

Presiden Yoon Suk-yeol mendeklarasikan darurat militer melalui siaran televisi. (Yonhap)


Kronologi Kekacauan yang Sedang Terjadi di Korea Selatan, Sempat Umumkan Darurat Militer Kemudian Dicabut Lagi
- Negara Korea Selatan (Korsel) tampaknya sedang bergejolak. Bukan karena perang atau ketegangan dengan saudara tuanya, Korea Utara, melainkan karena konflik di internal Korsel sendiri. Pada Selasa (3/12) malam waktu setempat, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol secara sensasional mengumumkan kondisi martial law atau darurat militer di Korsel. Dirinya menuduh oposisi politiknya menumbangkan parlemen dan mencela 'kekuatan pro-Korea Utara, anti-negara' di negaranya. Daily Mail memberitakan, pidato tengah malam yang mengejutkan itu langsung memicu kekacauan di jalan-jalan di Seoul di mana gerombolan warga yang marah bentrok dengan polisi antihuru-hara dan pasukan keamanan di luar Majelis Nasional. Dalam pengumuman yang mengejutkan dunia, militer Korea Selatan menyatakan bahwa di bawah darurat militer, parlemen dan pertemuan politik lainnya yang dapat menyebabkan 'kebingungan sosial' akan ditangguhkan dan siapa pun yang melanggar peraturan dapat ditangkap tanpa surat perintah. Yoon sendiri bersumpah untuk melindungi Republik Korea yang bebas dari ancaman kekuatan komunis Korea Utara, membasmi kekuatan anti-negara pro-Korea Utara yang tercela yang merampok kebahagiaan rakyat kita dan melindungi tatanan konstitusional.' "Tanpa mempedulikan penghidupan rakyat, partai oposisi telah melumpuhkan pemerintahan hanya demi pemakzulan, penyelidikan khusus, dan melindungi pemimpin mereka dari keadilan. Melalui darurat militer ini, saya akan membangun kembali dan melindungi Republik Korea yang bebas, yang sedang jatuh ke dalam jurang kehancuran nasional," katanya dalam pidatonya. Namun, pidato tersebut langsung memicu luapan amarah saat warga yang tidak puas berbaris menuju gedung parlemen ibu kota. Saat protes berlangsung hingga malam, helikopter militer dikerahkan di atas gedung parlemen, dan beberapa terlihat mendarat di dalam halaman gedung Majelis Nasional. Juru bicara parlemen kemudian menyatakan undang-undang itu tidak sah karena para anggota parlemen memilih untuk memblokirnya dengan dukungan bulat dari 190 anggota yang hadir. Namun, militer Korea Selatan mengatakan akan mempertahankan darurat militer sampai darurat militer dicabut oleh Yoon sendiri. Kabinet Yoon menyetujui usulan untuk menghentikan penerapan darurat militer tersebut pada 4:30 pagi (2.30 WIB), sekitar enam jam setelah kepala negara Korsel itu membuat pernyataan darurat yang mengejutkan dengan menuduh oposisi negara tersebut melumpuhkan pemerintah melalui aktivitas anti-negara. Kepala Staf Gabungan mengatakan bahwa pasukan yang dikerahkan untuk melaksanakan darurat militer telah kembali ke pangkalan, sebagai sebuah langkah untuk mengembalikan keadaan normal. Adapun setelah pencabutan darurat militer, anggota blok oposisi meningkatkan kritik terhadap Yoon dengan beberapa di antaranya bahkan mengancam akan mengajukan mosi untuk memakzulkan presiden. Diketahui, sejak menjabat pada tahun 2022, Yoon telah berjuang untuk mendorong agendanya melawan parlemen yang dikuasai oposisi, sehingga menimbulkan kecurigaan bahwa penerapan darurat militer secara tiba-tiba merupakan taktik politik untuk menjalankan kekuasaan yang lebih besar. Popularitasnya juga menurun akhir-akhir ini di tengah berbagai skandal di lingkaran dalamnya, dengan pihak oposisi berusaha memakzulkan anggota kabinet atas kegagalan menyelidiki istri Yoon atas tuduhan korupsi dan penyalahgunaan pengaruh kekuasaan. Keputusan ini merupakan kejutan besar bagi negara Asia yang berpihak pada Barat dengan penduduk lebih dari 50 juta jiwa ini, yang meskipun ketegangan dengan musuhnya di Utara meningkat, tidak terlibat dalam perang aktif dan tidak mengalami serangan di wilayahnya.
Editor: Estu Suryowati
Tag: #kronologi #kekacauan #yang #sedang #terjadi #korea #selatan #sempat #umumkan #darurat #militer #kemudian #dicabut #lagi