Terduga Mata-mata Israel yang Ditangkap di Malaysia, Dilaporkan Hidup Mewah di Hotel Bintang Lima
Ilustrasi pemandangan kota Kuala Lumpur, Malaysia. Pria Israel yang dicurigai sebagai mata-mata, sempat tinggal di hotel bintang 5 dan hidup bermewah-mewah sebelum ditangkap pada 27 Maret lalu. 
11:10
1 April 2024

Terduga Mata-mata Israel yang Ditangkap di Malaysia, Dilaporkan Hidup Mewah di Hotel Bintang Lima

Pria Israel yang dicurigai sebagai mata-mata, yang ditangkap dengan membawa senjata api dan peluru, rupanya sempat menjalani kehidupan mewah di Kuala Lumpur, klaim sumber dilansir The Straits Times.

Tersangka, yang diidentifikasi bernama Shalom Avitan, 36 tahun, diketahui telah memasuki Malaysia pada 12 Maret lalu.

Avitan kemudian menginap di hotel bintang lima di sepanjang Jalan Ampang sebelum ditangkap pada 27 Maret.

Saat ditangkap, Avitan memiliki enam pistol dan 200 peluru.

Pistol-pistol itu di antaranya sebuah Sig Sauer, dua Glock dan sebuah Smith & Wesson.

“Selama berada di sana, tersangka berbelanja di toko-toko mewah di ibu kota. Dia terlihat hidup mewah, makan di restoran bintang lima juga,” kata sumber tersebut.

Ia juga diyakini mengadakan pertemuan dengan beberapa orang di hotel.

Inspektur Jenderal Polisi, Tan Sri Razarudin Husain pada konferensi pers Jumat (29/3/2024) terkait penangkapan pria asal Israel di Kuala Lumpur yang menggunakan paspor Prancis palsu. Inspektur Jenderal Polisi, Tan Sri Razarudin Husain pada konferensi pers Jumat (29/3/2024) terkait penangkapan pria asal Israel di Kuala Lumpur yang menggunakan paspor Prancis palsu. (Dokumen Astro Awani)

Kemudian pada tanggal 30 Maret, Inspektur Jenderal Polisi (IGP) Razarudin Husain mengatakan bahwa sepasang suami istri, berusia 40 dan 42 tahun, ditangkap di bazar Ramadhan di Kuala Selangor sehari sebelumnya.

Pasangan suami istri itu diduga memberikan enam pistol kepada pria Israel tersebut.

Investigasi membuat polisi percaya bahwa senjata tersebut diperoleh dari negara tetangga sebelum dibeli oleh pria Israel menggunakan mata uang kripto.

Pasangan itu juga kedapatan membawa senjata api.

IGP mengatakan bahwa selama interogasi, Avitan mengatakan kepada polisi bahwa dia datang ke Malaysia untuk membunuh sesama warga Israel karena perselisihan keluarga.

Namun polisi tidak menutup kemungkinan dia adalah agen intelijen asing.

Media Israel Sebut Avitan adalah Mafia

Sementara itu pada hari Sabtu (30/3/2024), surat kabar Times of Israel melaporkan bahwa beberapa outlet berita Ibrani telah mengidentifikasi pria tersebut sebagai rekan Musli bersaudara, sebuah keluarga mafia Israel.

The Times mengutip situs berita Mako yang melaporkan bahwa tersangka dalam perjalanan untuk membunuh Eran Haya, kepala keluarga kriminal saingannya.

Malaysia, negara mayoritas Muslim, tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Israel, dilansir BenarNews.com.

Warga negara Israel dilarang mengunjungi Malaysia kecuali mereka mendapat izin khusus dari Kementerian Dalam Negeri.

Avitan dilaporkan memakai paspor Prancis untuk dapat masuk ke Malaysia.

Pada bulan Desember, Malaysia juga memberlakukan larangan berlabuh pada kapal-kapal milik Israel untuk memasuki Malaysia setelah invasi darat Israel ke Gaza.

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim terang-terangan menyatakan dukungan untuk Palestina dan menentang Israel sejak perang meletus pada 7 Oktober 2023.

Dalam kunjungannya baru-baru ini ke Jerman, Anwar mengkritik kemunafikan negara-negara Barat dalam menangani konflik di Timur Tengah.

Pada akhir Oktober 2023, Anwar menolak menyebut Hamas sebagai kelompok teroris meskipun AS meminta Malaysia mengubah pendiriannya.

“Karena keengganan kami untuk menyebut Hamas sebagai organisasi teroris dan menganggap Hamas sebagai teroris, saya menerima informasi bahwa Kementerian Luar Negeri menerima 'démarche', atau protes diplomatik, dari Kedutaan Besar AS sebanyak dua kali, pertama pada 13 Oktober dan kedua pada 13 30 Oktober,” kata Anwar kepada Parlemen sehari setelah protes diplomatik kedua.

“Malaysia tidak akan mengubah pendiriannya, terutama keengganan kami untuk menganggap Hamas sebagai kelompok teroris."

"Malaysia mempertahankan posisi independennya.”

Anwar mengatakan sikap tersebut didasarkan pada alasan kemanusiaan karena Malaysia memandang pendudukan Israel di Gaza sebagai tindakan ilegal menurut hukum dan norma internasional.

“Konflik ini tidak dimulai sebulan yang lalu; sudah berlangsung puluhan tahun, sejak tahun 1998,” ujarnya saat itu.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Editor: Bobby Wiratama

Tag:  #terduga #mata #mata #israel #yang #ditangkap #malaysia #dilaporkan #hidup #mewah #hotel #bintang #lima

KOMENTAR