Usai Israel Bertitah, AS dan Uni Eropa Buru-buru Perketat Sanksi ke Iran
Serangan Iran menargetkan situs militer Israel, termasuk Pangkalan Udara di Nevatim.
Serangan tersebut adalah balasan atas serangan udara Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada Senin (1/4/2024), yang menewaskan tujuh anggota Garda Revolusi Iran (IRGC) termasuk jenderal top, Brigjen Mohammad Reza Zahedi.
Dalam serangan itu, Israel mendapat perlindungan dari AS, Inggris, Prancis, dan Yordania yang menghalau serangan rudal dan drone Iran sebelum mendarat di Israel.
Setelah diserang Iran, pejabat Israel mulai melobi sejumlah negara untuk menjatuhi sanksi yang lebih ketat ke Iran.
AS dan Eropa Jatuhi Sanksi ke Iran
Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, mengatakan AS akan menjatuhkan sanksi baru yang menargetkan program rudal dan drone Iran dalam beberapa hari mendatang.
"Sanksi ini sebagai tanggapan atas serangan Iran terhadap Israel," kata Jake Sullivan, Selasa (16/4/2024) malam.
"Sanksi tersebut juga akan mencakup entitas yang mendukung Garda Revolusi dan Kementerian Pertahanan Iran," tambahnya.
Ia berharap sekutu AS akan mengikut jejaknya.
Sementara itu, AS berkomitmen untuk memperkuat pertahanannya di Timur Tengah untuk melemahkan kemampuan Iran.
"Sanksi baru ini, selain tindakan lainnya, akan terus memberikan tekanan pada Iran untuk menahan dan melemahkan kemampuan militernya," lanjutnya, dikutip dari Al Jazeera.
Sejauh ini, AS telah menjatuhkan sanksi terhadap lebih dari 600 individu dan entitas yang terkait dengan Iran.
Jake Sullivan mengatakan AS tidak akan ragu untuk terus mengambil tindakan bersama sekutu dan mitra di seluruh dunia untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah Iran atas tindakan yang mengganggu stabilitas.
Pernyataan AS muncul saat Uni Eropa juga bersiap untuk memperketat sanksi terhadap Iran.
"Uni Eropa bermaksud untuk memperluas cakupan sanksi yang sebelumnya dikenakan terhadap Iran, setelah serangan yang dilancarkan ke Israel Sabtu malam," kata Pejabat urusan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, Selasa (16/4/2024) malam.
"Idenya adalah untuk memperluas sanksi terhadap rezim Iran terkait serangan ke Israel," lanjutnya, dikutip dari France24.
Israel Melobi 32 Negara, Minta Jatuhi Sanksi ke Iran
Kementerian luar negeri Israel telah menyerukan agar sanksi internasional terhadap Iran diperketat, menyusul serangan balasan Iran terhadap Israel pada Sabtu lalu.
"Kami telah menghubungi 32 negara dan berbicara dengan mereka, menyerukan untuk memberikan sanksi terhadap proyek rudal Iran dan menyatakan Garda Revolusi Iran (IRGC) sebagai organisasi teror, sebagai cara untuk menghentikan dan melemahkan Iran," kata Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, Selasa (16/4/2024) malam di media sosial X.
“Kita harus menghentikan Iran sekarang, sebelum terlambat,” lanjutnya.
Selain respons militer terhadap penembakan rudal dan drone oleh Iran, dia akan memimpin serangan diplomatik terhadap Iran.
Hubungan Israel dan Iran
Hubungan Israel dan Iran memburuk setelah revolusi Iran pada tahun 1979 yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomenei.
Revolusi tersebut menumbangkan kekuasaan Syah (Raja) Iran, Mohammad Reza Shah Pahlavi, yang merupakan sekutu Amerika Serikat (AS) dan mitra Israel.
Setelah Iran menerapkan kebijakan anti-Israel, Israel menuduh Iran mendanai front perlawanan seperti Hamas, Jihad Islam Palestina (PIJ), Hizbullah, Houthi di Yaman, kelompok perlawanan Irak, Lebanon, dan Suriah untuk melawan Israel, sebuah tuduhan yang dibantah Iran.
Ketegangan Iran dan Israel baru-baru ini terjadi di tengah perang Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza setelah operasi Banjir Al-Aqsa yang diluncurkan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi 33.843 jiwa dan 76.575 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (17/4/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Xinhua News.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Tag: #usai #israel #bertitah #eropa #buru #buru #perketat #sanksi #iran