Amerika Lega Presiden Yoon Suk Yeol Akan Cabut Darurat Militer Korea Selatan
Amerika Serikat merasa lega terkait sikap Presiden Yoon tersebut.
mengatakan akan mencabut darurat militer hanya beberapa jam setelah memberlakukannya.
“Kami lega Presiden Yoon telah berbalik arah atas deklarasi darurat militer yang mengkhawatirkan dan menghormati pemungutan suara Majelis Nasional Korea Selatan untuk mengakhirinya,” kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.
Gedung Putih sebelumnya mengatakan, mereka “sangat prihatin” dengan perkembangan di Korea Selatan, sekutu utama AS, dan tidak diberitahu sebelumnya tentang pengumuman Presiden Yoon.
Presiden Joe Biden disebut telah mendapat penjelasan mengenai situasi di Korea Selatan selama kunjungannya ke Angola.
Sementara itu, Kedutaan Besar AS di Seoul melaporkan, mereka telah membatalkan pertemuan rutin pada Rabu sebagai tindakan pencegahan.
Meskipun Yoon mencabut darurat militer, Kedubes AS di Seul menyebut, situasinya tetap tidak mementu. Ameriak Serikat sendiri telah menempatkan sekitar 28.500 tentara di Korea Selatan untuk melindunginya dari Korea Utara, tetangganya yang bersenjata nuklir.
Amerika Serikat dan Korea Selatan telah lama melakukan latihan bersama, yang membuat marah Korea Utara, yang menganggapnya sebagai latihan untuk invasi dan sering melakukan uji coba senjata sebagai pembalasan.
Biden juga telah membina hubungan antara AS, Korea Selatan, dan Jepang sebagai benteng pertahanan melawan Korea Utara dan China yang semakin tegas.
Departemen Luar Negeri AS pada Selasa sempat menggemakan keprihatinan Gedung Putih, dengan Wakil Menteri Luar Negeri Kurt Campbell menyatakan, Washington memiliki harapan dan ekspektasi bahwa setiap perselisihan politik akan diselesaikan secara damai dan sesuai dengan aturan hukum.
“Saya ingin menggarisbawahi bahwa aliansi kami dengan Korea Selatan sangat kuat, dan kami mendukung Korea di masa ketidakpastian mereka,” katanya.
Dalam pernyataan terpisah, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyambut baik keputusan Presiden Yoon Suk Yeol untuk mencabut darurat militer Korea Selatan.
"Kami menyambut baik pernyataan Presiden Yoon bahwa ia akan mencabut perintah yang menyatakan darurat militer sesuai dengan Konstitusi Korea Selatan, setelah Majelis Nasional memberikan suara bulat untuk menolak deklarasi tersebut. Kami terus berharap perselisihan politik dapat diselesaikan secara damai dan sesuai dengan aturan hukum," katanya, dikutip dari AFP.
Yoon telah menjadi sekutu dekat Amerika Serikat, dengan Biden menyambutnya dalam kunjungan kenegaraan tahun lalu dan Korea Selatan pada Maret menjadi tuan rumah KTT demokrasi global, yang merupakan gagasan utama pemerintahan AS yang akan berakhir.
Setelah kemenangan pemilihan Donald Trump pada Pilpres AS 2024 lalu, presiden Korea Selatan juga telah mengucapkan selamat kepada kandidat dari Partai Republik tersebut. Ia pun menyatakan harapan dapat bekerja sama dengan pemerintahan AS yang akan datang.
Pembantu Presiden Korsel Siapkan Aksi Pengunduran Diri MassalPara pembantu senior Presiden Yoon Suk Yeol, termasuk kepala stafnya, siap melakukan pengunduran diri secara massal pada hari Rabu, kata kantor kepresidenan, setelah Majelis Nasional memblokir pernyataan mendadak Yoon tentang darurat militer.
Mereka termasuk Chung Jin-suk, kepala staf kepresidenan; Penasihat Keamanan Nasional Shin Won-sik; dan Sung Tae-yoon, kepala staf kebijakan, serta tujuh pembantu senior lainnya.
Tawaran pengunduran diri itu disampaikan setelah Yoon mengumumkan darurat militer pada Selasa malam, menuduh oposisi memiliki "kekuatan anti-negara" yang melumpuhkan jalannya negara dengan mosi pemakzulan dan rancangan undang-undang anggaran yang dikurangi.
Yoon mencabut darurat militer setelah pemungutan suara bulat oleh Majelis Nasional pada Rabu pagi untuk menuntut presiden mencabutnya.
Desakan Pecat Kepala Pertahanan
Pemimpin partai berkuasa desak Yoon untuk memecat kepala pertahanan terkait kegagalan darurat militer
Pemimpin Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang berkuasa mendesak Presiden Yoon Suk Yeol untuk menjelaskan keputusannya yang menyatakan darurat militer dan memecat Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun atas apa yang disebutnya "situasi bencana."
Han Dong-hoon melontarkan pernyataan tersebut setelah Yoon mencabut darurat militer dalam rapat Kabinet Rabu pagi setelah Majelis Nasional memberikan suara untuk memblokir dekrit tersebut.
Yoon mengatakan deklarasi darurat militernya ditujukan untuk "memberantas kekuatan anti-negara," menuduh oposisi "melumpuhkan" pemerintah dengan mosi pemakzulan terhadap pejabat publik dan mengurangi anggaran nasional yang diusulkan.
"Sebagai partai yang berkuasa, kami merasa sangat meminta maaf kepada publik atas situasi bencana hari ini," kata Han kepada wartawan di Majelis Nasional.
"Presiden Yoon harus menjelaskan secara langsung situasi bencana ini dan meminta pertanggungjawaban dari mereka yang bertanggung jawab, termasuk pemecatan segera menteri pertahanan yang mengusulkan darurat militer," tambahnya.
Kim, mantan kepala Dinas Keamanan Presiden dan ajudan dekat Yoon, dilantik sebagai menteri pertahanan pada bulan September. Kementerian pertahanan mengonfirmasi bahwa Kim mengusulkan darurat militer kepada Yoon.
Han mengatakan partainya akan bekerja untuk meminimalkan dampak terhadap perekonomian dan diplomasi negara, berjanji untuk menyelidiki situasi secara menyeluruh dan mengambil tindakan yang diperlukan. (Kompas.com/Tribunnews)
Tag: #amerika #lega #presiden #yoon #yeol #akan #cabut #darurat #militer #korea #selatan