Anak Gaza: Tak Ada Perayaan Idul Fitri di Gaza, Bagaimana Kami Rayakan Id Saat Orang Tua Kami Tiada?
Rumah-rumah hancur, banyak korban jiwa, dan orang terluka harus dirawat di rumah sakit, dan sebagian besar hidup dalam pengungsian di Rafah.
Dalam sebuah video yang dibagikan oleh jurnalis Dua’a Tuaima, seorang gadis Palestina mengungkapkan keputusasaannya terkait perayaan Idul Fitri.
Di tengah serangan Israel selama enam bulan yang sedang berlangsung di Gaza.
Kata-kata gadis itu menggarisbawahi dampak konflik yang menimpa anak-anak Gaza, mempertanyakan bagaimana mereka yang kehilangan anggota keluarga atau menderita luka-luka akan merayakan hari raya tersebut.
"Tak ada yang perlu dipersiapkan, tidak ada pakaian (baru yang biasa dipakai saat lebaran), tidak ada kegembiraan" kata anak Palestina tersebut.
"Orang-orang berkata, tidak ada perayaan Iedul Fitri. Bagaimana kita merayakan Eid, Kami di sini di rumah sakit, tidak ada dekorasi rumah, tidak ada mainan, tidak ada baju (baru), tidak ada apapun" tambahnya.
Dulu saat bisa berlebaran di Rumah, itu menyenangkan.
"Kami bisa bermain, kami bisa merayakan".
"Sekarang banyak anak-anak yatim, anak-anak yatim yang keluarganya terbunuh, sebagian terluka, bagaimana mereka merayakan Ied bersama dengan orang-orang tercinta yang sudah meninggal?"
"Atau anak-anak yang kehilangan kakinya, bagaimana mereka bisa bergerak? Bagaimana mereka merayakan Ied. Ini sangat menyedihkan, bagaimana mereka bisa merayakan Ied?"
Idul Fitri dengan Berbagai Batasan
Umat Islam di Gaza Merayakan Idul Fitri dengan berbagai batasan.
Di tengah reruntuhan dan kabar duka, warga Gaza berusaha tetap menikmati Idul Fitri. Semangat berbagi terus dijaga.
Warga Palestina di Gaza berusaha merayakan Idul Fitri di tengah kehancuran dan berita duka akibat serangan Israel ke Gaza.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas meminta warganya membatasi perayaan Idul Fitri hanya pada ritual keagamaan saja.
Pasalnya, kondisi sulit yang saat ini dialami masyarakat Palestina.
Di Riyadh, Arab Saudi, Raja Salman menekankan perlunya menghentikan serangan terhadap rakyat Palestina.
Meski dengan segala keterbatasan, warga Palestina tetap menjaga semangat berbagi.
Sejumlah ibu-ibu di pengungsian masih memasak dan membuat kue tradisional untuk dibagikan kepada tetangganya.
Menjelang Idul Fitri, warga Palestina turun ke jalan di Gaza sambil melantunkan takbir dan mengagungkan nama Allah.
Seperti dilansir Al-Jazeera, mereka merayakan Idul Fitri setelah sebulan berpuasa di tengah serangan Israel, pada Rabu (10/4/2024).
Menjelang Idul Fitri, anak-anak berbaris mengikuti seruan takbir melewati jalan yang membelah puing-puing dan reruntuhan kota.
Suasananya gelap tanpa penerangan sama sekali.
Di hari terakhir puasa, warga Gaza berusaha mempersiapkan Idul Fitri dengan memadati pasar dan kios darurat.
Permen, kacang-kacangan, kurma, buah-buahan dan sayur-sayuran, serta makanan ringan dijual pedagang kaki lima di tengah reruntuhan dan puing-puing bangunan.
Kota-kota di Gaza hancur.
Persediaan makanan langka karena terbatasnya pasokan setelah wilayah itu dikepung Israel selama enam bulan.
Meski memiliki berbagai keterbatasan, sekelompok ibu-ibu pengungsi di Deir el-Balah berinisiatif membuat kue tradisional di tenda mereka.
Kue-kue tersebut kemudian dibagikan kepada pengungsi lainnya untuk merayakan hari pertama Idul Fitri.
Umm Hassan Al Massri (65), misalnya, memasak somakia untuk dibagikan kepada tetangganya di Deir el-Balah.
Somakia merupakan makanan tradisional yang biasa dimasak warga Gaza pada hari terakhir Ramadhan dan dikonsumsi pada hari pertama Idul Fitri.
“Saya biasa memasak somakia setiap Idul Fitri, dan akan terus melakukannya, namun tanpa daging karena harga daging sekarang terlalu mahal,” kata Al Massri kepada media Uni Emirat Arab, The National.
Berbagi makanan manis merupakan tradisi perayaan Idul Fitri di Timur Tengah.
Perayaan Idul Fitri dimulai pada malam sebelumnya, dilanjutkan dengan salat Idul Fitri pada pagi hari.
Mereka kemudian melanjutkan kemeriahan dengan berkumpul bersama teman dan keluarga untuk menyantap makanan manis dan bertukar bingkisan.
Hanneen Hinawi (35), pengungsi asal Gaza yang kini tinggal di tenda di Rafah, mengatakan perayaan Idul Fitri tahun ini bagi keluarganya akan sangat sederhana.
Tidak akan ada baju baru dan tidak ada hadiah untuk anak-anaknya.
Biasanya, warga Gaza akan membelikan anaknya baju baru, coklat, dan makanan ringan untuk Idul Fitri.
Namun tahun ini tidak ada baju baru atau coklat.
Anak-anak Hinawi memahami bahwa ini adalah masa-masa sulit dan mereka menerima perayaan Idul Fitri secara sederhana.
“Saya membelikan mereka biskuit Idul Fitri hanya karena mereka suka dan ingin menyantapnya di hari pertama setelah Ramadhan, seperti yang selalu mereka lakukan,” kata Hinawi.
Tahun ini, perayaan Idul Fitri di Gaza dibayangi oleh serangan Israel yang terus berlanjut.
Menurut otoritas Palestina, serangan Israel di Gaza telah menewaskan sekitar 33.360 orang dan melukai 75.993 lainnya.
Rumah tersebut dibom oleh tentara Israel, di kawasan al-Zawaida di sebuah kamp pengungsi di Gaza tengah.
Sebelumnya diberitakan, serangan ini menewaskan sedikitnya 10 warga Palestina, termasuk empat anak-anak.
Batasi perayaan
Presiden Palestina Mahmoud Abbas meminta warganya membatasi perayaan Idul Fitri hanya pada ritual keagamaan saja.
Pasalnya, kondisi sulit yang saat ini dialami masyarakat Palestina. Kesulitan tersebut, kata Abbas seperti dikutip media Palestina, Wafa, terjadi akibat serangan otoritas pendudukan Israel di Gaza yang masih terus berlangsung.
Dalam pernyataannya, Abbas mendoakan kesembuhan warga yang terluka di seluruh Palestina dan Gaza.
Ia pun berdoa agar para tahanan segera dibebaskan.
Abbas berharap pada Idul Fitri mendatang, rakyat Palestina bisa mencapai kebebasan dan kemerdekaannya dalam sebuah negara berdaulat dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Ia juga berharap para pengungsi Gaza sudah bisa kembali ke rumah masing-masing pada perayaan tahun depan.
Dengan penderitaan yang terjadi di Gaza, banyak umat Islam Australia yang merayakan Idul Fitri dengan penuh kesedihan.
Di Riyadh, Arab Saudi, Raja Salman menekankan perlunya menghentikan serangan terhadap rakyat Palestina.
Dalam pidato Idul Fitri yang dikutip The Arab News, ia juga menyerukan penyediaan koridor kemanusiaan yang aman.
Raja Salman juga menyerukan diakhirinya penderitaan rakyat Palestina dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperoleh seluruh hak sah mereka, termasuk pembentukan negara merdeka dan hidup damai.
(Sumber: Youtube Middle East Eye, Kompas.com)
Tag: #anak #gaza #perayaan #idul #fitri #gaza #bagaimana #kami #rayakan #saat #orang #kami #tiada