Netanyahu Ngaku Sudah Tentukan Tanggal Invasi Rafah, AS: Kami Tak Diberitahu Israel
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membuat pernyataan saat Presiden AS mendengarkan sebelum pertemuan di Tel Aviv pada 18 Oktober 2023.-- Netanyahu sebut Israel sudah tentukan tanggal invasi Rafah tanpa memberitahu AS. 
07:40
9 April 2024

Netanyahu Ngaku Sudah Tentukan Tanggal Invasi Rafah, AS: Kami Tak Diberitahu Israel

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan tanggal invasi Israel ke Rafah, Jalur Gaza selatan, telah ditetapkan.

Namun, Netanyahu tidak mengungkap tanggal tersebut.

Pernyataan ini muncul saat perundingan negosiasi antara perwakilan Israel dan Hamas memasuki putaran baru di Kairo.

"Hari ini saya menerima laporan rinci tentang perundingan di Kairo, dan kami bekerja tanpa lelah untuk mencapai tujuan kami, yang paling utama adalah pembebasan semua sandera kami dan mencapai kemenangan penuh atas Hamas," kata Netanyahu dalam konferensi pers, Senin (8/4/2024) malam.

"Kemenangan ini mengharuskan kita memasuki Rafah dan melenyapkan brigade Hamas di sana. Ini akan terjadi. Tanggalnya telah ditentukan," lanjutnya, dikutip dari Al Arabiya.

Sebelumnya, Israel telah menggempur Jalur Gaza utara, tengah, hingga Khan Yunis di Jalur Gaza selatan dengan dalih untuk menargetkan Hamas.

AS Tidak Mengetahui Tanggal Invasi Israel ke Rafah

Mengomentari pengumuman ini, juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Matthew Miller, mengatakan AS belum diberitahu mengenai tanggal invasi Israel ke Rafah, setelah Netanyahu mengkonfirmasi tanggal tersebut telah ditetapkan.

Matthew Miller menegaskan AS, yang merupakan sekutu utama Israel, tidak ingin melihat invasi besar-besaran Israel ke Rafah yang menjadi tempat perlindungan terakhir bagi 1,4 juta pengungsi Palestina di Jalur Gaza.

Selain itu, Departemen Luar Negeri AS mengatakan mereka mendukung upaya pemulangan pengungsi Palestina dari Rafah ke Jalur Gaza utara.

Sebelumnya, juru bicara Gedung Putih, John Kirby, mengatakan tidak ada bukti bahwa operasi darat besar-besaran Israel di Rafah akan segera terjadi.

"Belum ada tanggal spesifik untuk diskusi baru dengan Israel mengenai operasi Rafah," kata John Kirby, Senin.

Ia mengatakan Hamas saat ini sedang mempelajari proposal baru dan memikul tanggung jawab untuk mengambil keputusan terkait gencatan senjata, setelah para perunding mengajukan tawaran kepadanya.

Sumber terkemuka di Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) mengatakan posisi Israel dalam negosiasi kesepakatan pertukaran masih menimbulkan hambatan untuk mencapai kesepakatan, seperti diberitakan Al Jazeera.

Israel Tarik Pasukan di Khan Yunis untuk Menginvasi Rafah

Pada Minggu (7/4/2024), juru bicara militer Israel mengatakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah menarik seluruh pasukan darat dari Khan Yunis, Jalur Gaza selatan, kecuali satu batalion.

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan penarikan ini dilakukan dalam rangka persiapan operasi darat di kota Rafah.

Surat kabar Israel, Maariv, membenarkan masih ada satu brigade tentara Israel masih berada di dalam Gaza untuk mencegah kembalinya warga Palestina ke Jalur Gaza utara.

Media Israel menyebut penarikan Divisi 98 dari Khan Yunis dilakukan dalam rangka persiapan operasi di Rafah.

Surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, mengutip sumber-sumber di tentara Israel, mengatakan alasan penarikan IDF dari Khan Yunis adalah untuk menyediakan tempat bagi para pengungsi yang akan diminta untuk meninggalkan Rafah.

Jumlah Korban

Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi 33.175 jiwa dan 75.886 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (7/4/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Xinhua News.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).

Israel memperkirakan, ada kurang lebih 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, ada lebih dari 8.000 warga Palestina yang berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Editor: Nuryanti

Tag:  #netanyahu #ngaku #sudah #tentukan #tanggal #invasi #rafah #kami #diberitahu #israel

KOMENTAR