Zelensky 'Menunggu Godot', Serdadu Ukraina Makin 'Sekarat' Hadapi Bom Rusia yang Tak Habis-habis
Tank Ukraina bertempur di garis depan Donbass, timur Ukraina 
06:50
1 April 2024

Zelensky 'Menunggu Godot', Serdadu Ukraina Makin 'Sekarat' Hadapi Bom Rusia yang Tak Habis-habis

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberikan tanda bahwa bantuan senjata Barat sangat diperlukan untuk melindungi diri dari serangan Rusia.

Menanti bantuan senjata dari Amerika Serikat bagai 'menunggu godot', istilah untuk penantian yang tidak kunjung berakhir.

Presiden AS di pengujung tahun lalu menjanjikan paket bantuan sebesar 60 miliar dolar AS, akan tetapi bantuan tersebut dijegal oleh DPR dan hingga kini bantuan tersebut hanya tinggal janji.

Akibatnya, pasukan Ukraina berperang dengan senjata yang sangat terbatas dan pemberiannya dijatah.

Mereka harus melawan tentara Vladimir Putin yang memiliki jumlah pasukan enam kali lipat dan senjata yang bisa dibilang tak terbatas. "Bom mereka tidak habis-habis."

"Kami telah mengirimkan semua sinyal yang diperlukan kepada mitra kami, semua permintaan spesifik kepada semua orang yang memiliki sistem pertahanan udara yang kami butuhkan, kepada semua orang yang memiliki rudal yang kami butuhkan. Amerika, Eropa, dan mitra kami yang lain, semua orang tahu apa yang kami butuhkan dan betapa pentingnya membantu kami mempertahankan diri dari serangan-serangan ini pada saat ini," kata Zelensky dikutip dari Ukrainska Pravda, Minggu (1/4/2024) pagi.

Zelensky menyatakan bahwa selama Ukraina tidak memiliki kepastian bahwa mereka dapat mengandalkan dukungan terus-menerus dari AS.

"Kami akan tetap berada di posisi kami sekarang di Timur. Angkatan Bersenjata Ukraina mampu melakukan operasi ofensif terbatas tetapi "untuk mengusir (mereka Rusia), kita memerlukan lebih banyak senjata,".

Zelensky menekankan bahwa karena argumen internal di Kongres, “kita kehilangan waktu setengah tahun”. “Kita tidak bisa membuang waktu lagi. Ukraina tidak bisa menjadi isu politik antar partai,” tambahnya.

Presiden Ukraina percaya bahwa mereka yang mengkritik bantuan untuk Ukraina tidak memahami apa yang dipertaruhkan dalam perang skala penuh, karena "Jika Ukraina jatuh, Putin akan membagi dunia" menjadi teman dan musuh Rusia.

Ditanya tentang kebijakan AS terkait perang di Ukraina, Zelenskyy menjawab, menurutnya, "Biden berhati-hati" terhadap serangan nuklir dari Rusia. Pada saat yang sama, Zelenskyy tidak yakin Putin akan melakukan hal ini.

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada hari Kamis mendesak Ketua DPR AS Mike Johnson untuk membantu memberikan bantuan militer “penting” ke Kyiv setelah peningkatan serangan Rusia baru-baru ini.

Paket dukungan senilai 60 miliar dolar AS telah terhenti di Kongres AS sejak tahun lalu, sehingga menunda pengiriman senjata dan amunisi penting kepada pasukan Ukraina di garis depan.

“Saya memberi pengarahan kepada Ketua Johnson mengenai situasi di medan perang, khususnya peningkatan dramatis teror udara Rusia,” kata Zelensky kepada Johnson saat melakukan panggilan telepon pada hari Kamis pekan lalu.

“Dalam situasi ini, pengiriman cepat bantuan AS ke Ukraina oleh Kongres sangatlah penting,” katanya dalam pembacaan percakapan telepon yang diposting di Telegram.

Namun pertemuan tersebut dikabarkan mentok karena Mike Johnson meminta kepada Zelensky, kalau AS mencairkan bantuan tersebut bukan sabagai pemberian cuma-cuma, akan tetapi sebagai utang yang harus dibayar.

Rusia dalam beberapa hari terakhir semakin garang, mereka membumihanguskan tanah Ukraina di Donbass dengan ribuan bom peluncur.

Sementara fasilitas-fasilitas penting lainnya seperti pembangkit energi Ukraina dihancurkan dengan rudal-ruda berpresisi tinggi hingga menyebabkan jutaan warga Ukraina kini hidup tanpa penerangan listrik.

Puncak serangan dilakukan pada Jumat (29/3/2024) lalu ketika Kremlin melancarkan serangan besar-besaran, dan dianggap sebagai yang paling besar terhadap infrastruktur energi Ukraina selama dua tahun invasi.

Berdasarka laporan dari militernya, Zelensky menyatakan bahwa senjata yang dijatuhkan pasukan Putin tersebut lebih dari seribu, pada minggu lalu. Senjata tersebut terdiri dari 190 rudal, 140 drone dan 700 bom udara berpemandu.

Dipastikan, ribuan tentara Ukraina tewas dalam peperangan tersebut, sementara wilayah merekapun semakin digerogoti.

Ilustrasi tank M1 Abram buatan AS yang disumbangkan ke Ukraina Ilustrasi tank M1 Abram buatan AS yang disumbangkan ke Ukraina (Kementerian Pertahanan Ukraina)

Serangan tersebut mengakibatkan pemadaman listrik di lebih dari satu juta rumah dan mematikan pembangkit listrik tenaga air terbesar di negara tersebut.

Moskow telah mendapatkan kembali inisiatif di medan perang. Bulan lalu pasukannya berhasil merebut wilayah signifikan pertama mereka dalam sembilan bulan dengan merebut Avdiivka, sebuah kota garis depan yang dekat dengan kubu Donetsk yang dikuasai Rusia.

Media Ukraina, Strana menyebutkan, di dekat Avdeevka, pasukan Rusia mengambil alih sejumlah wilayah.

Analis militer Bild Julian Röpke bahwa pasukan Rusia di beberapa tempat menerobos garis pertahanan Ukraina di sebelah barat Avdiivka di sepanjang garis desa Berdychi - Semyonovka - Orlovka - Tonenkoye.

Pertempuran kini terjadi di desa Berdychi dan Semyonovka, namun menurut Röpke, sebagian desa tersebut sudah dikuasai oleh Federasi Rusia.

Presiden Volodymyr Zelensky 77 Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky

“Jika Semyonovka jatuh, hal itu tidak akan memberikan keuntungan mendasar bagi Rusia. Namun mereka tidak akan bisa mencapai wilayah yang dihuni dalam jangka waktu yang lama sebelum mereka kembali menghadapi perlawanan Ukraina dalam pembangunan apa pun, pusat logistik, dan lain-lain.” – tulis analis.

Jika Berdychi dan Semenovka direbut, wilayah seluas 3-5 kilometer ke desa Umansky dan Novopokrovsky terbuka di hadapan Federasi Rusia, yang “dapat menjadi ruang operasional Angkatan Bersenjata Rusia.”

Pakar militer Bild melaporkan bahwa sebelumnya Rusia telah merebut desa Tonenkoye dan Orlovka, sebelah barat Avdiivka.

Rusia Gunakan Platform Robot

Sementara dalam peperangan tersebut, Rusia sudah mengandalkan platform robot berbasis darat dengan peluncur granat otomatis AGS-17.

Brigade ke-47 Ukraina melaporkan, penyerangan dengan platform ini digunakan di wilayah Avdeevsky.

“Penjajah mulai menggunakan platform robotik darat dengan peluncur granat otomatis AGS-17. Keduanya dihancurkan dengan bantuan drone FPV dari kompi penyerang UAV dari brigade mekanis terpisah ke-47 ke arah Avdiivka,” demikian isi pesan tersebut.

Sejauh ini, kata Brigade ke-47, jarang sekali ada orang Rusia yang menggunakan peralatan semacam itu.

Sedangkan publik militer Rusia sudah membahas serangan robot drone terlacak ke arah Avdeevsky.

Menurut pengamat, kendaraan penyerangan semacam itu digunakan di garis depan untuk pertama kalinya. Ini terjadi di Berdychi.

Rusia mengklaim bahwa robot tersebut mampu menekan posisi Angkatan Bersenjata Ukraina dengan menembakkan granat ke arah mereka dari peluncur granat AGS-17 yang terpasang.

Dinyatakan bahwa ini adalah percobaan penggunaan drone penyerang darat di pangkalan terlacak ini.

Sebelumnya, perwira militer Ukraina dan spesialis drone Sergei “Flash” Beskrestnov melaporkan bahwa dalam enam bulan hingga satu tahun, kedua pihak yang berperang di Ukraina akan mulai memproduksi FPV yang cukup untuk menghancurkan setiap tentara.

Perang di Ukraina kini memasuki hari ke-766. Kami mengikuti berita terkini dan peristiwa penting pada 30 Maret 2024, diperbarui secara online. (Strana/Pravda/Bild/Washington Post)

Peta pertempuran Rusia-Ukraina, pasukan Rusia terus menggerogoti wilayah Ukraina Peta pertempuran Rusia-Ukraina, pasukan Rusia terus menggerogoti wilayah UKraina

Tag:  #zelensky #menunggu #godot #serdadu #ukraina #makin #sekarat #hadapi #rusia #yang #habis #habis

KOMENTAR