hamas”. (UGC / AFP)Tak hanya sekali, bahkan pasukan Israel pernah melakukan penggerebekan di rumah sakit di Kota Jenin, Tepi Barat pada bulan Januari 2024 silam.
Saat itu, pasukan Israel mengenakan pakaian dokter dan pakaian wanita untuk membunuh tiga militan Palestina dalam operasi penyamaran.
Satuan antiterorisme polisi perbatasan dan satuan dari pasukan keamanan dalam negeri, yang dikenal sebagai Shin Bet, memasuki rumah sakit Ibn Sina di pinggiran kamp pengungsi kota itu, sebagaimana ditunjukkan rekaman CCTV setelah operasi.
Unit tersebut menuju ke sebuah ruangan di lantai tiga dan menembak kepala ketiga pria itu menggunakan pistol yang dilengkapi peredam dalam serangan yang berlangsung kurang dari 10 menit dari awal hingga akhir, kata media Israel.
Dikutip dari The Guardian, seorang anggota staf yang melihat serangan itu mengatakan bahwa hanya beberapa dari sekitar 12 pasukan khusus yang memasuki ruangan dan menembak orang-orang yang dicari.
Israel mengatakan orang-orang yang tewas adalah Mohammad Jalamana, juru bicara sayap militer Hamas, Basel Ghazawi, dari Jihad Islam, dan saudaranya Mohammed.
Ketiganya diduga aktif dalam pasukan gabungan yang dikenal sebagai Batalyon Jenin, kelompok yang baru dibentuk yang telah terlibat dalam pertempuran sengit dengan pasukan Israel selama penyerbuan di kota yang tidak memiliki hukum tersebut selama dua tahun terakhir.
Pihak berwenang Israel mengatakan ketiga pria itu terlibat dalam perencanaan serangan serupa dengan serangan yang dilancarkan oleh kelompok militan Palestina Hamas pada 7 Oktober.
Hamas mengklaim Jalamana sebagai anggotanya, sementara Jihad Islam Palestina mengatakan kedua bersaudara itu adalah bagian dari sel Jenin mereka.
Dalam sebuah pernyataan, Hamas menyebut pembunuhan itu sebagai "kejahatan keji yang tidak akan dibiarkan begitu saja tanpa tanggapan".
"Pasukan perlawanan, yang telah bersumpah untuk melawan pendudukan sampai diusir, tidak takut dengan kebijakan pembunuhan," kata Hamas saat itu.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Tag: #israel #kembali #lakukan #operasi #penyamaran #rumah #sakit #hanya #untuk #menculik #warga #tepi #barat